Saat usia loe hampir menyentuh angka 30 tahun di saat teman-teman seumuran loe udah menikah serta punya anak, saat itu juga suara-suara sumbang yang terdengar mengatakan "kapan nikah" seolah terdengar lebih horor dari semua film hantu yang menakutkan, belum lagi desakan orang tua membuat gue seolah mengalami sebuah fase horor itu. Untuk gue pribadi menikah dan suatu pernikahan adalah hal yang sakral dan terjadi dengan dua orang yang saling mencintai dan terakhir untuk selamanya tapi kenapa semua terasa ribet dengan mereka-mereka, toh gue yang merasakan dan menjalani masih santai dengan kesendirian. Tapi saat ini hidup gue begitu suram di usia 27 tahun ini gue jomblo, udah di kejer-kejer deadline sama orang tua gue, kata-kata menyeramkan "kapan menikah" dan belum sampai disitu saja gue baru aja nambah populasi pengangguran di ibu kota, yap! Baru 8 bulan gue di pecat dari kantor yang nyaman, yang mungkin idola banyak orang bisa kerja di dunia perbangkan sebagai seorang analis dan audit, bahkan gue juga di blacklist di semua bank dan kantor yang bergerak di bidang otoritas jasa dan keuangan.
"Mandi loe! Gila lo Ne mentang-mentang nganggur gak mandi-mandi udah jam 13:00, makan udah 2 kali mandi sekali aja belum"
Biar gue perkenalkan ini namanya Alena gue bisa panggil dia Ale, dia adalah sahabat baik gue dari kecil dan ga bisa di pisahin, dari SD kita selalu sama-sama, kejadian terkonyolnya saat kita kelas 4 SD, saat itu ibu Alena di pindah tugaskan ke Jogja membuat keluarga Alena pindah ke Jogja gue adalah orang palinh histeris nangis, sampai ga mau makan, main sama anak seusia gue, dan gak fokus belajar karena kasian kedua orang tua akhirmya memutuskan untuk tinggal di Jogja, saat itu gue gak mikir gimana karir orang tua gue yang harus pindah ke Jogja, bokap yang seorang dosen akhirnya memutuskan untuk minta di pindah tugaskan di Universitas di Jogja hingga saat ini, karena basic-nya bokap juga adalah orang Jogja mungkin pertimbangan ini akhirnya yang jadi keputusan orang tua gue saat itu, selepas kuliah gue dan Ale memutuskan untuk merantau ke Jakarta, saat ini Ale sudah menikah dengan Arland sahabat kami sewaktu SMA walau sudah menikah Arland tidak dapat protes jika gue harus selalu jadi prioritas Ale, karena gue sangat tergantung dengan Ale walau mulutnya sepedas gado-gado yang pakai karet dua. Ale melempar handuk tepat di muka Ane memaksanya untuk bangkit dan mandi.
"Entar aja sih Le, sekalian sore mandinya enggak mau kemana-mana juga".
"Dasar jorok, anak perawan tapi males mandi, gimana loe mau dapet jodoh sama kerjaan kalau modelannya begini".
"Gila ya Le mulut loe kaya emak-emak, nyokap gue aja gak segitunya"
"emang gue calon emak-emak, mau apa loe? Tapi bener kan?"
"Iya bawel, 10 menit lagi gue mandi, kecuali di depan rumah gue dateng pangeran kaya raya yang bikin hidup gue bahagia selamanya"
"Mana ada pangeran datengin orang jorok yang belum mandi" Ane masih mengabaikan ucapan Ale, Ane masih sibuk dengan ponselnya
"Bodo ah! Eh Le lihat deh ganteng ga?" Ane memberikan ponsel yang sedari tadi di otak atik Ane, dan menunjukan sebuah profil pria dari aplikasi cari jodoh yang cukup populer, profil pria tersebut menarik perhatian Ane.
"Gila loe main Tinder? Gak trauma?"
"Ya iseng aja kok, ha ha ha" Ane tertawa sumbar
"Gak ada kapoknya, tuh si Bram juga ketemu sama selingkuhannya yang jadi pacarnya sekarang dari aplikasi itu kan, mantan loe yang gak ada akhlaknya itu".
"Le, gak semua orang kaya gitu kan, lihat deh namanya Demian Anggara 32 tahun kayanya mapan dan setel deh dari foto".
"Ane, itu kan maya gak semua yang dia tampilin aslinya gitu, logika deh Bram juga main aplikasi itu dan cari pacar saat dia masih sama loe, nah ini cowo bisa jadi kaya Bram, logika umur 32 tahun gak mungkin Ne single jaman sekarang, pasti dia cuma seru-seru-an aja atau jangan-jangan dia homo lagi".
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruang Rasa By Suarasenja_sj (End!)
General FictionNB : ✓please follow sebelum membaca ✓ no plagiarism enjoy reading🥰 ***Sinopsis**** Apa jadinya kalau pria yang kamu ajak kencan adalah bos baru kamu yang super galak, tempramen buruk, semua tugas harus selesai...