5. It Doesn't Matter

1.5K 74 2
                                    

"Bukannya dia Chicago?"

Bisik-bisik para gadis didepannya membuat perhatian pria itu teralih ke pintu aula.

"Dia tak memiliki teman."

"Ya, itu benar. Bahkan seantero kampus katanya tak berani terlalu lama berdekatan dengannya."

"Seriously?"

"Gadis yang aneh kurasa. But she is hella beautiful!"

"And i think she is fuckin' hot b*tch!" timpal seorang gadis lain.

Yang lain mengangguk membenarkan dengan wajah sedikit kesal. Tepat di pintu aula, Chicago, gadis berambut ikal itu mengenakan gaun merah yang cukup ketat dan terbuka hari ini.

Mereka akan mengadakan perayaan ulang tahun kampus dua jam lagi. Untuk itulah para mahasiswa dan mahasiswi menggunakan outfit pesta versi mereka masing-masing.

Hampir seantero kampus cukup kaget dengan penampilan seorang Helvetia Chicago.

Bagaimana tidak? Gaun merah sepaha itu mengekspos beberapa bagian tubuhnya yang mulus dan seksi.

Tak lupa tubuhnya yang selalu dibalut pakaian tertutup itu ternyata dipenuhi tatto disepanjang lengan kanan juga beberapa dibawah dada.

"Huft...aku harus sendiri lagi." Chicago berucap malas.

Konfliknya dengan Selena beberapa hari lalu membuat mereka tak lagi berbicara bahkan untuk sekedar menyapa.

Tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya.

Chicago berbalik, matanya mengerjap tak percaya saat melihat pria dihadapannya ini.

Dia bisa mendengar para gadis didekat mereka memekik kaget melihat Chicago didatangi pria itu. Zhang Yuxuan, cucu pemilik universitas ini.

"Zen." Chicago tentu mengenal pria yang akrab disapa Zen ini. Dia sosok yang dingin namun cukup ramah bagi orang-orang.

Pria itu tersenyum, "Kau hanya sendiri saja?"

Chicago mengangguk. Ia balas tersenyum canggung sebab merasa orang-orang memperhatikan mereka. Bahkan pria yang berada ditengah aula, Travis juga memperhatikannya.

"Mau menjadi partner ku dipesta ini, Chi?"

"Ah, aku bisa saja tapi Zen aku merasa tidak nyaman jika keluargamu nanti menyangka macam-macam tentangku."

Siapa yang tidak tau? Keluarga Zen terus mengawasi pewaris mereka. Siapapun yang dekat dengan pria itu pasti akan diawasi layaknya buronan.

Dan Chicago bukan tipe wanita yang terlalu sopan.

Ia berterus terang didepan pria itu, tak peduli jika Zen tersinggung sekalipun.

"Tidak begitu, Chi. Keluargaku tau bahwa kau adalah gadis yang baik. Percayalah." ucap Zen sekali lagi meyakinkan Chicago.

Ketika pandangan Chicago tak sengaja teralih pada Travis. Diam-diam hatinya terasa panas saat pria itu malah asyik berbicara dengan para gadis populer di kampus. Travis bahkan hanya menikmati gadis disana bergelayut manja padanya.

Sial! Chicago merasa jengkel. Ia melirik Zen yang masih menunggu jawabannya.

"Baiklah. Lagipula sepertinya aku juga membutuhkan pasangan dipesta ini." kata Chicago memasang senyum manisnya.

Zen merangkul pinggul gadis itu. Dia mengajak Chicago ke salah satu tempat duduk khusus di aula tersebut.

Sesekali Zen menghampiri tamu penting dari luar kampus. Sekadar untuk menyapa mereka tanpa sadar jika Chicago merasa gugup berdekatan dengan dirinya.

Belum lagi saat Zen membawanya pada keluarga pria itu, tatapan tajam dari keluarga Zhang memang mampu membuatnya sedikit takut.

Memang. Zhang Yuxuan, pewaris keluarga Zhang bukanlah keluarga terpandang biasa. Bisa dibilang mereka termasuk jejeran keluarga terkaya se-Asia.

Chicago menghela nafas pelan. Ia masih bingung mengapa Zen menghampiri sekaligus mengajaknya menjadi pasangan untuk perayaan kali ini.

Dari bisik-bisik para mahasiswi yang ia dengar sebelumnya, hal itu mungkin saja karena dipesta ini, Chicago memiliki kecantikan dan pesona yang luar biasa dibanding gadis populer lain.

Apa maksudnya itu?

Apakah Zen hanya menginginkan...tubuhnya?

Holy shit!

Chicago berdeham pelan. Ia mendecak kesal sebab pikirannya yang mulai memikirkan hal-hal negatif mengenai Zen.

Acara perayaan ulang tahun universitas dimulai. Zen membawa Chicago ke salah satu meja yang sudah disediakan dengan papan nama mereka diatasnya.

Beberapa teman Zen yang satu meja dengan keduanya menyapa gadis itu, Chicago.

Ditengah-tengah acara, Chicago menatap Travis kembali. Pria itu duduk di meja seberang yang tak jauh darinya.

Travis bahkan tak melihatnya sama sekali. Dia justru masih berinteraksi dengan Megan, gadis populer seantero kampus disampingnya.

Chicago mengalihkan tatapannya ke arah lain. Rasanya ada yang membuat hatinya terasa panas entah mengapa. Mungkinkah dia cemburu?

Sayangnya Chicago tak menyadari. Ada seseorang yang hatinya juga memanas melihat Travis disana. Seseorang yang mungkin akan memberikan kejutan padanya segera.

Yah, semuanya karena Travis Mikaelmoza.

ACATHEXIS (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang