Amie POV
"Aku sudah ada di bar."
"Aku di toilet. Sebentar lagi keluar."
"Biar kutebak. Apa kau habis menyantap penis pria hidung belang? Lalu kau sedang di toilet untuk menata ulang make up mu yang tadi terkena spermanya?" ujar Peter sambil tertawa.
"Diam kau, bajingan." ujarku lalu menutup telepon. Aku mencari Ashley. Dan aku mendapatkan dia sedang duduk sendiri. Dimana si mulut keparat itu? Aku langsung duduk di samping Ashley.
"Ashley!" Ia terkejut senang melihatku. Lalu ia memelukku.
"Aku rindu padamu."
"Aku lebih merindukanmu." Ujarku sambil menyudahi pelukan kami.
"Jadi kau tinggal bersama Peter di apartemennya, huh?"
Dia mengangguk.
"Aku yakin kau melakukan hubungan seks."
Dia menggeleng. Aku mengerutkan kening. Benarkah? Bukankah Peter membelinya agar mereka bisa melakukan seks?
"Aku tidak percaya jika sepasang kekasih tidak melakukan seks. Apalagi, jika mereka tinggal bersama."
Dia menatap ke bawah.
"Jangan beritahu kedua orangtuaku."
"Tidak akan. Jadi, sudah berapa kali dalam seminggu kalian melakukan hubungan seks?"
"Amie!"
"Kau orgasme berapa kali setiap kali kau melakukan seks dengannya?"
"Amie!"
"Kau sudah melakukan seks dengannya hari ini?"
"Belum--eh, maksudku, Amie!"
Aku tertawa.
"Halo, Amie." sapa Peter. Aku benci melihatnya. Aku melihat ke arahnya, tersenyum, dan memutarkan bola mataku. Ia membawa 2 gelas vodka dan memberikan satu untuk Ashley.
"Tidak, tidak. Aku tidak mau."
"Ayolah. Aku sudah membelikannya untukmu."
Ashley mendengus. Lalu menerima gelas yang diberikan Peter.
"Terimakasih. Kau tidak membelikannya untuk Amie?" tanya Ashley. Dia memang teman yang baik.
"Biar dia membeli dengan uangnya sendiri." ujar Peter sambil memberikan tatapan "Aku yakin kau tidak dapat membelinya."
"Mengapa kau berbicara seperti itu? Tunggu disini, Amie. Aku akan membelikannya untukmu." ujar Ashley sambil meninggalkan kami.
"Kau serius tidak memberiku pekerjaan?"
"Tidak. Atau mungkin tidak kali ini. Aku benar-benar tidak habis pikir. Kau menghabiskan uang yang ku berikan padamu dalam waktu yang benar-benar singkat."
Aku terdiam.
"Hey, aku punya ide yang bagus untukmu. Aku serius kali ini."
"Apa?"
"Kau yakin mau mendengarnya?"
"Hmm, ya."
"Jual saja dirimu pada pria di seberang sana." ujarnya sambil menunjuk salah satu pria yang sedang mencium leher seorang wanita.
Aku memutarkan bola mataku. Mulutnya sama saja dengan Dylan. Ashley datang dan memberikan segelas vodka untukku.
"Terimakasih."
YOU ARE READING
Second Chance
RomantizmKebingungan. Itu yang sedang dirasakan Amie. Apakah ia harus menerima penawaran yang diberikan Peter? Apa yang terjadi dengan persahabatan mereka jika Ashley tahu Amie telah menjualnya demi uang? This story includes scenes of violence and sex.