"Check in hotel, honey?" Gumam Jisoo, meminta pendapat.
Sebelum ia kemudian berdiri, tangannya yang dapat bergerak bebas ia letakkan di atas pundak Taehyung sebagai tumpuannya bisa bangun.
Sambil tersenyum tipis, ia melempar tatapan nakal kepada Taehyung. Menggunakan kedua netranya yang berkilau di bawah sinar lampu, Taehyung melihat iris mata Jisoo berwarna hazel.
"Aku punya mansion mewah milikku pribadi, tak jauh dari sini. Mengapa kita pergi ke hotel yang mengeluarkan uang?"
Jisoo mendelik terkejut. Tak lama kemudian ia menggelengkan kepalanya, tak percaya.
"Kau serius dengan kata-katamu itu? Kau sungguh punya mansion pribadi?" Tanya Jisoo kepada Taehyung.
Taehyung mengangguk pelan sekali. Tak lama, ia membenturkan sedikit kepalanya dengan kepala Jisoo.
Wanita itu mengulum bibirnya tipis. Sambil mengangkat bahunya kecil, Jisoo kemudian mulai mengajak langkah kaki Taehyung berjalan bersamaan.
"Memangnya ada apa? Mengapa kau sangat terkejut sampai seperti itu?" Tanya Taehyung yang diabaikan Jisoo.
Membalas dengan melempar kembali sebuah pertanyaan. Rasa gembira Jisoo tak dapat dielak dapat Taehyung lihat.
"Apa di mansion itu kau tinggal sendiri?"
"Tentu. Keluargaku, mereka semua tinggal di Roma." Jawab Taehyung.
"Ada apa memangnya kalau aku tinggal sendiri? Apa kau ingin menemaniku? Menetap tinggal di mansionku selamanya?" Lanjut Taehyung, bertanya menggoda.
Diselingi kekehan kecil ia berbicara. Maniknya yang sungguh-sungguh menunjukkan ketertarikannya kepada Jisoo, sekejap membuat wanita itu diselimuti rasa bersalah yang besar.
Menetap tinggal di mansion Taehyung, itu sesuatu yang sulit bisa terjadi. Selama misi balas dendam Sehun belum terselesaikan, dirinya masih terikat sebuah hubungan oleh pria tersebut.
"Hei, mengapa berhenti? Apa kau melamun?" Ucap Taehyung sambil melambaikan tangannya tepat di depan wajah Jisoo.
Mengejutkan wanita itu, ia kembali menyadarkan Jisoo. Detik berikutnya mereka lanjut melangkah bersama, sampai tiba di pintu utama restoran, banyak pasang mata memperhatikan keduanya.
Semua berpusat pada borgol yang mengikat tangan Jisoo dan Taehyung. Tapi pasangan itu seolah buta, tak mempedulikan segala bentuk pandangan penuh penilaian orang-orang sekitar.
"Kalau kau tinggal di mansionku, semua terjamin sampai kebahagiaanmu pun akan kupenuhi." Lanjut Taehyung, "Tak ada yang perlu dicemaskan. Setiap harinya kita hanya perlu memikirkan apa yang kita akan lakukan berdua."
Mobil tiba, Taehyung membuka pintu belakang untuk Jisoo sebelum kemudian ia persilahkan Jisoo masuk lebih dulu. Sampai dirinya turut mendapat posisi duduk yang nyaman pula. Taehyung baru kembali meneruskan ucapannya yang belum selesai.
"Semua yang kau inginkan, kau sukai akan kusediakan. Termasuk sosis favoritmu itu." Lanjut Taehyung, berbisik di telinga Jisoo.
Bergidik geli, bulu kuduk Jisoo berdiri ketika Taehyung berbisik. Setelahnya Jisoo tertawa, tangan wanita itu memukul perut Taehyung berulang kali.
"Sosis favoritku?" Kekeh Jisoo, mengulang ucapan Taehyung.
Taehyung mengangkat alisnya, sedikit. Dalam hati, ia menggeram kecil saat Jisoo meremehkan dirinya. Ingin rasanya Taehyung mengungkapkan dirinya tak sepolos yang Jisoo kira.
Lebih liar dari macan, lebih buas dari serigala. Taehyung tersenyum miring kala membayangkan Jisoo jika berada di bawah kendalinya.
"Ada satu hal yang belum kuberitahu padamu tentang diriku." Ujar Taehyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUNSETZ
Fanfiction[M]⚠️ | Fanfiction • Dark romance CERITA INI MENGANDUNG TINDAK KEKERASAN, BAHASA YANG KASAR DAN VULGAR. HARAP BIJAK DALAM MEMBACA. Setelah bosan menjalin hubungan jarak jauh dengan sang kekasih. Jisoo Kim mencari tambatan hati baru melalui aplikasi...