Chapter 22 : You are the reason

804 133 114
                                    

Taehyung mengajak Jisoo mencari udara segar di malam hari dengan menikmati deburan ombak di pinggir pantai. Tak jauh dari tempat penginapan, pantai yang Taehyung pilih memiliki klub pantai paling mewah di Miami.

Menikmati hembusan angin dengan tenang, pasangan itu duduk langsung hanya beralas pasir putih.

Sambil berpelukan, Jisoo sesekali mengadahkan kepalanya untuk mencium bibir Taehyung.

"Suatu hari nanti, semua pasti akan berakhir bahagia." Ucap wanita itu, menenangkan Taehyung.

"Aku harap begitu." Balas Taehyung.

"Jika tidak, apa yang akan terjadi padamu?" Tanya Jisoo, spontan. Taehyung lantas mengendikkan bahunya kecil.

"Aku mungkin akan mati."

"Taehyung! Kau bicara apa?" Pekik Jisoo, terkejut pada ucapannya. Reflek menepuk paha laki-laki itu, setelahnya ia mengerat lebih kuat pelukannya pada pinggang Taehyung.

"Aku hanya bercanda." Kekeh Taehyung, membalas. "Aku tak akan mati lebih dulu darimu. Kau di sini hidup sendiri, jika bukan aku siapa yang akan melindungi dan menjagamu?"

"Siapa yang akan merawat cantikku ini jika aku tidak ada?" Terus Taehyung, berbicara.

"Berjanjilah padaku, kau tak akan pergi meninggalkanku sendiri." Ucap Jisoo memberikan telapak tangannya yang terbuka pada Taehyung.

Menerimanya dengan cepat, Taehyung menggoyangkannya sedikit setelah itu. Sambil tersenyum, ia menganggukkan kepalanya sekali.

"Aku berjanji, tak akan meninggalkanmu sendiri."

Taehyung mengangkat sedikit naik dagu Jisoo, beberapa detik ia menatap dalam netra gelap wanita itu yang berkilau di bawah sinar bulan. Kemudian, bibirnya meraup kasar bibir ranum Jisoo.

Memanggutnya penuh manja, Taehyung menyalurkan cintanya pada gerak bibirnya yang buas membelai bibir Jisoo. Dengan salivanya yang basah membungkus bibir wanita tersebut, Taehyung memasukkan lidahnya yang disambut lekas dengan lidah Jisoo.

Kedua tangan Taehyung memegang leher Jisoo, untuk mengatur kepala wanita tersebut agar seimbang. Niat jahil datang, Taehyung menelusuri garis leher Jisoo hingga tawa renyah keluar dari bibir yang sedang dicumbunya.

Terdiam sejenak, detik kemudian Taehyung menarik diri dan melepas ciumannya dengan Jisoo sebentar.

"Aku harap keputusanku mengajakmu ke sini tepat. Aku tak bermaksud membuat hubungan kita dalam bahaya, kalau kau khawatir padaku tidak apa-apa."

"Rasa khawatir tak sepenuhnya buruk. Aku mengerti apa yang kau rasakan." Kata Taehyung, "Tapi jika terus larut dalam pikiran seperti itu, bagaimana dengan hubungan kita selanjutnya? Sampai kapan kita terjebak dalam bayang-bayang bahaya yang mungkin saja itu tak akan terjadi?"

Jisoo mengangguk cepat. Ia menangkup pipi Taehyung tanda tak ingin mendengar suara hati kekasihnya yang berhasil mencabik hatinya kini. Menundukkan kepalanya, Jisoo menarik nafas dalam saat dadanya terasa sesak dan matanya berlinang air mata.

"Tak ada kata yang tepat untuk menggambarkan suasana hatiku saat ini. Tapi, satu yang perlu kau tau Taehyung. Kau adalah segalanya untukku."

Taehyung mengangguk sembari memeluk Jisoo. Mencium kening wanita tersebut, tangannya di belakang mengusap posesif punggung sang tercinta.

"Aku ingin minum. Di dekat sini ada klub--"

"Kau tak boleh minum. Ubah kebiasaan burukmu itu saat bersamaku." Ucap Taehyung dengan tegas memotong.

"Hanya sedikit, aku janji tak akan minum banyak." Kata Jisoo, memohon.

Melihat Taehyung tak banyak bereaksi akan menuruti permintaannya, Jisoo bangun dari tempatnya duduk. Sambil mengibas gaun tipisnya yang banyak terkena pasir, ia kemudian berbicara dengan kesal pada laki-laki tersebut.

SUNSETZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang