16

5.7K 653 17
                                    







"Sudah, tidak apa-apa, bukan salah Nono" Jaehyun sedang berusaha menenangkan sang anak yang tengah menangis hebat hingga matanya terlihat sembab. Dua jam sebelum bel pulang sekolah berbunyi, Jaehyun mendapat panggilan dari sekolah tempat kedua anaknya belajar, dimana dirinya mendapatkan kabar jika Jeno terlibat perkelahian.

"Nono tidak suka, ayah" adunya sekali lagi.

Tanpa adanya amarah di dalamnya mengetahui jika Jeno terlibat pertengkaran hingga memukul teman sekelasnya, Jaehyun dengan lembut menenangkan anaknya. Usut punya usut, Jeno mempunyai alasan tersendiri sampai dirinya berani memukul temannya. Anak itu tidak suka ketika sebuah rumor tidak baik tentang ibunya menyebar di sekolahnya. Ibunya orang baik, bukan seorang simpanan dari presdir Jung seperti apa yang dikatakan dalam rumor tersebut.

Baru satu minggu ia dekat dan diantar jemput oleh Jaehyun, namun secepat itu pula sebuah rumor berkembang. Jeno hanya ingin membela ibunya. Tidak suka jika orang yang melahirkannya menjadi ajang ejekan orang lain.

"Pulang" rengeknya.

"Iya. Berhenti dulu nangisnya, ayah tidak akan marah" tangannya mengusap air mata yang membasahi pipi gembul Jeno. Walaupun sudah tidak menangis sehebat awal ia melihat, Jeno masih sesenggukan di akhir tangisannya.

Jaehyun meraih Jeno dan dibawanya ke dalam gendongannya, kakinya melangkah keluar dari ruang kepala sekolah yang diikuti oleh beberapa guru disana. "Cari siapa penyebar rumor itu secepatnya. Jika tidak, akan ku pastikan jika sekolah ini tidak lama lagi akan tutup"

"Baik tuan. Maaf untuk ketidaknyamanannya" ucap pria paruh baya yang diketahui sebagai kepala sekolahnya.

Jaehyun memutuskan untuk membawa kedua anaknya kembali pulang. Renjun sendiri belum ia beri kabar karena tidak mau membuat rubah mungil itu kehilangan konsentrasinya dalam bekerja, Renjun sedang terlibat project besar.

Jaehyun tidak membawa Jeno untuk kembali ke rumah Renjun, ia memilih untuk membawa anaknya pulang ke kediamannya. Daripada Jeno berada disana sendirinan, lebih baik berada di rumahnya yang sudah pasti banyak orang dan ada yang mengawasi.

Doyoung terkejut saat suami dan anaknya kembali ke rumah jauh lebih cepat dari biasanya, terlebih ada sesosok lain yang berada dalam gendongan Jaehyun. "Kenapa?" tanyanya panik.

"Bertengkar" singkat Jaehyun tanpa berhenti berjalan. Ia membaringkan tubuh Jeno yang sudah terlelap di atas ranjang milik Sungchan, menyelimutinya dan dirinya beranjak keluar kamar.

"Titip dulu, aku akan keluar sebentar" ucapnya pada Doyoung yang berdiri di luar kamar bersama sang anak.

"Kemana?"

"Mengurus masalah ini. Aku tau siapa dalangnya" setelahnya ia benar-benar meninggalkan anak dan istrinya.

Jaehyun tau, sangat tau siapa yang menyebarkan rumor itu. Tidak lain dan tidak bukan pasti orang tuanya. Jaehyun bahkan belum mengumumkan secara resmi jika Jeno adalah anaknya, namun rumor-rumor sudah berkembang begitu saja. Tujuannya kini hanya satu, yaitu pergi menemui ayah dan ibunya.

Cukup waktu setengah jam ia gunakan di perjalanan, Jaehyun membanting pintu mobilnya begitu saja saat keluar. Langkahnya terlihat sangat angkuh hingga pelayan rumah tidak berani menatap wajahnya.

"Apalagi yang kalian rencanakan? Menghancurkan reputasi Renjun dan juga mental anakku?!" tanyanya begitu saja saat menjumpai kedua orang tuanya sedang duduk di sofa.

CENTER | JAERENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang