Bimbang

170 9 0
                                    

Pagi itu hana bangun lebih dulu dari yoongi, dia memunguti pakaiannya yang berserakan di lantai.
Hana pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan memakai kembali pakaiannya, hana berjalan dengan hati-hati berusaha tidak mengeluarkan suara sedikitpun agar yoongi tidak bangun pagi itu.
Setelah selesai membersihkan diri dan berganti pakaian, hana pergi meninggalkan yoongi yang masih terlelap tidur.

Setelah hana sampai di rumahnya ternyata jimin sudah menunggunya di ruang tamu.
"Hana, semalam kau tidak pulang ?".
"Eoh nee,a-aku menginap di rumah temanku" jawab hana yang sedikit gugup.
"Temanmu ? Apa aku mengenalnya ?".
Hana semakin gugup saat jimin memberi pertanyaan bertubi-tubi padanya.
"I-itu".
"Wae hana ? Kenapa kau terlihat gugup ?".
"Kau tidak mengenalnya ya kau tidak mengenalnya jimin" jawab hana membela diri.
"Jinjja ? Tapi ku rasa aku mengenal semu teman-temanmu hana".
Pernyataan jimin semakin membuat hana salah tingkah.
"Sudahlah, aku akan mengganti pakaianku" hana mengalihkan pembicaraan.
Hana pergi ke kamarnya untuk mengganti lagi pakaiannya karena hari itu hana ada jadwal kuliah.
"Apa yang kau sembunyikan dari ku hana ? Kenapa kau terlihat sangat gugup" batin jimin seraya pandangannya tidak lepas dari hana.
Tak selang beberapa lama hana pun turun dan sudah berpakaian rapih.

Tak selang beberapa lama hana pun turun dan sudah berpakaian rapih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kajja" ajak hana kepada jimin.
Sepanjang perjalanan hana tidak berbicara sepatah katapun dia hanya melamun memikirkan kejadian semalam bersama yoongi.
"Bagaimana kalau aku hamil" batin hana.
Hana takut apa yang dia lakukan bersama yoongi semalam mambuatnya hamil karena itu akan menjadi penghambat dalam proses perceraiannya.

Sementara itu yoongi mulai membuka matanya, di melihat ke sampingnya sudah tidak hana di sana. Yoongi menghela nafas panjang saat tahu hana meninggalkannya begitu saja.
"Kau pergi tanpa memberitahuku" gumam yoongi.
Yoongi bersiap untuk pergi ke kantor hari itu.

Sedangkan jimin masih memandang heran pada tingkah laku hana hari itu, hana lebih banyak melamun hari itu.
"Kau baik-baik saja hana ?" Tegur jimin.
"Eoh nee" jimin membuyarkan lamunan hana.
Mereka pun sampai di kampus.
"Annyeong" sapa taehyung.
Hana yang masih melamunkan kejadian semalam berlalu begitu saja melewati taehyung tanpa menyapanya kembali.
"Ada apa dengannya ?" Tanya taehyung pada jimin.
"Aku tidak tau" jawab jimin.
Jimin mengikuti langkah hana di belakang.

Hari itu hana menyelesaikan kuliahnya seperti biasa. Hana tidak seceria biasanya, jimin yang sedari tadi mengajaknya ngobrol pun merasa aneh.
Setelah kuliah selesai hana memutuskan untuk pulang, jimin yang saat itu tidak bisa mengantarnya karena kuliahnya yang belum selesai.
Hana sedang berada di halte bis tiba-tiba mobil taehyung berhenti di depannya.
"Naiklah, aku akan mengantarmu".
"Tidak perlu" jawab hana sinis.
Taehyung keluar membukakan pintu mobilnya untuk hana. Hana yang merasa risih karena tatapan semua orang padanya memutuskan masuk ke dalam mobil taehyung.
Taehyung pun mengantarkan hana pulang ke rumahnya.
Sesampainya di rumah hana, taehyung justru memaksa untuk singgah. Tanpa hana ketahui di dalam rumahnya sudah ada yoongi yang sedang memasak menyiapkan makan malam untuk mereka.
"Oppa".
"Hyeong".
Hana dan taehyung terkejut dengan kehadiran yoongi saat itu.
"Kau sudah pulang sayang" yoongi mendekati hana melingkarkan tangannya di pinggang hana dan mencium keningnya sekilas.
Hana tidak memberi reaksi apapun tetapi berbeda dengan taehyung yang sedikit mengepalkan tangan melihat yoongi berlaku lembut pada hana.
"Apa yang kau lakukan di sini hyeong ?" Tanya taehyung.
"Tentu menemui istriku, apalagi. Kau taehyung apa yang kau lakukan di rumah wanita yang sudah bersuami ?".
"Oppa apa yang-".
"Tenanglah sayang, aku tidak akan memarahinya atau berlaku kasar kepadanya" ucap yoongi sembari menatap tajam ke arah taehyung.
Taheyung dan yoongi saling memberi tatapan tajam.
"Duduklah, aku sudah membuat makanan kesukaanmu, semalam kau pasti kelelahan" ucap yoongi sembari menyiapkan makanan untuk hana.
Taehyung mengerutkan dahinya tanda tidak mengerti apa yang yoongi ucapakan.
"Apa yang kau bicarakan" bisik hana.
Yoongi hanya tersenyum ke arah hana.
"Duduklah taehyung kita makan bersama" ajak yoongi.
Mereka pun duduk bersama untuk makan malam.
Hana pun selesai dengan makan malamnya.
"Aku ingin mandi" ucap hana seraya melangkahkan kakinya menuju kamar.
"Baiklah, aku akan menyusulmu nanti" jawab yoongi dengan sedikit berteriak.
Yoongi dan taehyung berdiam diri untuk beberapa menit tidak ada yang memulai pembicaraan terlebih dahulu malam itu. Taehyung pun berpamitan pada yoongi.
"Aku akan pergi".
"Gumawo karena sudah mengantarkan istriku, tapi lain kali kau tidak perlu repot-repot mengantarnya, aku suaminya masih mampu untuk menjemputnya".
"Bukankah kau sibuk dengan jalangmu hyeong".
"Kau mengharapkan perpisahan kami ? Lalu kau bisa kembali kepada hana ?".
"Kenapa tidak, aku berhak mempunyai kesempatan untuk bersama dengan hana lagi".
"Kau memang pantang menyerah taehyung, ku hargai kegigihanmu" yoongi menepuk pundak taehyung.
"Tapi bagaimana kalau hana ternyata mengandung anakku ?".
Saat taehyung mendengar perkataan yoongi tangannya mengepal, ingin sekali dia menghajar yoongi yang ada di hadapannya itu.
"Wae ? Kau marah padaku ? Apa salahnya kalau kami mempunyai anak ? Kami sudah menikah".
Taehyung tidak bisa lagi menahan amarahnya, dia mencengkaram kerah baju yoongi.
"Lepaskan hana, dan menikahlah dengan wanita jalang itu".
"Tidak akan pernah aku melepaskan hana".
Taehyung melepaskan cengkraman nya dengan kasar lalu pergi meninggalkan rumah hana.
Tak berselang lama hana pun turun.
"Apa taehyung sudah pulang" hana melihat sekeliling mencari keberadaan taehyung.
"Nee, aku menyuruhnya pulang".
"Wae ?".
"Kau wanita bersuami hana tidak pantas kau membawa laki-laki lain masuk ke dalam rumah".
"Kalau kau sudah selesai, pulanglah" jenna meninggalkan yoongi melangkahkan kakinya kembali ke kamarnya.
Hana menutup pintu kamarnya dan duduk di samping ranjang. Hana menatap kosong ke arah luar kamarnya dari balik jendela seketika lamunannya buyar saat ada seseorang mengetuk pintu kamarnya.
Tok tok tok
Hana membuka pintu kamarnya dan ternyata yoongi yang mengetuk pintu kamarnya.
"Wae ? Kau belum pulang ?".
"Apa aku boleh menginap di sini ?".
"Oppa ku mohon jangan membuat semuanya terasa sulit untukku" ucap hana melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar lalu duduk di samping ranjangnya.
"Kita akan segera berpisah jadi ku mohon pergilah, kau harus lebih memperhatikan wendy, dia sedang mengandung anakmu".
"Hana ku mohon beri aku kesempatan" yoongi menggenggam erat tangan hana. Suara yoongi bergetar seraya menyesali perbuatannya.
"Mianhae oppa, aku tidak bisa, aku tidak ingin anakmu terlahir tanpa seorang ayah".
"Aku akan bertanggung jawab atas anak itu terlepas itu anakku atau bukan, tapi ku mohon jangan tinggalkan aku hana".
"Oppa".
"Ku mohon".
Hana mendengus kesal melihat sikap yoongi yang keras kepala. Malam itu mereka tidur bersama layaknya pasangan suami istri tanpa memperdulikan masalah yang sedang mereka hadapi.
Hana terbangun tengah malam, melihat yoongi tidur di sebelahnya. Di tatapnya dalam wajah yoongi yang sedang terlelap.
"Aku juga tidak ingin berpisah denganmu oppa, aku sangat mencintaimu tapi aku tidak bisa egois, dia lebih membutuhkanmu sekarang" gumam jenna seraya mengusap lembut wajah yoongi.

"Aku juga tidak ingin berpisah denganmu oppa, aku sangat mencintaimu tapi aku tidak bisa egois, dia lebih membutuhkanmu sekarang" gumam jenna seraya mengusap lembut wajah yoongi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






To be continued........

My Perfect HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang