4. Our Friendship

1.5K 74 12
                                    


Brukk.

Tangan pria itu terulur dihadapanku. Aku menatap tangan kekar itu bergantian dengan wajah datarnya. Rasa sakit di kaki kiriku membuat aku menerima uluran tangannya.

"Awwss..." Ringisku saat berusaha bangkit.

Kulihat Travis hanya diam namun tangannya bergerak membantuku agar dapat berjalan pelan. Sial! Kenapa aku harus jatuh tepat didepan pria ini?!

Travis hendak melingkarkan tangannya ke pinggangku. Namun tiba-tiba aku merasa lenganku ditarik cukup kencang.

Aroma bunga lavender menyerbak memenuhi indra penciumanku. Ketika menoleh, Selena dengan raut wajah kesal memapahku dari Travis sebelumnya.

"Chi, kau baik-baik saja? Perlu kita ke dokter?" tanyanya jelas khawatir.

Aku mengangguk sembari tersenyum tipis, "Tenanglah, Selena. Aku hanya terjatuh dan Travis menolo-..." Perkataanku terpotong saat tanpa aba-aba gadis berstatus sahabatku ini membawaku menjauh dari sana.

Travis terlihat menatapnya dingin. Sejujurnya, aku bingung dengan tingkah Selena.

Aku berteman dengan Selena sejak bangku sekolah menengah atas. Gadis ini cukup populer dulunya, mungkin hingga sekarang. Karena Selena termasuk kategori gadis yang cantik dengan mata emerald-nya yang indah.

Dan sejak awal berteman dengannya, aku tak pernah bertemu dengan keluarga Selena.

Ada yang bilang, rumornya Selena memiliki masalah dengan keluarganya hingga gadis itu diusir dari rumah dan diasingkan ke negara lain.

"Apa terasa sakit?" Chicago menggeleng.

Selena terus saja bertanya meskipun ia pasti tahu bahwa hanya terjatuh itu tak terlalu menyakitkan. Bahkan Chicago tak memiliki luka satupun.

Ayolah! Dia hanya jatuh!!

Chicago mulai merasa sedikit risih ketika Selena duduk berdekatan dengannya. Terlalu dekat, bahkan hampir tak ada jarak. Jika dia menjauh, maka Selena akan semakin mendekatinya.

"Kau memiliki kekasih?"

Sedikit tersentak, Chicago kebingungan. Ia menghela nafas lelah, "Ada apa denganmu, Selena?" tanya gadis itu akhirnya.

Mendadak suasana hening. Selena terlihat tertegun atas pertanyaan yang diajukan gadis disampingnya ini.

Pikirannya menerawang. Kembali di masa-masa saat Chicago tertawa bahagia dengannya. Saat Chicago menumpahkan kesedihan padanya.

Sungguh, Selena menginginkan semua hal tersebut seutuhnya...

Chicago, sahabat tersayangnya.

"Chi?"

"Kenapa?"

"Apakah aku hanya...sahabatmu?" Selena bertanya, ia menatapku penuh harap.

"Kau bukan hanya sahabatku, Selena." balas ku.

Aku bisa melihat matanya berbinar senang. Seulas senyuman mengembang di bibirnya. Sayangnya hal itu tak bertahan lama.

Ketika perkataan Chicago selanjutnya melunturkan senyumannya. Bahkan membuat matanya berkaca-kaca.

"Selena, aku menganggapmu lebih dari sahabat. Karena kau sudah seperti kakakku dan keluargaku sendiri. Aku menyayangimu seperti perasaan itu." jelas Chicago.

"Katakan jika kau menyayangiku lebih dari itu, Chi!" kata Selena seraya menangis terisak.

Chicago menggeleng, "Selena, sadarlah! Apa kau sebelumnya bermasalah dengan keluargamu karena ini?!"

"Ya! Aku benci keluargaku. Mereka tak merestui hubunganku dengan Sofia dan sekarang bahkan dirimu!"

"Selena!"

"Aku mencintaimu, Chi! Jadilah kekasihku, kumohon!!"

"SELENA!!" bentak Chicago membuat Selena sontak terdiam dalam tangisnya.

"Kau adalah sahabat terbaikku, Selena! Dan aku berharap...kau menerima hal itu. Jangan merusak persahabatan kita, Selena." ucap Chicago penuh penekanan lalu beranjak dari sana.

Selena terisak dalam tangisnya. Ia menyukai Chicago, ia menyayangi sahabatnya lebih dari sekadar sahabat.

Ia tak suka Chicago berdekatan dengan pria atau siapapun selain dirinya. Perasaannya bukanlah suatu kesalahan, melainkan ketidaksengajaan yang sulit diterima orang-orang.

Selena mencintai sahabatnya. Selena menginginkan sahabatnya menjadi kekasihnya.

Tetapi semuanya tak mungkin untuk Chicago. Karena Chicago tidak sama dengannya. Dan Chicago tak menyukai kelainan yang dimiliki Selena.

Chicago merasa kecewa. Dia tak bisa menjadi sahabat yang 'diinginkan' Selena.

ACATHEXIS (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang