Chapter 15 : The unseen dark side

994 166 167
                                    

Pergi tanpa membawa sehelai pakaian, Sohyun angkat kaki dari rumah--tempat tinggalnya bersama Jisoo. Setelah berhasil membungkam mulut sang kakak, tanpa berpamitan ia keluar.

Meninggalkan Jisoo sendirian di rumah mewah pemberian Sehun, wanita itu menempati mansion Taehyung selamanya. Atas permintaan Taemoo, sebelum pria paruh baya itu kembali ke Italia--Ia meminta Sohyun tinggal bersama sang putra tercinta.

"Jaga putraku, di sini hanya kau yang bisa ku percaya." Ucap Taemoo, menggenggam tangan Sohyun.

Wanita itu lantas mengangguk cepat begitu mantap, "Pasti, ayah. Aku akan melindungi Taehyung sampai mati."

"Melindunginya bukan berarti kau menyerahkan seluruh hidupmu hanya untuk Taehyung, aku hanya ingin kau menemani hari-hari berat yang mungkin putraku lewati."

"Aku mengerti." Kata Sohyun, tersenyum hangat.

Tak lama, Taemoo memeluknya begitu erat. Cengkerama keduanya, dipandang teduh netra seorang pria yang memperhatikannya sejak awal.

Sambil mengepalkan kedua tangannya kuat-kuat, Taehyung kemudian berlari ke tempat lain. Menenangkan perasaannya yang membuncah, ia duduk di atas aspal berkerikil kecil.

"Mengapa harus dia, Tuhan? Mengapa harus dia?!" Geram Taehyung, berteriak kesal.

***

Jisoo terbangun dari tidur lelahnya semalam. Lekas membersihkan diri dan bersiap ke kampus, wanita itu terkejut melihat waktu pada jam dinding.

Memakai polesan make up tipis, ia menutupi bekas sembab wajahnya yang sedikit bengkak.

Sial, menangis sangat merugikan dirinya.

Setelah semalaman habis sampai lelah mengeluarkan air mata, ia datang ke kampus untuk wisuda nyaris terlambat. Kalau bukan karena kehadiran laki-laki yang sangat mencintainya, sudah pasti Jisoo akan kehilangan momen yang selama ini telah lama dinanti.

"Berapa usiamu sekarang, sayang?" Tanya Taehyung, sembari memberikan Jisoo sebotol minuman dingin.

"Apa itu penting untuk kau ketahui?" Jawab Jisoo, bertanya balik. Terdengar nada bicara wanita tersebut sedikit sinis, ia membuat Taehyung terkekeh getir.

"Tidak, aku hanya ingin tau." Balas Taehyung, "Selamat wisuda, aku senang dapat berkesempatan menyaksikan acara kelulusanmu di sini."

Laki-laki itu merangkul tubuhnya, kemudian menarik bahu Jisoo lebih dekat. Ia berniat memberi sebuah kecupan tanda kasih. Kendati saat niatnya hampir terjadi, kecupannya tak sampai mendarat karena Jisoo menarik diri.

"Sehun sangat terpandang di kampusku, ia penyumbang terbesar pembangunan institusi. Jadi, kumohon tolong jangan membuat banyak orang memperhatikan kita."

"Baiklah, tapi apa mereka mengenalmu?" Tanya Taehyung, tanpa masalah. Yang ditanya mengangguk sekilas.

"Tentu, kebanyakan dari mereka semua yang hadir di acara ini mengenal baik diriku. Sebagai kekasih Sehun, karena si brengsek itu selalu memperkenalkanku sebagi calon istrinya."

Taehyung menarik nafasnya dengan kasar, kemudian mengusap rambutnya yang hitam lebat ke belakang. Sekejap, Ia butuh lebih banyak pasokan oksigen untuk menyejukkan kepalanya yang mendadak terasa panas.

"Tidak apa-apa, kan?" Tanya Jisoo, mengusap pelan tangan Taehyung yang terkepal kuat di atas sandaran tangan kursi.

Mencuri kesempatan, ia menenangkan sang tercinta dengan sentuhan halus tanda sayang. Meski perlahan di sepanjang acara Taehyung mulai jengah dan muak diperkenalkan hanya sebatas rekan kerja, senyum laki-laki tersebut tak pernah luntur tertampilkan.

SUNSETZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang