12

6.2K 709 57
                                    







Jaehyun mengikuti kemana perginya mobil yang dinaiki oleh Jeno bersama dengan seorang pria yang tidak ia kenal. Pikirannya sangat kalut, sedari tadi ia tidak memperdulikan bagaimana perkataan istri maupun anaknya, Sungchan. Bahkan keduanya ia tinggal di perusahaannya. Dalam kepalanya hanya berdengung suara Jeno.

Jika memang benar Huang Renjun yang disebutkan oleh Jeno adalah Renjunnya, bisa dipastikan jika Jeno dan Jaemin adalah anak-anaknya. Usia Sungchan dan si kembar terpaut tiga tahun lamanya. Masa itu ia masih bersama dengan si mungil dan hidup bersama dalam satu atap.

"Bodoh Jung Jaehyun!" kesalnya dan memukul keras kemudinya hingga membuat klakson berbunyi amat keras.

Kaki itu berjalan cepat saat sampai di area rumah sakit setelah memakirkan mobilnya di sembarang tempat. Ia tidak peduli, yang ia pedulikan hanyalah rubah kecilnya yang sangat Jaehyun yakini sedang membutuhkannya.

Saat sampai pada lantai letak kamar operasi, mendadak kakinya kaku melihat seseorang yang berdiri di depan sebuah ruangan. Seseorang yang sedang menggunakan setelan sweater cream dan dipadukan dengan celana kain berwarna putih sedang menatap pintu yang tertutup rapat tersebut dengan penuh harap.

Benar, itu adalah Renjun. Rubah kecilnya. Tanpa lama Jaehyun berjalan dan menabrakkan dirinya, memeluk tubuh Renjun dengan erat.

"Maaf" hanya satu kata yang mampu keluar dari bibirnya. Suaranya mampu membuat seseorang yang di pelukannya terbeku seketika.

Sebuah pukulan di dada tidak lama ia dapatkan dari tangan Renjun. Submissive cantik itu telah menangis dalam rengkuhannya. Tangannya tetap memukuli dada bidang Jaehyun, seakan menyalurkan segala emosinya selama ini.

"Jaemin, Je. Anakku di dalam sana"

Jaehyun mengangguk. Air matanya sendiri juga sudah tidak dapat dibendung lagi. Ia ikut terduduk di lantai kala Renjun merosotkan dirinya. Hatinya hancur melihat Renjun dengan kondisi seperti ini. Ini kali pertamanya Jaehyun melihat rubah kecilnya begitu hancur.

Sudah berapa lama Renjun menyembunyikan dan menelan semuanya sendirian hingga kini ia begitu terlihat tak berdaya dalam rengkuhannya?

"Aku ibu yang buruk, Je"

"Tidak, tidak" Jaehyun semakin mendekap tubuh ringkih itu, membiarkan kemejanya basah karena air mata Renjun dan lusut akibat genggaman tangan itu. "Jaemin pasti sembuh. Ia kuat sepertimu"

Cukup lama keduanya berada dalam posisi yang seperti itu, tidak memperdulikan jika mereka telah menjadi bahan tontonan pengunjung rumah sakit lainnya. Tangis Renjun juga masih terdengar, bahkan rancauannya sudah tidak jelas akibat teredam dengan suara tangisnya sendiri.

Kemejanya digenggam erat oleh Renjun, bahkan sesekali tangan mengepal itu masih memukuli dadanya. Kain kemeja bagian depannya telah basah akibat tangis Renjun. Tangannya tetap mendekap tubuh mungil itu dan mengusap kepala Renjun agar rubah mungilnya tenang.

"Ibu"

Tangannya meraih tangan sang anak, membawanya dalam dekapan. Mencium pucuk kepala remaja yang ternyata buah hatinya sendiri.

Ini kali pertama Jeno melihat sang ibu yang menangis hingga sesenggukan. Rasanya menyakitkan melihat orang yang kita sayangi begitu tak berdaya. Ibunya menangis seperti itu hanya dalam pelukan Jaehyun.

"I-ini ayah, Jeno"

"Nono punya ayah"

.

Jaehyun memasuki ruang icu setelah dua jam lalu Jaemin dinyatakan berhasil melewati masa operasinya yang berjalan hingga delapan jam lamanya. Hatinya sakit melihat anaknya terbaring lemah di ranjang dengan alat-alat medis yang menempel di tubuhnya.

CENTER | JAERENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang