Kejadian yang tidak benar adanya itu mampu merenggut kebahagiaan Sesa.
***
"Tapi waktu itu kamu bilang ke aku, kalo kamu beneran sayang sama aku, dan kamu selalu baik sama aku."
"DENGER YA! GUE ITU GAK SUKA SAMA LO! GUE BAIK SAMA LO KARENA GUE KASIA...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Apapun yang terjadi, gue gak akan bisa kalah dari Sesa, gue harus menang"
"Gue gak suka apa yang gue mau gak bisa di miliki, setidaknya kalo gue gak bisa memiliki itu maka dia juga gak berhak memilikinya."
Lora mengeluarkan ponselnya, menekan nama yang tertera di aplikasi hijau. Ia menelpon seseorang untuk melancarkan aksinya esok.
Semua sudah di rencanakan dengan matang, hanya tinggal berjalan saja prosesnya.
"Saya mau semua berjalan sesuai rencana, jangan sampai ada yang tau, jika kalian gagal maka jangan coba-coba menyebut nama saya" ucap lora tegas.
"Baik mba, semua akan kami laksanakan dengan aman"
"Bayaran sudah semua, jika kalian kurang, kalian bisa memintanya ketika semua sudah berjalan."
Setelah berbicara seperti itu Lora mematikan ponselnya, dan tersenyum smirk. Ia sudah membayangkan apa yang akan terjadi setelahnya, dan juga sudah berkhayal akan menikmati hasilnya.
Apapun akan ia lakukan agar semua hal yang ia inginkan bisa di miliki termasuk Azar. Bukannya hanya itu, ia juga ingin Azar mampu membenci Sesa apapun yang terjadi nantinya.
✨✨✨
Kini Sesa sedang makan malam bersama dengan Azar, umi dan Ainun. Umi bilang Ainun jadi susah di suruh belajar jika tidak ada Sesa. Maka itu umi sampai memohon agar Sesa mau main ke rumah dan mau membantu Ainun belajar.
"Sesa?"
"Iya mi?"
"Kamu udah lama banget gak main ke sini," ucap umi saat mereka sudah selesai makan.
Sesa tersenyum kikuk "hehe iya mi, Sesa lagi belajar, soalnya gak lama lagi mau ujian kelulusan" ucap Sesa.
"Oh iya juga ya, gak nyangka kalian udah mau lulus, kamu rencana nya mau kuliah di mana sa?"
"Eemm belum tau mi, masih Sesa pikirin. Kalo Azar di mana?" Tanya Sesa beralih kepada Azar.
"Belum tentu,"
"Hah?" Sesa tak mengerti.
"Jadi gini, Azar di suruh abi buat lanjutin pendidikan nya di Al-azhar"
Sesa memasang raut bingung nya, dimana itu? Sesa tak pernah mendengar nama itu. Seakan mengerti raut wajah Sesa yang kebingungan.
