Part 8

16.2K 211 2
                                    

Ashley POV

'Sayang, kau belum menghubungi Ashley kemarin malam?' tanyaku saat kami di mobil menuju kantorku sambil menatap layar ponsel

Lalu ia menepuk dahinya

'Argh aku lupa'

'Ibuku mencoba menghubungiku semalam sebanyak 7 kali dan pesan singkat'

'Aku lupa. Maafkan aku'

'That's ok. Jadi, nanti malam aku akan berada di rumahku. Bukan di apartemenmu'

'Ya, ok. Aku akan menjemputmu nanti. Jangan pergi sendiri. Jangan pergi tanpa ku' ujarnya sambil mengerem mobil. Kami sudah sampai kantorku.

'Ya'

'Sampai jumpa' ujarnya sambil mengelus pipiku dan mencium bibirku. Aku tersenyum dan keluar dari mobilnya dan menuju ke tempatku bekerja. Disana aku melihat Rick sambil menyilangkan kedua tangannya. Lalu ia menatapku dan ia langsung menaruh kedua tangannya ke dalam saku celana.

'Aku senang kau senang. Dan kau tahu? Aku akan bertambah senang jika kalian berdua putus.' ujar Rick sambil meletakkan sesuatu di atas mejaku dan meninggalkanku. Dasar orang aneh. Aku melihat coklat di atas mejaku dan sebuah tulisan tertera disana. 'Aku ingin mengajakmu makan malam pukul 8 nanti. Aku sudah memesan 2 kursi. #ps. Aku membuatkan ini untukmu. Kuharap kau menyukainya.' Alis tebalku menyatu. Bukankah dia sudah tahu aku sudah punya Peter? Aku menggigit coklat yang diberikan Rick sambil menyalakan komputer. Menurutku coklatnya tidak terlalu buruk.

---------------------------------------------------------------------------------------------------

'Aku lapar.' ujarku

'Kau ingin makan?'

'Tentu.'

Peter menyetir kira-kira 15 menit dan sampailah kami di sebuah restoran. Lalu kami mencari tempat duduk dan memesan makanan. Tiba-tiba seseorang berdeham.

'Rick?!'

'Halo, sayang.' ujar Rick santai. Aku memberikan tatapan jijik padanya. Lalu ia memegang tanganku. Aku langsung menjauhkan tanganku darinya.

Peter berdiri dari kursinya dan mendorong tubuh Rick. 'Siapa kau?'

'Kau tuli? Namaku Rick. Rick Harper.'

'Aku tidak peduli namamu. Kau ada hubungan apa dengan Ashley?'

'Aku kekasihnya. Dan aku mengajaknya makan malam disini. Siapa dia, sayang? Bisakah kau memanggil satpam dan mengusir orang ini?' ujarnya sambil menarik daguku dan menciumku. Lagi. Aku menjauhkan wajahku darinya. Peter menonjok Rick bertubi-tubi. Darah keluar dari hidung Rick.

'Peter!'

'Apa? Kau mau membela kekasih barumu ini?' Rick membalasnya dengan tonjokan yang lebih keras di sekitar pipi Peter ketika ia sedang memalingkan wajahnya padaku.

'Rick!' Aku mendorong tubuh Rick. Rick mundur. Pipinya membiru. Ada darah di sudut bibirnya. Kami dilihat banyak orang. Sudah pasti. Peter bersiap-siap untuk memukul Rick lagi. Aku mencoba menarik tangannya. Ia tetap maju dan memukul Rick.

'Dasar kau keparat! Jangan pernah ganggu dia lagi!' Peter memukul lagi. Rick terjatuh dan darah keluar dari hidungnya dan sudut bibirnya. Security datang dan menyuruh kami keluar. Aku mencoba memegang tangan Peter ketika kami berjalan ke parkiran, tetapi ia menolak mentah-mentah. Sesampainya di mobil, ia menyalakan mesin dan langsung menyetir mobilnya dengan kecepatan tinggi.

'Pete, bisakah kau pelankan?'

'Tidak.'

Peter malah menambah kecepatan mobilnya. Aku hanya bisa melipat tanganku dan menatapnya ketika ia hampir menabrak mobil lain. Sesampainya di rumah, aku membuka safety belt. Aku ingin menjelaskan semuanya padanya.

Second ChanceWhere stories live. Discover now