6. Satanic

1.4K 53 3
                                    


Srekk.

"Bersenang-senanglah, sayang."

Travis tertawa puas menatap gadis yang sudah tak berdaya dibawahnya ini.

Ia menginjak tangan gadis itu terlampau kuat hingga kedua lengan tanpa jari itu kini berubah menjadi daging lunak hingga tulang-tulangnya terlihat jelas.

Gadis itu hanya bisa menangis menahan rasa sakit diakhir hidupnya. Matanya mulai menggelap akibat terlalu banyak disuguhi penyiksaan.

Tentu saja dia tak mampu menjerit sebab mulutnya sudah dirobek hingga ke telinga.

"Sedikit lagi, mau kan?" ucap Travis saat matanya bertatapan dengan korban barunya itu.

Setelahnya Travis mengeluarkan kapak yang semula tergeletak dibawah pohon lalu mulai memotong-motong tangan dan kaki korbannya hingga putus.

Dan saat itu juga gadis tersebut menghembuskan nafas terakhirnya. Dengan mata yang masih terbuka akibat rasa sakit yang masih mendera walau kematian sudah menghampirinya.

Travis menghela nafas kesal. Ia masih belum puas jika gadis itu mati. Menggunakan pisau yang tak sedikit tumpul, Travis mulai menyayat leher hingga ke perut korbannya sampai menampakkan organ tubuh disana.

Kedua tangan yang terbalut sarung hitam sepanjang siku itu mulai mengeluarkan organ-organ tubuh korbannya tak terkecuali jantung dan ginjalnya.

Merasa nafsu membunuhnya sudah terpuaskan, Travis akan membereskan korbannya namun diurungkan saat ponsel dalam saku celananya yang tak sengaja terbawa terus-menerus bergetar menampilkan telfon masuk dari nomor tak dikenal puluhan kali.

Dengan perasaan jengkel, pria itu menjauh dari sana untuk mengangkat panggilan. Namun tanpa ia sadari, ada seseorang yang mengintipnya.

Dari balik batang pohon besar, orang itu mengendap tanpa suara lalu diam-diam mengambil jantung dan ginjal milik korban Travis itu.

Setelahnya ia berlalu secepat kilat dari sana. Takut-takut jika akan ketahuan pria psycho yang selalu terlihat ramah itu.

Ketika Travis selesai dengan telfonnya, keningnya berkerut ketika menemukan beberapa organ tubuh korbannya tiba-tiba menghilang.

Travis sontak berlari menuju keluar taman terbengkalai tersebut lalu ia menghentikan langkahnya saat melihat punggung seseorang yang mulai nampak mengecil menghilang perlahan.

Pria itu tersenyum miring. Travis berjalan santai kembali ke taman. Mulutnya bersiul, menyanyikan sesuatu dengan perasaan senang sekarang.

Ah, dia mulai menyukai gadis itu...

***

Sepanjang jalan setapak kecil itu dipenuhi lilin-lilin merah. Apinya terlihat membara, menjadi penerangan satu-satunya disana.

Tepat ditengah hutan belantara yang memakan waktu setengah jam untuk memasuki area terlarangnya.

Area pemujaan para satanis.

Gadis berjubah hitam yang menutupi seluruh tubuh serta hanya menampilkan kedua matanya itu berjalan menuju sebuah lingkaran.

Lingkaran yang dikelilingi lilin tersebut meliputi sebuah gambar abstrak berbentuk hampir serupa pola bintang ditengahnya.

Terhitung ada belasan orang disana termasuk gadis itu. Mereka mengelilingi lingkaran bersama. Perlahan mereka memejamkan mata sembari membisikkan sesuatu dari bibirnya.

ACATHEXIS (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang