***
Di depan ruang UKS ini, Alana berdiri sembari melipat kedua tangannya. Ia tak sendiri, tentu saja bersama tiga manusia berbeda jenis kelamin dengannya.
"Lama banget, sialan! Bertapa dulu apa gimana?!" ujar Alana untuk yang kesekian kalinya. Sedangkan Daffa hanya terkekeh mendapati Alana yang tak berhenti misuh-misuh sejak tadi.
"Tau tuh! Ngedate dulu kali." sahut Javar.
"Ngedate pala lo!" Radit menempeleng kepala Javar.
"Ya iya! Mana dia bela-belain gak masuk kelas lagi. Demi apa? Demi menjaga adik kelas yang beruntung itu."
"Ya terus apa hubungannya sama ngedate bego?! Gak nyambung amat! Orang abis dibully mana ada ngedate?!"
"Ya Siapa tau 'kan? mereka udah lama kenal. Terus karena ini kedua kalinya Regan nolongin dia, tumbuhlah benih-benih cinta. Ya gak apa-apa dong, judulnya cinta bersemi karena abis dibully!"
"Goblo banget teori lo!"
Alana mendesah pasrah, "bisa diem gak sih, Jav? Gue mual denger lo ngomong terus. Sumpah.." ucap Alana capek sendiri.
"Ya sorry."
"Udah ya? Udah! Mingkem."
Lalu tak lama kemudian Regan keluar dari ruangan persegi itu bersama seseorang yang sedari tadi terus direngkuhnya.
Ah entah mengapa, Alana enggan sekali menyebut namanya.
"Aduhaduhh.. dipeluk terus mbak nya, yak?!" Javar kembali mengoceh.
"Mana sampe gak masuk kelas, lagi.." sahut Radit ikut-ikutan.
"Jangan-jangannn??!" Sahut mereka serempak.
"Ape luuu?! Mau ngomong apa lu?!" Regan bersiap untuk melayangkan tendangan. Namun mereka berdua sudah sangat tahu kemana kaki Regan akan melayang. Alhasil Regan hanya mampu menendang angin.
"Cepetan! Gue lumutan nunggu lo!" ucap Alana tanpa basa-basi.
"Bentar, Al. Gue harus--"
"Kita ada tugas, Regan!"
"Tugas apa, Al?"
"Entar gue jelasin."
"Gak bisa besok apa ya? Ini gue mau nganterin dulu Indi." katanya.
"Ya udah kalo mau besok, berarti lo ngerjain sendiri. Gue mah ogah besok dihukum."
"Emang tugas mapel apa, sih?"
"Indo!"
"Berarti hari ini dong harus ngerjain."
"--t-tapi gue mau anterin dulu Indi boleh?"
"Kak gak papa kok aku pulang sendiri aja. Kakak sama kak Al aja."
"Loh gak bisa dong! Nanti kalo ketemu Salsa gimana?"
"Enggak, kak. Aku yakin mereka gak akan ngebully aku begitu pulang sekolah."
"Gak! pokoknya aku anterin kamu dulu."
"Ciee aku-kamu.." Javar tak tahan sekali untuk tidak mengomentari.
"Jadi gimana?" kata Radit mewakili Alana yang terlihat mulai kesal.
"Gini aja deh. Gue anterin dulu Indi terus--"
Brukkk!
Alana melempar tas Regan ke lantai.
"Daffa lo satu kelompok sama gue!" Lantas ia berbalik dan meninggalkan mereka semua.
"Nah loh Alana marah!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALANA [LENGKAP]
Short StoryCover by: pinterest ( @itrsnn_) ALANA MACKENZIE. Ia tidak dingin, namun juga tidak ramah. Begitu kira-kira pemikiran setiap manusia yang melihatnya. Ia hidup dengan ibu tunggal. Namun bukan berarti kekurangan kasih sayang. Ia juga mempunyai 4 sahaba...