Cup.Aku mengecup bibir Travis sekilas lalu segera beranjak keluar dari mobilnya. Bisa kudengar pria itu sempat tertawa geli melihat tingkahku.
Dengan santai, aku melangkahkan kaki ke kelasku. Namun langkahku sempat terhenti saat suara bisik-bisik cukup nyaring terdengar didepan mading.
Saat aku melirik kesana, rupanya ada majalah yang menampilkan wajah salah satu mahasiswi disini bertuliskan,
'Misteri kematian Selena Wilson yang ditemukan meninggal dalam keadaan mengenaskan'
Aku mendengus seraya mengedikkan bahu malas.
Berita mengenai kuis mendadak pagi ini lebih baik daripada berita hangat di mading tersebut.
“Chicago!”
Panggilan seseorang membuat langkahku lagi-lagi terhenti. Tanpa aba-aba, pundakku ditarik kasar hingga aku mau tak mau berbalik menatap siapa orang ini.
Ada Chloe, Carly, dan Christa. Si kembar tiga yang menjadi 'pengikut setia' Megan, gadis yang selalu menempel dengan Travis.
“Ya?” balasku singkat. Terlalu malas berurusan dengan mereka.
“Fuck, bitch! Apa yang kamu lakukan sampai Zen mendekati mu hah?!”
Teriakan Carly mengundang perhatian orang-orang sekitar. Aku menatap tak percaya pada mereka. Jadi ini semua hanya karena Zen, huh?
Christa mendekati ku lalu menatap diriku dari atas hingga bawah kemudian tersenyum meledek.
“Calm down, Carly. Kurasa, dia hanya salah satu jalang yang 'dibeli' Zen.” ucap Chloe yang membuat Chicago diam-diam mengepalkan tangan dari balik saku jaketnya.
Mereka bertiga tertawa bersama lalu dengan sengaja menabrak pundaknya.
Semua orang berbisik-bisik seraya menatap rendah padanya. Dan Chicago hanya tersenyum samar. Sayangnya ucapan para 'sampah' itu telah direkam olehnya.
Karena peraturan ketiga di universitas Zhang,
Tidak ada yang boleh berkata kasar terlebih mengenai anggota keluarga Zhang di kampus ini.
Bahkan sepanjang kelasnya, walaupun Chicago duduk paling pojok dan lumayan jauh dari para mahasiswa-mahasiswi lain, bisik-bisik tentangnya masih terdengar jelas.
Setelah kelas berakhir, Chicago segera keluar dari kelas untuk menuju ruangan bimbingan konseling. Ia menuju kesana berniat ingin menunjukkan rekaman suara tadi.
“Awwss...”
Chicago meringis saat kakinya tiba-tiba dihalangi sesuatu dan terjatuh.
Orang-orang disekitar sana menertawakannya akibat ulah si kembar tiga yang mulai mengganggunya entah sejak kapan hanya karena Zen pernah menyapa nya saat pesta ulang tahun kampus.
“Chi? Apa kau baik-baik saja?” Carly berucap mencemoohnya.
“Menyingkir!” Chicago menyentak lengan Christia yang seakan berniat membantunya berdiri.
Sayangnya Chloe yang tengah tersenyum sinis tiba-tiba menyiram kopi nya ke wajah Chicago. “Kau yang harus menyingkir dari kami, bitch!” katanya.
Tangan Chicago mengepal kuat. Ia sudah muak dengan sikap Chloe dan kembaran nya yang mirip medusa. Semua orang memekik kaget ketika Chicago menampar ketiga wanita yang memang sering bertingkah semena-mena disana.
Chloe balas menjambak rambutnya dan perkelahian antara dia dan Chicago pun membuat yang lain panik.
Saat Chicago lengah, Chloe berkali-kali menamparnya meski hanya terkena tangan serta perut sebab ia masih bisa menghindari tamparan Chloe ke wajahnya.
“Dumb, bitch! Menyingkir dari hadapanku!” Chicago mendorong kasar Chloe hingga terjatuh di anak tangga bawah.
Chicago tak memedulikan lagi pekikan nyaring orang-orang disekitarnya. Kepalanya mendadak pusing dan terasa menggelap sekarang. Sebelumnya, Chloe membenturkan kepalanya ke dinding beberapa kali. Tak cukup kuat namun berhasil membuatnya ingin muntah.
Gadis itu sempat berbalik, melihat staf kampus yang dengan sigap mengangkat tubuh Chloe yang tengah tak sadarkan diri itu.
Saat tatapan mahasiswa dan mahasiswi lain terarah padanya, Chicago hanya menatap puas pada Chloe, Carly serta Christia yang harus dirawat ke rumah sakit terdekat katanya.
Seringaian yang tercetak di bibir gadis itu membuat semua yang melihatnya mendadak bergidik ngeri.
Mereka sedikit bingung saat Chicago yang terkadang polos dan pendiam bisa berubah menjadi gadis yang nakal atau mengerikan seperti sekarang.
“Shit! Mereka membuat kepalaku sakit.” gumam Chicago didepan kaca wastafel.
Ia menutup mata selama beberapa detik meredakan rasa pusing yang mendera dan ketika matanya terbuka, Chicago tersentak kaget.
Travis kini berada dibelakangnya seraya bersandar di dinding samping pintu toilet. Sesekali pria itu menghisap rokoknya dengan tatapan tajam yang mengarah padanya.
Chicago menghembuskan nafas pelan lalu berbalik. “What?” tanyanya terdengar gugup.
Untuk beberapa saat, Travis hanya diam kemudian mendekat padanya. Chicago memejamkan mata kembali, menahan sakit di kepalanya yang terasa semakin menyakitkan.
Bisa dirasakannya nafas hangat pria itu menimpa permukaan kulit lehernya. Travis mendekatkan wajahnya lalu berbisik disamping telinga gadis itu.
“Do they bother you...”
“....My girl?”
Chicago mengangguk. “She's annoying.” balasnya.
Gadis itu beralih memeluknya hingga tak berapa lama kesadaran Chicago menghilang.
Travis mendekap erat tubuhnya. Membawa tubuh 'gadisnya' menuju mobil. Chicago butuh dia, bukan dokter atau siapapun itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/291418582-288-k239823.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ACATHEXIS (REVISI)
Mystery / Thriller"I will catch you." Travis. "With my obsession or yours?" Chicago. *** Travis Micheil, psikopat berdarah dingin yang seringkali memikat para wanita dengan parasnya hingga mereka tergila-gila. Dan tanpa sengaja, salah satu dari para wanita itu mena...