Entah mengapa diriku kacau sekali melihat Demian dengan Tania dan pekerjaan yang super penuh penekanan, sebetulnya apa yang di lakukan Demian dengan Tiana tak perlu aku ambil pusing hak mereka aku pun tidak memiliki status hubungan yang jelas dengan Demian namun dari awal aku sudah pakai hati jadi semua yang aku lihat adalah bentuk dari rasa kecewa ku, aku seperti terbuang dan terabaikan, mungkin di campakan, belum lagi pekerjaan yang banyak melatih kesabaran, padahal hal-hal yang di ributkan Demian adalah hal-hal kecil tapi seolah segalanya harus sempurna, segala ucapan yang keluar dari mulut Demian begitu pedas bahkan menusuk, dan kata-kata "aku" menjadi "saya". Aku mulai menarik nafas kasar seolah melepas segala penat. Saat ini aku tengah berada di lantai 8, tempat yang biasa di jadikan pria-pria di sini untuk merokok, tapi saat ini di sini begitu sepi tak ada satu orang pun, karena mungkin jam kerja bukan jam istirahat walau saat ini sudah menunjukan pukul 16:15 . Namun bagi ku tempat ini jauh dari kotor atau pengap dari asap rokok, cukup bersih dan asri banyak tanaman-tanaman hijau di pot-pot kecil sampai besar yang terawat ada kursi dan sofa kecil, lengkap dengan meja, beserta asbak bahkan di lengkapi banyakan colokan listrik untuk carger dan untuk pertukaran udara pun bagus mungkin ini lebih untuk ruangan santai melepas penat, Ane menekan nomor telpon Ale, rasanya hanya Ale yang mampu memecahkan penatnya.
"Hallo Le, gue kesel banget hari ini"
"Kenapa loe, loe lagi gak kerja hari ini?"
"Kerja, tapi lagi nyolong waktu buat telpon loe, loe inget Demian? Temen kencan gue itu? Doi bos gue"
"Serius loe? Terus dia inget loe? Ini yang loe cipokan kan?"
"Njir Le, please filter kek cipokannya, iya dia mana lagi sih gebetan gue, kayanya dia pura-pura lupa atau beneran lupa gak tahu gue, sikapnya biasa aja tapi yang gue kesel mulutnya pedes banget, lebih parah dari loe, semua serba di kejer deadline, hal kecil di bikin ribet asli galak banget nyo. Loe tahu kan dulu saat gue di perbangkan yang semua serba cepet gue rasa disini lebih parah salah kecil aja gak termaafkan dan detik ini gue berhenti untuk suka sama dia"
"Serius? Kemarin bilang dia sempurna, beda dari yang lain, begini nih yang gue hafal sama loe kalau lagi jatuh cinta"
"Gue tarik semua kata-kata gue, bener kata loe dia cuma have fun aja, nyatanya dia punya pacar atau gebetan sebutannya gue gak taulah apa status mereka"
"Nah kan apa gue bilang, gue udah curiga dari awal gak mungkin sempurna itu kan"
"Iya, gue bakal lupain apa yang terjadi sama dia dan mungkin membenci semua sikap playboy dia"
"Yaudah move on dong, tapi inget jangan terlalu membenci siapa tahu dia jodoh loe, tiba-tiba aja dia jodoh jadi bos loe, siapa tahu jodoh pendamping hidup loe dia"
"Amit-amit! Gue? Jodoh sama dia? Jangan ngarep 7 turunan 7 tanjakan gue ogah, gue sumpahin yang nikah sama dia bakal menderita"
"Wow! Kesel banget banget kayanya, jangan gitu loh. Dah yuk sore kita ngopi-ngopi cantik, gue jemput ya"
"Ayo! Mau banget tapi gue gak bisa ontime"
"Iya paham, loe kabarin aja ya"
Sesaat aku merasa horor setelah menutup panggilan telpon, seperti ada seseorang di belakangku yang memperhatikan aku. Dengan refleks aku menengok ke arah dimana aku merasa di perhatikan karena tidak melihat dari mana masuknya dan Ane memberanikan diri menoleh sungguh terkejut saat melihat pria di belakangnya adalah Demian tengah menghisap sebatang rokok yang mengepul mengeluarkan kepulan asap dari mulutnya, sungguh Ane terkejut pria yang di caci makinya ada di belakangnya terhalang pot bunga yang besar tengah menatapnya dengan wajah datar dan masih dengan sebatang rokok yang tersumpal di bibirnya, entah sejak kapan dirinya ada di sana dan sudah mendengar apa saja, bukannya sejak tadi Demian ada di ruangannya mengapa ada di sini dan kenapa aku tidak sadar dirinya masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruang Rasa By Suarasenja_sj (End!)
General FictionNB : ✓please follow sebelum membaca ✓ no plagiarism enjoy reading🥰 ***Sinopsis**** Apa jadinya kalau pria yang kamu ajak kencan adalah bos baru kamu yang super galak, tempramen buruk, semua tugas harus selesai...