A8

2 2 1
                                    

***

WARNING!!🔞🔞

YANG TIDAK BERKENAN MEMBACA, SILAHKAN CLOSE.
OKE TERIMAKASIH.

***

"Daffaaaa...?!!" seru Alana, saat presensi Daffa dan yang lainnya ada disini.

"Sini pelukkkk.." kata Alana lagi.

"Gue juga mau peluk, Al.." Javar menyahut dibelakang Daffa.

"Lawan gue dulu sini!" Regan yang berkomentar.

"Hilihhh bucin!"

Lantas Daffa benar-benar memeluk Alana dengan erat.

"Are u okay?"

"I'm okay.." tapi pada kenyataannya, air matanya malah meluncur bebas.

"Loh loh, kok nangis..?"

Tangis Alana semakin pecah kala Daffa bertanya. Ia juga mencengkram kuat seragam putih Daffa.

"Al, you okay?" Kini Regan yang bertanya. Sedangkan Radit dan Javar hanya mengamati saja.

Sadar mengapa ia tiba-tiba menangis, Alana melepaskan rengkuhannya. "Gue gak papa. Cuma keinget film semalem aja." katanya berdalih.

Namun meski Alana tak menjawab dengan sejujurnya, setidaknya ia lega karena bisa menangis dipelukan Daffa. Baginya Daffa adalah sosok kakak yang dengan hadirnya saja sudah menenangkan.

Meski ia terkenal dingin kepada perempuan, tetapi pada Alana ia selalu menjadi sosok dewasa yang menyenangkan.

"Lah gue kira kenapa.." Regan kembali duduk di sofa single.

"Film apaan dah?" Javar bertanya.

"Film yang lagi booming itu loh, 'Kukira Kau Rumah'. Kan sedih banget tuh."

"Anjir lo nonton film melow-melow itu?"

"Melow-melow pala lo!" Radit melemparkan bantalan sofa ke wajah Javar. "Kalo lo nonton juga gua yakin lo yang paling keras nangis disana. Secara lo 'kan anak mamih!"

"Sialan lo!"

Disaat semua orang mempermasalahkan hal itu, berbeda dengan Daffa yang masih menatap Alana dengan intens.

"Keinget ayah?" Daffa bertanya. Dan Alana mengangguk.

"Yakin cuma karena itu?"

Alana mengangkat wajahnya. "Y-yakin dong.."

"Tapi aku yang gak yakin. Pasti ada sesuatu yang lain."

"Apa, sih?! Gak ada!"

"Alana?"

Alana yang merasa Daffa tahu ada yang disembunyikan, segera mengalihkan perhatian.

"Javar, lo bawa apa itu?" tanya Al ketika sekilas melihat Javar membawa sesuatu.

"Oh iya gue hampir lupa." Javar berdiri dan menghampiri Alana.

"Karena gue tau lo gak suka bunga, jadi gue bawa boucket uang buat lo aja! Nih!"

"Anjayy orang kaya.." Alana berdecak kagum. "Thanks ya? Tau aja lo gue butuh yang seger-seger. Sini peluk!" Alana merentangkan tangannya.

"Woyy apaan tuh peluk-peluk?!" Regan berteriak heboh kalah Javar memeluk Alana.

"Sirik ae lu bapak Regan!" Javar malah semakin mengeratkan pelukannya.

"Cih!! Sirik apaan?!" Regan membuang muka. Namun tak lagi mereka hiraukan.

ALANA [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang