***
Di padatnya lautan manusia yang berbondong-bondong untuk mengisi perut mereka, 5 sekawan yang juga diantaranya hanya berjalan dengan begitu santainya.
Bahkan ketika manusia-manusia lain hectic dimana mereka akan duduk di ruangan yang berbau berbagai jenis masakan ini, Alana dan teman-temannya hanya perlu menuju satu titik dimana biasanya mereka menghabiskan waktu istirahatnya.
Tak akan ada yang berani menduduki 'markas' mereka. Entah apa alasannya, namun itu sedikit menguntungkan bagi mereka berlima.
"Gue baso. Minumnya teh anget tawar." kata Alana mendahului mereka--setelah ia mendudukkan dirinya.
"Gue samain kayak Al." sambung Regan sembari duduk dihadapan Alana.
"Ngikut mulu lo!"
"Suka-suka gue!"
"Cih!" Alana mendelik.
"Gue pengen siomay ah." kata Radit ikut mengajukan pernyataan.
"Kalo gue mie ayam pake baso, minumnya nutrisari. Beuh mantapp!!"
"Maruk banget lo, Javiluss?!"
"Bodo! -Elo apa, Daff?"
"Gue es teh manis aja."
"Makannya?" tanya Javar.
"Gak dulu."
"Kenapa gak makan? Lagi diet?" Alana menatap sepasang mata tajam Daffa.
"Gak pengen aja, Al."
"Harus pengen. Paksain!"
"Entar aja di rumah.."
"Gue ngambek nih?" Alana mulai merajuk.
"Al?"
"Makan gak?!"
Daffa menghela napas. "Fine. Samain kayak Alana."
"Sipp. Emang cuma Alana pawangnya mereka berdua. Apalagi si Daffa, ya 'kan?" Javar bertanya kepada Radit. Sedangkan yang ditanya tak berusaha untuk menjawabnya.
"Ya udah." Regan mengakhiri sesi tanya menu.
Lantas semuanya saling melirik satu sama lain tanpa ada satu orang pun yang berinisiatif untuk berdiri.
"Jadi? Siapa yang mau order?" tanya Alana.
Semua yang berada di satu meja itu serempak menoleh ke arah Javar.
"Apa?! Gue jadi babu lo semua lagi?!"
"Ngegas amat, pak!"
"Ck. Lo aja kenapa sih?! Gue mager hari ini.." katanya.
Namun tak ada satupun dari mereka yang mengindahkan ucapannya.
"Ya udah! DENGAN BERAT HATI!" Javar berdiri dan meninggalkan meja itu. Sedangkan yang lainnya kembali pada aktivitas masing-masing.
Tidak tahu diri memang lima sekawan ini.
Lima menit kemudian, makanan mereka tersaji diatas meja.
"Yaahhh ada bawangnya.." Alana merengut.
"Lo lupa kalo Alana gak suka bawang, Jav?" tanya Daffa serius..
"Gue lupa, Princess. Sorry."
"Ya udah. Ada seksi kebersihan kok disini." ujar Alana menatap Regan yang ada dihadapannya.
"Gue maksud lo?" Regan sama melirik. Namun tangannya fokus pada mangkuk bakso yang ada di hadapannya.
"Nih! Tanpa lo suruh juga gue peka. Baik banget emang gue.." kata Regan menyodorkan semangkuk bakso. Tak lupa sifat narsisnya ikut keluar juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALANA [LENGKAP]
Short StoryCover by: pinterest ( @itrsnn_) ALANA MACKENZIE. Ia tidak dingin, namun juga tidak ramah. Begitu kira-kira pemikiran setiap manusia yang melihatnya. Ia hidup dengan ibu tunggal. Namun bukan berarti kekurangan kasih sayang. Ia juga mempunyai 4 sahaba...