Bab 15 Aku cemburu

102 12 0
                                    

Pagi hari usai insiden memalukan itu tepat pukul enam pagi ku lihat Demian sudah tergesa-gesa memasuki mobilnya sepertinya dia akan pergi tapi kemana sepagi ini, rasa penasaran ku mulai hinggap dan ku putuskan untuk mengikutinya

Entah mengapa aku begitu penasaran dengan Demian walau aku tak tahu tindakan aku ini akan menimbulkan masalah atau tidak, dengan cekatan aku meminta tolong pada pak Dir untuk mengantarku mengikuti Demian, untung saja pak Dir mau berjanji untuk tidak mengatakan hal ini pada Demian

Kami berjarak tak terlalu jauh tidak terlalu dekat namun mobil Demian dapat ku lihat dengan jelas karena jalanan pagi yang belum macet dan mobil itu berhenti pada toko bunga yang tertulis buka 24 jam aku menunggu Demian yang tengah memilih buket bunga, entah lah kali ini dia akan memberikan pada siapa

Satu buket bunga lily pink di bawa masuk ke dalam mobil oleh Demian dan dia kembali mengemudikan mobilnya kami kembali mengikutinya sampai akhirnya mobil itu berhenti pada sebuah pemakaman umum

Ingin aku turun dan mengikutinya tapi aku rasa pak Dir tahu, sebelum memutuskan turun dari mobil aku bertanya terlebih dahulu pada pak Dir, ku rasa pria paruh baya yang ramah ini tahu akan sesuatu

"Ini pemakaman orang tua Demian pak?"

"Bukan non, orang tua aden di makamin di Magelang, kalau ini pemakaman tempat non Sisil"

Jadi Demian mengunjungi makam mendiang istrinya, kau sungguh terkesan Demian masih sangat mengingat mendiang istrinya pasti saat ini dia begitu merindukannya

"Hari ini tanggal berapa non?"

"Tanggal 17 pak"

"Ohh pantes aden kesini pagi-pagi, hari ini non Sisil ulang tahun dan artinya aden juga ulang tahun"

"Demian ulang tahunnya sama dengan Sisil pak?"

"Iya non sama, dan pas hari ini non Sisil meninggal"

"Jadi Sisil meninggal di hari ulang tahunnya yang juga ulang tahun Demian, pak?"

"Betul non, setiap tahun mereka selalu kelihatan romantis dan bahagia karena merayakan ulang tahun bareng tapi tepat 3 tahun yang lalu sejak kecelakaan itu aden udah gak pernah mau rayain ulang tahun dan selalu marah kalau saya sama istri kasih dia ucapan atau siapin kue"

Sekarang jelas inilah alasannya mengapa Demian tak ingin ulang tahunnya di ingat siapa pun karena akan mengingatkannya pada peristiwa yang merenggut nyawa istrinya, pasti rasanya terpukul sekali jadi Demian

"Sil, selamat ulang tahun. Ini adalah ulang tahun ke 3 untuk aku tanpa kamu, kamu pasti akan selalu kesal dengan aku pria bodoh yang membuat kamu seperti ini. Aku bawain kamu bunga kesukaan kamu, mungkin kalau kamu masih ada sekarang aku lagi lihat kamu tersenyum sambil cium bunga ini dan mungkin aku akan siapin kamu kado apapun yang kamu mau tapi sekarang aku cuma bisa kasih kamu bunga dan doa"

Demian bermonolog pada sebuah objek di hadapannya yang tertulis sebuah nama yang sangat dia cintai yaitu Sisil Pradhita, begitu banyak rasa penyesalan dalam hidupnya hingga membuatnya tak sadar menitikan air matanya

"Kalau ada cara buat aku menebus semua penyesalan yang aku buat akan aku lakuin apapun itu Sil, bahkan kalau itu bisa buat kamu kembali hidup aku bakal mencintai kamu melebihi cinta ku sebelumnya dan gak akan buat kamu kecewa"

Demian menyeka air matanya yang membasahi pipinya, semua hal ini buatnya terus mengenang segala kenangan indah bersama Sisil saat dahulu

Setelah mengamati dari depan pemakaman umum ini tak lama Demian keluar dan terlihat sebelum memasuki mobilnya, kedua mata Demian sembab pasti dirinya habis menangis dan aku merasa begitu sedih melihatnya, baru ini aku melihat wajah Demian begitu menyedihkan

Ruang Rasa By Suarasenja_sj (End!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang