Semua langsung menitikkan air mata nya, saat melihat sebuah Vidio yang Yohanes tunjukkan. Di sana terlihat jelas jika Sesa di bekap dan di bawa masuk, begitupun Yohanes. Orang itu memposisikan pas tubuh Yohanes dan juga Sesa Agara seperti apa yang mereka pikirkan selama ini.Aiza tidak henti-hentinya menangis, bahkan Aiza seperti orang yang sulit bernafas.
Azar mundur beberapa langkah, ia menyenderkan punggungnya di tembok. Ia terlalu merasa bersalah. Kilasan saat ia berbuat kasar bahkan berkata menyakitkan kepada Sesa itu teringat jelas.
"HARUSNYA LO YANG DI POSISI GEZA SAAT INI!"
Dan gadis itu benar-benar melakukannya, bahkan lebih parah dari yang Azar duga. Azar menoleh ke arah jendela, ia melihat Jones Yang masih menangis di samping tubuh putrinya, banyak sekali alat-alat yang menempel pada tubuh gadis itu.
"Kamu kuat ca." Gumam Azar terdengar pilu.
Bahkan untuk memikirkan hal yang lain itu tidak bisa, pikirannya penuh dengan Sesa. Azar, ia tidak pernah berhenti untuk mencintai Sesa. Ia terlalu cinta hingga kehilangan kepercayaannya pada gadis itu.
"Kita harus cari pelaku, karena gue yakin, ini semua pasti ada dalangnya" ucap Yohanes.
"Gue setuju, tapi Lo dapet Vidio itu dari mana?" Tanya Saros.
"Bokap gue susah payah buat minta ijin ke pihak sekolah, buat nunjukin cctv gudang, dan waktu di cek sempet gangguan, makanya harus nunggu waktu buat semuanya dapett"
"Seharusnya dari awal kita lapor guru aja," ucap Saros membuat orang sadar akan hal itu. "Dengan itu, kita tau yang sebenarnya"
"Kita yang terlalu bodoh, Sesa yang gak tau apa-apa jadi kena, dia di bully satu sekolah, dan memilih jalan ini" ucap Geza.
Dinda tak habis pikir, ia hanya bisa menenangkan Geza yang rasa ingin mengamuk.
"Della. Kita harus kasih pelajaran buat dia." Ucap Geza.
"Della biar jadi urusan gue." Azar berucap "jangan pake kekerasan fisik, dia bakal keluar dari sekolah besok."
"Zar? Lo yakin? Gimana cara nya?"
"Jangan kan gudang, di setiap ruangan sekolah itu ada cctv, gue bakal laporin dia dengan bukti itu dan kalian jangan lupa, sekolah itu milik kakek gue." Ucap Azar.
Mereka semua baru ingat, karena memang Azar tidak pernah membahas siapa pemilik sekolah itu.
"Lebih baik, kalian semua pulang dulu, bersih-bersih, besok bisa ke sini lagi." Ucap Azar.
"Tapi Zar, Lo gimana? Baju Lo banyak darah"
"Gampang" sahut Azar "Saros, Lo bawa Aiza dulu, dia masih terlalu syok."
Saros mengangguk kemudian membawa Aiza yang masih menangis untuk pulang.
Setelah semua orang pulang, Azar memasuki ruangan Sesa, dan memegang bahu Jones dengan pelan. Jones yang terkesiap langsung menoleh ke arah Azar.
KAMU SEDANG MEMBACA
KITA DAN SEMESTA
Novela JuvenilKejadian yang tidak benar adanya itu mampu merenggut kebahagiaan Sesa. *** "Tapi waktu itu kamu bilang ke aku, kalo kamu beneran sayang sama aku, dan kamu selalu baik sama aku." "DENGER YA! GUE ITU GAK SUKA SAMA LO! GUE BAIK SAMA LO KARENA GUE KASIA...