Ashley POV
Hari yang melelahkan. Aku berkerja di kantor sebagai pengurus keuangan. Terkadang aku juga menyelesaikan tugas karyawan lain yang tidak masuk. Yah, hitung-hitung tambah penghasilan. Aku tidak keberatan sama sekali. Maka dari itu atasanku menyukaiku. Ah ya hari ini aku harus pergi belanja. Seketika itu juga ada pesan masuk. Aku langsung membaca pesan itu.
hey kawan. mau menemaniku?
amiehey Amie. Tentu. Asal kau mau menemaniku belanja.
baik. aku akan tiba di rumahmu 10 menit lagi. sampai jumpa.
Aku menaiki tangga menuju kamar. Mendandani wajahku yang pucat dan memakai baju dan celana yang baru saja aku ambil. Aku langsung memakai sepatu ketika suara klakson berbunyi. Aku keluar dan kudapati bukan Amie.
'Hey sayang mau ku temani berbelanja hari ini?' Peter. Sosok pria yang kukenali sebagai pria yang kejam karena ia telah menyakiti hatiku. Dan ia kembali seperti tidak ada masalah diantara kami.
'Tidak.' Aku tidak ingin melihat wajahnya lagi. Tapi ku akui ia sangat tampan.
'Tenang sayang aku hanya ingin menemanimu berbelanja. Sudah kebiasaanku, kan, menemanimu berbelanja. Apa kau lupa?' Ujarnya sambil turun dari mobil. Ia mendekatiku dan mencium bibirku sambil memegang pinggangku. Aku melepaskan ciumannya. Walaupun aku rindu di dekatnya. Tetapi dia pria brengsek.
'Maafkan aku. Aku sungguh mencintaimu.' Dia berusaha menciumku lagi tetapi aku menghindar.
'Jika kau benar mencintaiku, mengapa kau menyakiti hatiku?'
'Sudah ku bilang itu salah paham. Wanita itu hanya temanku.'
'Kau yakin? Mengapa saat kau mengundangku ke pesta temanmu kulihat kau sedang melumat bibir wanita dan mencium lehernya dengan nafsu? Aku juga pernah melihatmu...'
'Sayang dengarkan aku. Aku tahu aku salah. Aku mabuk waktu itu.' ujarnya menatapku. Tidak ada kebohongan di matanya. Atau aku tertipu?
'Aku mencintaimu. Maukah kau menjadi milikku lagi? Aku tidak akan mengulanginya.'
'Jujur saja, aku masih mencintaimu. Tetapi kau telah menyakiti perasaanku.'
'Aku sudah memberikanmu jawaban dari hal itu.'
'Aku tidak...'
'Sayang, aku berjanji tidak akan mengulanginya. Maukah kau menjadi milikku lagi?' ujarnya sambil menatapku. Matanya yang berwarna abu-abu membuatku terhipnotis.
'Ya aku mau'
Ia mencium bibirku dan memegang pinggangku. Hangat. Itu kata yang langsung terlintas di otakku.
'Jadi kalian memutuskan untuk bersama lagi?' ujar seseorang. Kami melepaskan ciuman kami lalu menoleh ke arah suara itu. Amie. Aku tidak sadar ia sudah ada disini.
'Ya. Kau mau menemani Ashley belanja?' tanya Peter
'Tadinya. Tetapi ketika aku melihat kalian berdua bermesraan aku berubah pikiran.' ujar Amie tersenyum ke arah kami.
'Maaf ya Amie. Mungkin lain kali atau besok kau boleh menginap di rumahku.'
'Tidak apa. Apa kedua orangtuamu sudah pulang?'
'Belum. Mereka akan pulang 2 minggu lagi.'
'Ok aku akan menginap di rumahmu besok. Sampai jumpa, Ashley, Peter'
'Sampai jumpa' ujar kami
Aku langsung masuk ke mobil Peter dan berbincang-bincang. 15 menit kemudian kami sampai di supermarket. Aku memilih barang yang akan ku beli dan langsung membayarnya. Peter membawa belanjaanku seperti biasa dan kembali ke mobilnya.
'Terimakasih sudah membawakan belanjaanku' ujarku sesampainya di mobilnya.
'Sudah menjadi tugasku, sayang. Hey aku ingin memberikanmu sesuatu. Tetapi barangnya di apartemen. Tidak jauh dari sini. Kau mau ke apartemen terlebih dahulu?'
'Tentu.'
Sesampainya di apartemen ia memberikanku foto-foto kami 2 bulan lalu. Aku memunggunginya dan melihat foto-foto itu. Mulai hari ini foto itu akan bertambah. Ketika aku asyik melihat foto-foto itu, Peter memegang pinggangku dengan kedua tangannya. Ia menempatkan dagunya di bahuku.
'Kau suka?'
'Ya, Pete.' ujarku sambil tersenyum ke arahnya.
'Aku mencintaimu. Aku senang kau kembali.' Ia mencium bibirku dan mengelus pahaku.
'Hey apa yang kau lakukan?'
'Aku mencium bibirmu. Apa itu salah?' Ia meneruskan ciumannya
'Kau memegang pahaku.'
Dia tidak menjawab lagi. Dia meneruskan ciumannya.
'Let me use you' ujarnya di dekat leherku dan mencium leherku.
'Aku tidak mau' Aku menjauhinya.
'Kau harus karena kau milikku.' ujarnya sambil menggendongku. Ugh mau dibawa kemana aku? Ke tempat tidur? Tidak tidak!
'Buka bajumu' ujarnya sambil membuka bajunya sendiri.
'Tidak'
'Lihat? Aku sudah buka bajuku. Giliranmu.'
'Tidak!'
'Sini aku bantu' ujarnya sambil memegang bajuku. Bersiap-siap untuk membukanya.
'Peter! Aku menerimamu kembali itu sudah cukup! Sekarang kau meminta lebih? Apa yang kau pikirkan?' bentakku
'Aku..... Aku hanya ingin menjadi milikmu seutuhnya'
'Tetapi bukan dengan cara itu, Peter! Aku pergi.'
'Maafkan aku. Aku akan mengantarmu.'
'Tidak perlu.' aku membanting pintu dan mencari taksi.
'ASHLEY!'
Aku mengabaikannya dan untungnya aku langsung mendapatkan taksi. Aku langsung cepat-cepat masuk ke taksi karena hujan deras dan memberitahu tujuanku--pergi ke rumah. Sesampainya di rumah, aku cepat-cepat membayar tarifnya dan cepat-cepat membuka kunci. Aku melihat mobil Peter. Aku langsung mengunci pintu.
'ASHLEY! MAAFKAN AKU'
Oh. Tidak.
'Ashley... Aku tahu kau disitu. Buka pintunya.'
'Ashley aku tidak mau pergi jika kau tidak memaafkanku.'
'Silahkan saja.' ujarku. Aku bersandar di pintu. Lama kelamaan lelah berdiri akhirnya aku duduk.
'Ashley.... Aku minta maaf'
Apakah aku salah dengan perbuatanku? Tetapi tidak! Aku memang tidak salah! Tetapi aku mencintainya... Dan dia mencintaiku. Maka dari itu dia mau berhubungan...
TOK TOK TOK
'Ashley maafkan aku. Buka pintunya. Kumohon'
Aku mengabaikannya. Sampai akhirnya aku lelah memutarkan kejadian tadi dalam pikiranku dan akhirnya terlelap.
Hai! Sorry rada ga jelas atau apa karena #masihpemula #yo #pemula
Tapi i'll try supaya ceritanya menarik
Makasih yang udah sempetin baca!

YOU ARE READING
Second Chance
RomanceKebingungan. Itu yang sedang dirasakan Amie. Apakah ia harus menerima penawaran yang diberikan Peter? Apa yang terjadi dengan persahabatan mereka jika Ashley tahu Amie telah menjualnya demi uang? This story includes scenes of violence and sex.