Setelah lelah bercinta sampai Jisoo terlelap tidur lebih dulu dari Taehyung. Tiba waktunya, laki-laki itu berkutat dengan layar ponselnya ditemani angin malam yang berhembus menyejukkan tubuhnya di balkon kamar.
Dengan secangkir kopi yang dirinya buat sendiri pula, Taehyung berusaha tetap terjaga agar bisa terus mengawasi Jisoo yang sedang tertidur pulas.
Kini wanita tercintanya sedang mengandung buah hati tercintanya. Meski tak bohong, sebetulnya ada secercak perasaan ragu setelah menonton video persetubuhan Jisoo dengan Sehun.
Laki-laki itu mencoba tak terpengaruh, dan terus melindungi wanita tersebut.
"Buat ledakan itu seolah-olah percobaan bunuh diri. Aku berjanji akan menjaga keluargamu di Las Vegas." Ucap Taehyung, mengangkat panggilan telepon dari nomor yang asisten Taemoo kirim.
Meminta asisten ayahnya tersebut mencari seorang sukarelawan yang bosan hidup. Marco membantu Taehyung menemukan sukarelawan yang bersedia melenyapkan nyawanya demi sebuah misi.
"Tetap ada imbalannya, aku mohon jangan bohongi aku." Ucap laki-laki itu dalam sambungan telepon Taehyung sambil menangis.
"Kau tenang saja. Istrimu akan baik-baik saja di Las Vegas. Besok pagi setelah kau meledakkan diri di alamat kantor yang kusebutkan tadi, aku akan sampai di Las Vegas bersama istriku untuk bertemu dengan istrimu."
"Aku mau anakku bisa menempuh pendidikan sampai di bangku perkuliahan. Tolong, aku mohon padamu. Aku ingin membahagiakan keluarga kecilku, Tuan."
"Aku akan memenuhi keinginanmu." Ucap Taehyung, meyakinkan laki-laki yang sedang mengalami keraguan tersebut.
"Baiklah, aku akan ikut asistenmu pergi malam ini."
"Bagus. Senang bekerja sama denganmu Jinnie. Terima kasih sudah mau membantuku menghancurkan tempat itu."
"Tak masalah, aku siap melakukan apapun bahkan bila harus tubuhku hancur agar keluarga kecilku mendapat kehidupan yang layak dan cukup." Jawab Jinnie, "Itu baru yang dinamakan bekerja banting tulang untuk keluarga kan Tuan?"
Sudut bibir Taehyung terangkat kecil. Mendengar pernyataan sukarelawannya yang begitu menyayat hati kecilnya kini, ia menoleh ke belakang untuk melihat presensi Jisoo yang sedang terlelap tidur.
"Aku mengawasimu dari atas, tuan. Setelah aku mati nanti dan kau membohongiku, keluargamu akan menderita aku bersumpah mati. Namun, jika kau menepati janjimu aku akan berdoa agar kau dan keluarga kecilmu selalu mendapat kebahagiaan."
"Kita berdua menyepakati hal ini untuk sama-sama saling mendapat keuntungan. Aku benci seorang pengkhianat, jadi aku tak akan menjadi sosok yang kubenci. Kau tenang saja, aku tak mungkin menipumu."
Selesai menanggapi dengan nada serius dan tegas, Taehyung menutup panggilan tersebut secara sepihak. Kemudian, berjalan mendekati Jisoo usai mengambil sebuah kotak kecil berbahan beludru merah. Ia merapatkan tubuhnya dengan tubuh Jisoo, setelah membuka kotak tersebut.
"Keadaan saat ini tak memungkinkanku bisa menikahimu cepat, sayang. Meskipun aku sangat ingin, maafkan aku." Ucap Taehyung, mengangkat tangan kiri Jisoo ke udara.
Menatap nanar jemari lentik wanita itu, ia menikmati gemuruh perasaannya sambil mendengarkan alunan musik yang menggema dari speaker ponselnya di atas nakas samping ranjang.
I am a lost boy from Neverland
Usually hanging out with Peter Pan
And when we're bored we play in the woods"Taehyung, kau belum tidur?" Tanya Jisoo, terbangun saat suara lagu yang Taehyung putar mengusik pendengarannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUNSETZ
Fanfiction[M]⚠️ | Fanfiction • Dark romance CERITA INI MENGANDUNG TINDAK KEKERASAN, BAHASA YANG KASAR DAN VULGAR. HARAP BIJAK DALAM MEMBACA. Setelah bosan menjalin hubungan jarak jauh dengan sang kekasih. Jisoo Kim mencari tambatan hati baru melalui aplikasi...