27

5K 494 34
                                    







Minggu pertama menyandang status sebagai nyonya Jung dan juga ibu untuk dua anak remaja berjalan dengan lancar. Selama satu minggu ini ketiganya terlihat tidak rewel, pagi hari Renjun akan selalu bangun dan menyiapkan sarapan dan juga keperluan suaminya yang berangkat bekerja. Siang hari akan ia gunakan untuk berkebun, mengurus tanamannya yang telah lama tidak ia sentuh. Dan untuk malam hari akan ia gunakan menamani anak-anaknya belajar.

Renjun cukup menikmati perannya kini walaupun suami posesifnya itu telah melarangnya untuk tidak memasak ataupun melakukan hal berat karena sedang mengandung. Namun ia tidak bisa jika hanya berdiam diri di dalam kamar setiap harinya dan hanya menunggu Jaehyun yang pulang.

Kini di pagi hari setelah dirinya memasak menu sarapan, Renjun disibukkan dengan mengurusi seragam kedua putranya yang akan berangkat sekolah. Ini juga menjadi tahun pelajaran baru untuk Jeno dan Sungchan, dimana sekarang sang anak sulung telah memasuki kelas awal di bangku sekolah akhir. Waktu berjalan begitu cepat bagi Renjun.

"Mana ada anak yang sudah memasuki sekolah akhir masih bermanja seperti ini?" sindir Renjun pada Jeno yang memeluk tubuh Jaehyun.

"Ada, Nono"

"Ayo dipakai dulu ini celananya" Renjun memberikan celana seragam sang anak lalu beralih pada Sungchan yang justru sudah terlihat siap. Ia merapikan rambut anak bungsunya yang belum tertata rapi.

Perlahan tapi pasti, Sungchan mulai menerimanya dan tidak ada rasa canggung setelah mereka tidur bersama tempo hari lalu saat kamar anak itu belum selesai direnovasi. Renjun bersyukur karena kehidupan pernikahannya berjalan dengan lancar dan tidak begitu berat.

Tidak berat atau memang belum berat?

"Tunggu di mobil dulu" perintah Jaehyun pada kedua anaknya yang dituruti oleh Jeno dan Sungchan.

Kini hanya tersisa dirinya dan Renjun saja yang ada di ruang tengah. Jaehyun dengan senyum bodohnya selalu sukses membuat Renjun naik darah. Bagaimana bisa pria itu menggodanya dengan senyuman dan juga alis yang di naik-turunkan?

Perlahan tubuh itu direngkuh dan tidak ada lagi jarak di antara keduanya, Jaehyun yang melingkarkan tangannya di pinggang sang istri sehingga merasakan perut istrinya yang mulai terasa kencang, sedangkan Renjun yang mengalungkan tangannya pada leher suaminya. Dahi mereka bersentuhan dengan netra yang saling memandang.

"Jangan nakal di rumah"

Renjun mengangguk "Ayah juga tidak boleh nakal disana"

Sudah menjadi kewajiban keduanya di pagi hari saat Jaehyun akan pergi bekerja, pria itu akan meminta jatah ciumannya pada sang istri sebagai penyemangatnya saat bekerja nanti. Lumatan demi lumatan begitu mereka nikmati, tidak ada saling melukai demi membuktikan siapa yang kuat, hanya sebuah ciuman mesra demi keberlangsungan hubungan antar keduanya.

Terakhir sebelum Jaehyun benar-benar pergi, ia akan menyapa sang calon jabang bayi. Jaehyun menyetarakan posisinya dengan perut sang istri, mengelus lembut perut yang beberapa bulan ini membawa anaknya.

"Anak ayah tidak boleh merepotkan ibu ya saat ayah pergi bekerja. Nanti ayah bawakan makanan kalau pulang. Adik mau apa?" tanyanya berinteraksi dengan si kecil.

"Donat, ayah" jawab Renjun berlagak seperti sang anak yang menjawab dengan memainkan rambut suaminya.

"Nanti adik dapatkan"

CENTER | JAERENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang