Las Vegas, Nevada
Sapuan angin malam meniup kota dosa. Tempat dimana banyak orang menghabiskan waktu dengan bahagia menikmati dunia fana. Surga ibu kota hiburan dunia tersebut memanjakan siapapun yang datang dengan kemewahan.
Seperti yang dirasakan Taehyung. Laki-laki tampan dan berwibawa yang baru saja tiba untuk memulai perjalanan bisnisnya.
Setelah mempelajari dunia judi dari sang kakek. Taehyung kini ikut berkecimpung meneruskan perusahaan kasino besar milik keluarganya di Las Vegas.
"Tuan muda Taehyung Kim, apa yang kau butuhkan sekarang?"
"Siapa kau?" Jawab Taehyung, berbalik badan kala dipanggil.
Saat termangu di rooftop mansion, ia dikejutkan oleh kehadiran seorang wanita muda yang berpakaian layaknya pelayan.
Dengan rambut panjang tergerai indah. Mata coklat wanita itu berkilau kilatan menggoda.
"Perkenalkan, aku Sohyun Kim. Pelayan pribadimu di sini." Ucap wanita itu sambil membungkukkan badannya sejenak di depan Taehyung.
"Ahh, jangan terlalu kaku seperti itu." Balas Taehyung, tersenyum kikuk sembari mundur satu langkah menjauhi Sohyun.
"Lain kali jangan memperkenalkan dirimu sebagai pelayanku lagi. Di sini aku tak—-"
"Tuan besar Kim yang memintanya. Aku di sini karena beliau mengutusku untuk merawatmu." Ucap Sohyun, "Maaf aku memotong pembicaraanmu."
Wanita itu menatap Taehyung dalam. Saat menjelaskan bibirnya mengukir seulas simpul senyum yang manis.
"Baiklah kalau seperti itu. Kau bekerjalah dengan baik dan profesional."
Sohyun tersenyum. Kemudian mendekati Taehyung sebelum membalas.
"Tuan baru saja tiba di sini setelah menempuh perjalanan dari Roma ke Las Vegas yang sangat jauh. Pasti sekarang tuan sangat lelah-—?"
Taehyung mengangkat salah satu alisnya. Memberi respon hanya sebatas ekspresi, ia menunggu kelanjutan maksud ucapan wanita itu.
"Aku siap kapanpun kau membutuhkanku. Jadi jangan ragu, kalau kau menginginkannya."
"Menginginkan apa? Apa maksudmu Sohyun?"
Dibalas dengan tajam. Sohyun menjadi canggung berdiri di dekat Taehyung. Kendati dirinya pantang menyerah, terus berusaha mencairkan hati lembut sang majikan.
"Sebuah pijatan. Aku bisa menghilangkan rasa letihmu dengan sebuah pijatan." Jawab Sohyun, "Jadi kalau kau menginginkannya, katakan saja padaku."
***
Di lain tempat. Pemandangan cantik nan apik kota Las Vegas juga dinikmati seorang pria rupawan bernama Sehun Oh. Namun ia menikmatinya tak sendiri, karena ditemani sang kekasih tercinta.
Berdua mereka menjadi bagian penikmat pemandangan hamparan kota penuh cahaya gedung-gedung bertingkat.
Pasangan itu kini saling memberi pelukan hangat di ujung hari, sebelum memulai aktivitas panas sampai terbitnya mentari.
"Aku berharap kita selamanya selalu seperti ini, Sehun."
"Tentu saja, Jisoo. Apa ada yang kau cemaskan? Mengapa tiba-tiba kau berucap seperti itu?" Tanya Sehun, keheranan.
Beberapa detik kemudian, ia menyelipkan anak rambut Jisoo ke belakang telinga. Sambil menghirup aroma citrus yang menguar dari keringat sang kekasih, Sehun menurunkan tali tanktop Jisoo yang tipis.
"Bukankah lusa kau akan berangkat ke Miami? Aku takut saat kita berhubungan jarak jauh, kau mengkhianati kepercayaanku."
"Tidak akan mungkin. Bagaimana bisa aku berpaling dari wanita cantik yang selalu memuaskanku seperti ini?"
Sehun merebahkan Jisoo perlahan. Sampai wanita itu berbaring sempurna dengan tubuh polos, ia kemudian merangkak naik ke atas tubuh Jisoo.
"Ada apa, hm? Mengapa hari ini kau sangat tegang?" Tanya Sehun, rendah.
Ia mulai bernafas hangat di sekitar tulang selangka Jisoo. Tubuhnya yang sedikit bungkuk, membuat Jisoo dapat merengkuh punggungnya yang kekar dengan kedua tangan.
Memejamkan kedua matanya rapat sejenak. Ketika Jisoo ingin menjawab pertanyaan Sehun, ia terhalang suara desahannya yang tak bisa ia tahan. Kala dirasa tangan Sehun meremas salah satu payudaranya, Jisoo menggeliat keenakan.
"Jangan cemaskan aku. Jangan khawatirkan hubungan kita. Aku berjanji tak akan mengkhianati kepercayaanmu."
"Hmmphh...sayang, sebenarnya bukan hanya itu yang kutakutkan." Ucap Jisoo, tiba-tiba membalas dengan serak.
Sehun menghentikan aksinya sejenak. Ia kemudian menatap Jisoo dalam dengan maniknya yang gelap, dikaluti nafsu yang memuncak. Selagi menunggu wanita itu meneruskan ucapannya, Sehun melepas setelan jas yang masih dirinya kenakan.
Melihat Sehun sedikit kesulitan, Jisoo pun membantunya sembari mengumpulkan keberanian untuk melanjutkan ucapannya yang menggantung.
"Aku tak bisa hidup sendiri, Sehun. Terus terang saja, karena aku belum bekerja dan selama ini aku hidup bergantung padamu. Aku jadi mencemaskan kebutuhan harianku ke depannya."
Selesai berucap Jisoo menggigit bibir bawahnya kecil. Ia takut reaksi Sehun tak seperti yang dirinya inginkan. Kendati yang sebenarnya terjadi setelah itu, Sehun justru terkekeh kecil.
"Apa yang kau cemaskan tentang itu? Kau tenang saja, setiap bulannya nanti aku akan mengirimmu uang." Ucap Sehun.
"Untuk biaya kuliah dan bersenang-senangmu. Aku akan mentransfer dalam jumlah yang besar. Tapi dengan syarat-—"
Sehun menjeda ucapannya sejenak. Dengan sengaja membuat Jisoo menunggu. Tangannya terulur memeluk wanita itu, sebelum ia ajak Jisoo berputar untuk berpindah posisi.
Sesaat dirinya berhasil membuat wanita itu mengangkang di pinggangnya. Sehun tersenyum tipis, lalu lanjut berbicara lagi.
"Kau tak boleh melewatkan sekalipun panggilan videoku nanti." Kata Sehun.
***
TO BE CONTINUE
.
Hello, aku di sini mau tes ombak dulu~
Note :
Cerita bergenre dark romance dan DEWASA. Yang itu berarti mengandung kekerasan dan aktivitas seksual yang kompleks. Pilih bijak bacaan yang kalian suka, dan aku menulis cerita dengan genre yang aku suka.CAST!♤
Jangan lupa vote & comment, kalau mau cerita ini lanjut~
KAMU SEDANG MEMBACA
SUNSETZ
Fanfiction[M]⚠️ | Fanfiction • Dark romance CERITA INI MENGANDUNG TINDAK KEKERASAN, BAHASA YANG KASAR DAN VULGAR. HARAP BIJAK DALAM MEMBACA. Setelah bosan menjalin hubungan jarak jauh dengan sang kekasih. Jisoo Kim mencari tambatan hati baru melalui aplikasi...