Bab 5 Babak Baru

116 13 0
                                    

Hari ini adalah hari pertama ku kembali ke kantor dengan status baru, entah akan ada rasa kikuk seperti apa ketika melihat Demian di kantor, namun aku harus bisa membiasakan diri apalagi hari ini aku membantah perintah nya yang meminta ku untuk tidak masuk kerja dan kembali bekerja di hari esok, alasan ku tetap masuk karena pekerjaan yang tak mungkin bisa menunggu lagi aku yakin hampir 14 hari tak masuk pekerjaan ku pasti sudah banyak yang terpending.

Pagi ini Demian sudah lebih dulu pergi ke kantor mungkin di fikirnya aku masih belum kerja hingga jalan lebih dulu tapi lebih baik seperti itu karena aku tak bisa membayangkan harus tiap hari satu mobil dengan Demian.

Sampai di kantor Vika sang operator mengucapkan ucapan duka cita, dan para teman yang mengenal dan mengetahui alasan ku cuti mengucapkan rasa duka cita mereka walau aku adalah karyawan baru namun kepedulian mereka buat ku merasa berkesan, lain dengan Rifka salah satu atasan ku itu langsung memanggil ku ke ruangannya untuk mengucapkan bela sungkawa-nya.

"Ne, gue turut berduka ya"

"Makasih Rif, dan maaf pasti kerjaan numpuk banget ya?"

"Nyantailah, ada Rere dan Ara yang bantuin gue, tapi laporan dan kerjaan orang keuangan soal reverse jurnal belum di kerjain karena mereka gak ada basic disana gue takut mereka malah makin bikin kerjaan"

"Iya, gak apa-apa. Ini aja gue udah makasih banget kerjaan gue banyak di bantuin nanti gue cek kerjaan Rere dan Ara yang akan naik ke lo, dan kerjain kerjaan yang masih ke pending"

Sesaat telpon ruangan Rifka berbunyi, dari jawaban Rifka aku yakin yang menelpon adalah Demian karena Rifka menjawab dengan sopan.

"Ne, di panggil pak Demian ke ruangannya. Semoga loe gak di marahin ya masalah cuti karena dia juga baru masuk"

Kalau aja loe tahu kenyataannya Rif.

Kira-kira ada masalah apa ya Demian memanggil ku, tidak mungkin Demian mempermasalahkan cuti karena dia yang sudah memberikan izin.

"Misi pak"

Ane masuk ke ruangan Demian dengan sopan tidak ada yang berubah dengan status mereka saat di kantor, Demian tetaplah atasannya.

"Kenapa kamu masuk hari ini?"

Harusnya seneng dong karyawannya masuk lebih awal tapi Demian mempermasalahkan keberadaan gue hari ini

"Saya udah gak apa-apa dan kerjaan banyak banget kalau saya masuk besok"

"Kamu tuh keras kepala, kalau kamu sakit dan kenapa-napa saya yang repot"

"Maaf pak ini di kantor, kita harus profesional. Saya gak akan bikin bapak repot. Kalau udah gak ada lagi saya permisi"

Sepertinya ini kali pertama aku menentang dan mengabaikan Demian.

Pekerjaan yang banyak ini dapat terjeda akhirnya dengan jam istirahat, kali ini kami makan siang dengan personil lengkap. Ara, Dita, Rere, Rifka, Imas, Anjas, Deka jarang rasanya bisa kumpul makan siang dengan mereka semua.

"Seneng deh kita makan siang selengkap ini" Ucap Dita

"Makasih ya Rere dan Ara udah bantuin gue selama gak ada"

"Santai aja gue ikut berduka ya Ne" ucap Ara dan yang lain agak bersamaan

"Tapi loe aman kan Ne gak di marahin pak bos?" Tanya Imas khawatir

"Iya tadi di panggil bahas apa? Di marahin?" selidik Rifka

"Emmm... gak kok, cuma ucapin bela sungkawa"

Gak mungkin gue jujur kan

"Loe sama sekali gak di marahin?" selidik Deka seolah tak yakin dengan yang dia dengar, dan Ane hanya menggelengkan kepala

Ruang Rasa By Suarasenja_sj (End!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang