"Kejahatan yang dibalas kejahatan, akan berakhir dengan dendam yang tak berkesudahan."
- Jisoo KimHappy reading!
Seokjin dan Jisoo merasa semakin sesak akibat pasokan oksigen yang menipis, sebab asap pekat mulai memenuhi ruangan dari menit kemenit. Penampilan keduanya pun sudah tampak kacau disertai keringat yang tak henti bercucuran, hawa panas ditempat ini benar-benar seolah akan memanggang mereka hidup-hidup disini.
"Kak aku sudah tidak kuat..." Jisoo terbatuk dan menatap Seokjin dengan mata yang sayup-sayup akan tertutup.
"Tidak jangan tutup matamu! Bertahanlah sebentar lagi." Seokjin menggeleng dengan suara yang tertahan dengan lengannya menutup hidung serta mulutnya. Sementara Lengan satunya lagi memperdalam pelukan Jisoo padanya agar tak menghirup asap terlalu banyak.
Ku mohon. Cepatlah datang.
Seokjin terus memohon dan berdoa dalam hati dengan perasaan yang semakin tidak tenang saat menyadari pegangan Jisoo pada kemejanya mulai mengendur.
"Tidak..." ia perlahan melonggarkan pelukannya dan membawa Jisoo duduk. ketakutannya semakin besar, saat ia lihat adiknya sudah tidak sadarkan diri.
"Jisoo, hei bangunlah."
Tepukan serta guncangan sudah ia coba tapi Jisoo sama sekali tidak merespon. Seokjin menidurkan Jisoo dilantai dan berjalan mendekati pintu. Kembali berusaha membuka pintu itu, dari mulai menarik sampai menendangnya berkali-kali dengan keras.
Saking emosinya Seokjin mengumpat sambil meninju pintu tersebut. Nafasnya pun kian tersengal setelah mengeluarkan emosinya sejak tadi ditambah ia juga kelelahan.
Dengan langkah gontai Seokjin kembali mendekati Jisoo dan menaruh kepala Jisoo dalam pangkuannya. "Maaf. Aku tidak bisa menjagamu dan juga Bunda. Aku benar-benar kakak yang tidak berguna..."
Taehyung dan Hoseok segera tancap gas dengan membawa serta pria yang mereka tolong sebelumnya. Bahkan mereka belum sempat bertanya apapun, sebab tepat saat baru saja pria itu benar-benar sadar. Taehyung malah mendapat pesan dari Seokjin yang mengirim sebuah lokasi dan menyuruhnya untuk menyusul.
Pria itu tak lain adalah Jungkook–adik tingkat Jisoo sewaktu kuliah yang sempat datang dihari wisudanya.
"Siapa kalian?! Apa kalian akan menculikku? Ya! Cepat jawab. Atau aku akan menelfon polisi." Ancam Jungkook, mulai merogoh saku celana dan mengeluarkan ponselnya.
"Belok kanan didepan sana lalu terus saja ikuti jalannya. Cepat kak!" Taehyung dengan cepat beralih merampas ponsel milik Jungkook. Saat menangkap gerak gerik pria yang duduk di jok belakang itu sepertinya tidak main-main dengan ucapannya tadi.
"Diam, atau kau yang akan kulaporkan sebab ikut bersekongkol dengan penculik!"
"Kau kan?!– Lupakan. Apa maksudmu!" Jungkook melotot tak percaya saat melihat orang yang ada dihadapannya. Terlebih saat apa yang didengarnya barusan.
"Apa hubunganmu dengan pria yang berkelahi denganmu tadi?! Kau pasti komplotannya kan!" Tunjuk taehyung tepat didepan mata Jungkook yang langsung ditepis kasar. Ia mulai paham siapa yang dimaksud oleh Taehyung.
"Dia itu temanku dan kami berkelahi karena–"
"Bisakah kalian diam?! Bukan saatnya untuk berdebat seperti ini. Dan kau Tae, bukannya kita harus fokus untuk menyusul Seokjin dan menemukan Jisoo?! Sekarang berhenti dan tunjukan lagi jalannya." Perdebatan itu sepertinya akan terus berlanjut kalau saja Hoseok tidak mengerem mendadak dan menyela seraya menatap keduanya dengan tatapan tajam.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐸𝓅𝒾𝓅𝒽𝒶𝓃𝓎
أدب الهواةKecelakaan yang dialaminya telah merubah hidup Jisoo sepenuhnya. Begitu pula dengan Taehyung yang telah kehilangan semangat hidup karena kemalangan yang menimpanya bertubi-tubi. Disaat keduanya ingin mengakhiri hidup masing-masing, takdir malah mem...