Chapter VII

54 13 18
                                    

Dukung author dengan vote dan comment nya. Terima kasih.

Happy reading (◕દ◕)

Junghwan berjalan sendiri menuju lantai dua. Ia berniat mencari petunjuk dan mendapatkan petunjuk itu sebanyak-banyaknya dengan niat mengungkapkan pelaku sebenarnya dalam game ini.

"Gue cari kemana dulu yah?" Gumam Junghwan.

"Loh kenapa lo kesini juga? Lo cari di lantai dua juga?" Tanya Haruto yang berdiri di belakang Junghwan entah sejak kapan.

"Iya. Kenapa memangnya?"

"Gue ikut lo deh Hwan. Malas gue sama yang lain." Kata Haruto.

"Kok gue? Biasanya lo sama Jeongwoo hyung yang bodoh itu." Heran Junghwan.
"Gue kan nggak pintar-pintar amat hyung, kenapa nggak sama Yedam atau Jaehyuk? Atau Doyoung?"

"Gue nggak percaya sama Jaehyuk apalagi Doyoung semenjak kematian Asahi hyung. Kalau soal Yedam gue agak canggung sama dia." Ucap Haruto.

"Oh gitu. Terus kita cari kemana dulu ini?" Tanya Junghwan.

"Menurut lo? Tempat yang belum di datangi apa saja?"

"Yah banyak banget, di lantai satu ada lima kamar kosong terus lab sains, musik, dan kamar mayat. Gue lewati toilet karena Jihoon hyung bilang nggak menemukan apa-apa disana malah ketemu sama salah satu pembunuh nya."

"Terus di lantai dua ada delapan kamar ditambah dengan ruang siaran tempat Renjun dan Minhyun itu memantau kita semua, lab komputer, ruang seni, dan dapur. Kita nggak perlu ke gudang karena sudah menemukan Wonyoung disana. Nggak akan ada petunjuk apa-apa pasti."

"Nah di lantai tiga ada enam kamar, kamar ketiga gue dan Yoshi hyung sudah masuk dan menemukan petunjuk kertas yang kami perlihatkan ke kalian semua. Berarti sisa lima kamar yang belum dan ruang gym, tempat bermain, ruang X dan Y. Kita nggak perlu ke aula lagi karena gue dan Yoshi hyung temukan Hitomi disana." Jelas Haruto tanpa jeda.

"Jadi gimana? Lo maunya kemana?" Tanya Haruto.
"Kalau gue sih ke lantai satu dulu, kita masuk ke semua kamar karena feeling gue bilang setiap kamar di lantai satu, dua, dan tiga pasti ada petunjuk."

"Ya udah, gue ikut hyung."

Keduanya menuju ke lantai satu untuk memeriksa setiap kamar disana.

Di tempat lain, Hyunsuk, Jaehyuk, Jihoon bertiga pergi ke lantai dua yang sebelumnya ditempati Haruto dan Junghwan.

"Kemana nih? Gue nggak ada ide." Kata Jihoon.

"Pencar aja." Saran Jaehyuk.

"Kalau ketemu pembunuhnya gimana? Tewas dong nanti." Jihoon membayangkan nya.

"Ya udah biar gue yang sendirian, kalian berdua saja." Titah Hyunsuk.

"Memangnya lo mau kemana Suk?" Tanya Jihoon.
"Gue mau ke ruang siaran. Mungkin disana ada petunjuk."

"Tapi disana ada Renjun dan Minhyun. Entar kalau mereka manggil pembunuh nya gimana? Lo bisa dead tau."

Pletak

"Bisa nggak sih hyung itu nggak pikir yang negatif terus?! Lama-lama lo jadi tambah aneh tau!" Kesal Jaehyuk.

"Gue kan cuma memikirkan keselamatan Hyunsuk Jae. Kalau kejadian beneran gimana? Kita berdua yang tanggung jawab nanti."

"Tenang saja. Gue bawa senjata kesana." Ucap Hyunsuk.

"Senjata apaan? Masih ada nggak? Kalau masih, minta juga dong biar gue dan Jaehyuk bisa jaga-jaga." Celetuk Jihoon.

"Udah hyung nggak usah diladeni nih, gue dan Jihoon hyung pergi dulu. Sampai ketemu lagi." Pamit Jaehyuk dan menyeret Jihoon pergi.

"Good luck!" Teriak Jihoon.

"Akhirnya gue bebas." Batin Hyunsuk.

Hyunsuk berjalan sendiri menuju ruang siaran.

Cklek

"Oh ada tamu. Kenapa?" Tanya Minhyun.
"Dimana Renjun?" Tanya nya.

"Entahlah. Menurut lo dimana?" Tanya Minhyun kembali.

"Gue mau bernegosiasi sama kalian." Kata orang itu.

"Apaan?" Renjun keluar dari salah satu ruangan rahasia di ruang siaran.

"Gue sudah tau siapa pelaku sebenarnya, dan tujuan gue adalah bekerja sama dengan kalian semua. Gimana? Tenang saja, gue akan berusaha untuk menggagalkan yang lain mendapatkan petunjuk itu di setiap ruangan."

"Kalau itu sih kami nggak bisa jawab, tanya sendiri dengan ketua kami alias yang memerintah kami berdua."

"Dimana dia?"

"Disini." Ucap pelakunya.

"Gue setuju dengan tawaran lo. Tapi syaratnya apa? Lo nggak mungkin bantu gue cuma-cuma kan?"

"Memang benar, syaratnya gampang kok. Gue mau membunuh orang-orang yang membuat gue kesal. Gue akan tetap bermain sebagai peserta tapi peserta yang akan menyusun rencana untuk membunuh peserta lainnya. Gimana? Lo mau kan penuhi syarat gampang gue ini?"

"Boleh juga. Itu akan semakin menarik. Ingat! Jangan pernah ungkap siapa gue sebenarnya kalau lo masih sayang nyawa." Ancam pelakunya ke orang misterius itu.

"Tenang saja. Gue sangat cerdas dan baik hati."

Orang misterius itu pergi dari ruang siaran bersama dengan pelaku sebenarnya. Mereka berdua berpencar agar tidak dicurigai.

Kemudian di tempat lain, Mashiho dan Yedam sedang mencari di lantai tiga tepatnya di aula lagi.

"Gue yakin disini pasti ada petunjuk." Kata Mashiho.

"Seyakin itu lo?"

"Iyalah! Feeling gue nggak pernah salah."

"Benar juga, waktu itu feeling lo bilang kalau Jihoon pasti akan peringkat 29 dari 29 murid di kelas dan itu terbukti. Lo cocok jadi peramal Mashi."

"Ah ini apa?" Tanya Yedam ke Mashiho.

"Mungkin petunjuk." Pikir Mashiho.

"Kita lihat dulu sebelum diberikan ke yang lain." Ucap Yedam.
"Ya udah." Mashiho menurut.

"Kalian ngapain?" Tanya Doyoung yang sejak tadi mengikuti Yedam dan Mashiho.

"Kenapa lo disini Doy?" Bingung Mashiho.

"Ikut kalian lah. Gue nggak tau harus cari kemana."

"Apaan tuh?" Doyoung merebut kertas petunjuk nya.

"Kami berdua lagi mau nyontek isi petunjuk itu cuma berdua soalnya kami belum percaya sama yang lain."

"Oh gitu. Ya udah sama gue juga yah, mumpung gue juga pintar walaupun nggak sepintar Jaehyuk hyung dan Yedam hyung."

"Oke deh."

Ketiganya membuka kertas itu.

Hello, kalian pasti penasaran siapa di belakang Renjun dan Minhyun kan? Hmm mau gue kasih tau nggak? Gampang kok caranya tau gue, kalian hanya tinggal membunuh satu sama lain di ruangan ini dan robot kesayangan gue akan memberikan petunjuk aslinya ke pemenang itu. Jika kalian tidak menurut maka kalian mati di tangan kedua pembunuh gue yang sudah ada di depan pintu aula ini. Jangan coba-coba kabur yah, soalnya ada konsekuensi nya juga.
J

"Astaga apa lagi ini?! Kalian berdua nggak akan mau nurutin keinginan dia kan??" Tanya Yedam melihat Mashiho dan Doyoung.

"Tapi kalau nggak nurut, kita semua bisa mati hyung. Pembunuhnya sudah di depan aula." Kata Doyoung.

"Itu benar. Lebih baik ada satu orang yang keluar dari sini dan beritahu petunjuk itu ke yang lain." Ucap Mashiho.

"Terus siapa yang akan keluar?" Tanya Yedam.

Mashiho dan Doyoung saling melirik.

"Tentu saja yang menang!" Seru keduanya.

Find and Kill☑️ | Treasure feat Iz*oneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang