"Saya udah duga Rifka akan cerita ini ke kamu"
"Kalau di rasa saya belum waktunya untuk tahu gak apa-apa gak usah cerita sekarang"
"Kalau gak sekarang kamu mau cari tahu sendiri tentang saya diam-diam seperti waktu itu?"
Aku terdiam entah apa aku harus tahu atau membiarkan saja apa yang menjadi masa lalu bagi Demian
"Sisil kecelakaan karena sebelumnya dia bertengkar dengan saya, jadi kamu bisa bayangin gimana menyesalnya saya sampai dengan hari ini"
Ane rasanya tak ingin mengungkit masa lalu Demian atau membuatnya kembali mengingat sesuatu yang menyedihkan seburuk apapun mungkin Demian sudah menerima semua rasa sakit dan penyesalan itu
"Maaf mas, bukan saya maksud mau ingetin hal-hal yang sedih itu"
"Saya ngerti kamu juga pasti butuh penjelasan"
"Gak mesti sekarang gpp mas, luka lebam bekas tonjokannya mau di bantu kompres gak?"
"Gak usah nanti saya sendiri aja"
Demian pergi meninggalkan Ane, seolah dirinya butuh tenang untuk menghadapi Ane
*********
Usai berakhirnya kejadian akhir pekan tersebut Demian lebih banyak diam dan aku juga jadi merasa Demian menjaga jarak, hubungan ku dengan Rifka juga seperti ada batasan
Entah aku merasa seperti tak nyaman dengan kedua pria itu yang seperti menjaga jarak, atau memang mungkin ini yang terbaik
Hari ini aku bersiap akan menghitung stok di gudang kantor yang berkawasan industri dan pergudangan di luar Jakarta, aku mengajukan diri karena tim ku kekurangan orang, pasalnya Dita yang harusnya pergi tapi sakit dan tidak masuk sedang Ara ternyata punya phobia dengan gudang baru mendengar gudang wajahnya pucat dan mual, jadi kami pergi menggunakan mobil Rifka
Aku Rere dan Rifka berada dalam satu mobil tanpa ada perbincangan yang berarti hanya membahas yang umum dan soal pekerjaan, aku ragu ingin memberitahu Demian, namun nanti juga dia tahu aku ikut pergi dengan tim ku untuk keperluan bahan audit rutin tahunan
"Hallo An, keruangan saya"
"Maaf pak, ini saya Ara, bukan Ane"
"Oh saya salah extension ya?"
"Oh bener pak ke Ane, tapi Ane gak ada di tempat"
"Kemana?"
"Ikut cek stok di gudang pak"
"Kok bisa? Bukannya Rifka, Dita, dan Rere"
"Iya pak ada kendala karena Dita gak masuk, Ane yang backup pak"
"Gak ada yang konfirmasi ke saya, Rifka ikut juga?"
"Iya pak"
"Oke makasih"
Demian langsung menelpon nomor ponsel Ane, mengapa anak ini tidak mengabarinya jika terdapat perubahan jadwal, panggilan pertama tak di angkat dan sampailah ke panggilan ke 6 baru di angkat
"Kenapa pak? Saya lagi di gudang, susah sinyal harus keluar gudang dulu untuk angkat telpon"
"Kenapa gak bilang hari ini ikut itung stok?"
"Maaf, dadakan"
"Jangan hitung yang harus naik pake alat berat atau jangan hitung yang kira-kira bahayain kamu"
"Iya pak"
"Kabarin saya, saat sinyal kamu bagus, 5 menit sekali kalau bisa"
Tiba-tiba telpon terputus, gila kali telpon 5 menit sekali orang lagi itung stok. Gerutu Ane dalam hati
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruang Rasa By Suarasenja_sj (End!)
General FictionNB : ✓please follow sebelum membaca ✓ no plagiarism enjoy reading🥰 ***Sinopsis**** Apa jadinya kalau pria yang kamu ajak kencan adalah bos baru kamu yang super galak, tempramen buruk, semua tugas harus selesai...