seven

96 7 0
                                    

"habiskanlah ji eun" ucap hana seraya mengelus lembut rambut ji eun.
Ji eun dengan lahap memakan tteokbokki yang di pesan hana.
"Oppa apa kau ingin americano ?".
"Mmm".
Hana pergi memesan minuman untuk yoongi. Tak lama hana pun kembali.
"Apa kau sudah makan oppa ?".
"Belum".
"We ?".
"Tidak ada yang mengingatkanku makan" yoongi tersenyum ke arah ji eun yang sedang lahap memakan tteokbokki.
"Apa ahjussi tidak memiliki istri ?" Tanya ji eun polos
"Dia meninggalkan ahjussi".
"We ?".
"Mungkin karena ahjussi orang yang jahat".
"Aniyo, ahjussi orang baik buktinya ahjussi mengobati luka ji eun".
"Sayang sudah habiskan makanan mu" hana memotong pembicaraan yoongi dan ji eun.
Hari sudah larut hana pamit kepada yoongi.
"Aku akan pulang oppa" ucap hana.
"Ahjussi" ji eun memegang tangan yoongi.
"We ji eun ?".
"Maukah kau mampir ke rumahku untuk makan malam ?".
"Ji eun" hana menegur ji eun.
"We eomma, bukankah ahjussi bilang tidak ada orang yang mengingatkannya makan ? Aku hanya ingin mengajaknya makan malam".
"Sayang tapi kita harus meminta izin dulu pada appa mu".
"Ku rasa appa akan setuju padaku eomma, karena ahjussi sudah menolong ku tadi".
"Gwaencanha ji eun, ahjussi tidak sedang lapar" yoongi menyela perdebatan hana dan ji eun.
"Masakan eomma enak ahjussi kau harus mencobanya" ji eun semakin memaksa yoongi untuk ikut bersamanya.
Hana kebingungan, dia tidak tahu apa yang harus dia katakan pada ji eun agar berhenti merengek pada yoongi.
"Eomma, ayolah ajak ahjussi ke rumah, aku ingin mengenalkannya pada appa" rengek ji eun.
Hana pun menyerah, dengan perkataan terbata-bata akhirnya hana mengajak yoongi mampir ke rumahnya.
"Ma-mau kah kau mampir sebentar ke rumah kami oppa ?".
Yoongi menatap lekat wajah hana yang sudah memerah karena malu.
"Emmm baiklah".
Ji eun bersorak kegirangan saat yoongi menyetujui permintaan hana.

Mereka pun sampai di rumah, hana mempersilahkan yoongi masuk, saat itu jimin belum pulang dari kantornya.
"Masuklah oppa".
"Nee" yoongi melirik ke setiap sudut rumah itu, ada yang ingin yoongi lihat tapi tidak dia temukan.
"Tunggulah dulu, aku akan memasak sebentar".
Hana menuju ke dapur lalu memakai celemek bersiap untuk memasak, yoongi hanya menatapnya dari jauh melihat kelincahan hana memasak di dapur.
Sudah 30 menit hana berkutat di dapur, tiba-tiba ada seseorang melangkahkan kakinya dari arah pintu masuk.
"Eoh hyeong".
"Jimin-a".
"Appa" ji eun berlari memeluk jimin.
"Sayang, mana eomma ?".
"Sedang memasak makan malam, appa kenalkan ahjussi yang menolongku tadi".
"Menolongmu ?".
"Dia terjatuh tadi dan aku tidak sengaja melihat anakkmu menangis di pinggir jalan" sela yoongi.
"Kau baik-baik saja ji eun ?" Jimin memeriksa tubuh ji eun.
"Hanya kakiku yang luka appa" ji eun menunjukan kakinya yang terluka.
"Apa kau nakal lagi ?".
"Aku hanya mengejar kupu-kupu appa, tapi untunglah ada ahjussi yang mengobati lukaku, lalu aku mengajaknya makan malam di rumah, aku bilang masakan eomma sangat enak" ji eun menyeringai polos.
Jimin tersenyum gemas melihat tingkah polos yang di tunjukan anaknya itu".
"Gumawo hyeong sudah menolong anakku".
"Appa mengenal ahjussi ?".
"Nee, dia teman appa dan eomma mu, di mana eomma ?".
"Sedang di dapur".
"Hyeong aku permisi dulu".
Jimin melangkahkan kakinya menuju dapur.
"Sedang sibuk ?".
"Eoh kau sudah pulang ?".
Jimin melihat keringat hana yang bercucuran mengambil tissue lalu mengelapnya.
"Eoh, apa aku sangat berkeringat ?" Hana tertawa melihat perhatian jimin kepadanya.
Yoongi yang melihat itu merasa hatinya sangat sakit, dia harus melihat wanita yang dia cintai tersenyum bahagia bersama laki-laki lain.
"Bersihkan dirimu, kita akan makan malam".
"Nee".
Jimin masuk ke dalam kamarnya untuk mandi.
"Ahjussi" tegur ji eun.
"We ?".
"Kau terus menatap eomma ku, apa kau menyukainya ?".
"A-aniyo, aku bisa di bunuh oleh appa mu kalau menyukai eomma mu ji eun".
"Kau bisa juga menjadi appa ku".
"Kau ini" yoongi mengelus lembut rambut ji eun.
Ji eun pergi lagi bermain meninggalkan yoongi.
Hana pun selesai membuat makan malam.
"O-oppa bisa menunggu sebentar ? Aku ingin membersihkan diri dulu, badanku sangat berkeringat".
"Nee".
Yoongi melangkahkan kakinya ke arah hana karena melihat sesuatu di wajah hana. Yoongi mengusap lembut wajah hana. Jantung hana berpacu tidak karuan begitu pun yoongi.
"Mian, ada sesuatu di wajahmu".
"Gwaencanha, gumawo".
Ji eun yang melihat itu duduk di sebelah kursi yoongi. Hana masuk ke dalam kamarnya, yoongi merasa aneh karena hana masuk ke kamar yang berbeda dengan jimin masuki.
"Ahjussi ku rasa kau benar menyukai eomma ku". Ji eun membuyarkan lamunan yoongi.
"Diam lah ji eun, kau tidak takut kalau appa mu mendengarnya".
Jimin keluar dari kamarnya.
"Mendengar apa ?" Tanya jimin seraya melangkahkan kakinya menuju meja makan.
"Appa, ahjussi menyukai eomma" teriak ji eun.
Yoongi merasa canggung saat jimin menatap ke arahnya.
"Benarkah itu hyeong ?".
"A-aniyo, aku hanya membatu membersihkan noda di wajahnya tadi, mian".
Jimin tersenyum melihat ke gugupan yoongi.

Tak lama hana pun keluar dari kamarnya dengan keadaan badan yang segar dan wangi. Yoongi bisa mencium parfum hana dari kejauhan.
"Wangi mu pun bahkan tidak berubah hana" batin yoongi.
Hana duduk di depan yoongi.
"Makanlah" pinta hana pada semua yang ada di meja makan.

"Aku akan mengurus ji eun besok, kau pergilah hana" ucap jimin memecah keheningan.
"Mwo ?" Hana yang tidak fokus tidak mengerti yang jimin katakan.
"Besok peringatan kematian orang tuamu bukan ? Bukankah setiap tahun kau selalu pergi menemui mereka".
"Eoh nee, gumawo".
Meja makan itu kembali hening hanya terdengar sendok dan garpu yang beradu di atas piring.
"Hyeong, kau sudah menikah lagi ?".
"Belum".
"We ?".
"Jimin" hana menyela pertanyaan jimin kepada yoongi.
"We hana ? Aku hanya bertanya".
"Aku hanya belum menemukan yang tepat".
"Kau masih mencintai hana ?".
"Jimin stop ! Tidak pantas kau menanyakan itu di meja makan dan di depan ji eun".
Hana marah kepada jimin karena menanyakan hal yang kurang pantas kepada yoongi.
Makan malam pun berlanjut penuh keheningan.
"Aku akan menidurkan ji eun".
"Kalau begitu aku pamit, terimakasih untuk makan malamnya" ucap yoongi.
"Nee" hana menggendong ji eun yang sudah setengah mengantuk menuju kamarnya.

Yoongi pergi meninggalkan rumah jimin. Tanpa sepengetahuan hana, jimin mengerjar yoongi ke luar.
"Hyeong".
"We ?".
"Kau belum menjawab pertanyaanku".
"Apa pantas seorang suami menanyakan hal itu jimin ?".
"Suami ? Maksudmu ?".
"Kau tidak lihat betapa marahnya istrimu saat kau menanyakan itu padaku".
Yoongi menahan amarahnya, meskipun hatinya sakit saat mengatakan hana adalah istri jimin.
"Hyeong ku rasa kau salah paham".
"Maksudmu ?".
"Hana bukan istriku".
"Mwo ?".
"Aku tidak pernah menikah dengan hana".
"Lalu ji eun ?".
"Dia memang anakku, tapi eomma nya bukan hana".
Yoongi mematung tidak percaya, apa yang sudah dia duga selama ini ternyata salah.
"Lalu kenapa hana menyebut kau suaminya".
"Kapan itu ?".
"Saat meeting tadi, dia mendapat panggilan darimu dan dia bilang itu dari suaminya".
"Hana kau-, aku memang sempat menyukainya dulu tapi ku rasa kebahagiaan dia bukan denganku".
"Tapi kenapa di melakukan itu".
"Ku rasa kau lebih tau jawabannya".
"Apa dia begitu membenciku jimin ?".
"Dia justru sangat mencintaimu hyeong, dia bersikap seperti itu karena berusaha menyembunyikan perasaannya padamu tapi pertahanannya justru goyah saat dia bertemu lagi denganmu".
"Dia memang terlalu sempurna untukku jimin".
"Lalu kau akan melepaskannya begitu saja sekarang ? Kau pernah melakukan hal bodoh dulu hyeong, yakinkan hana kembali dan mulai semuanya dari awal".
"Kenapa kau melakukan ini jimin, kau bisa saja menikahi hana".
"Aku sempat berpikir seperti itu hyeong tapi hatinya sudah kau miliki, dulu maupun sekarang dia masih sangat mencintaimu".
"Mianhae, sudah berburuk sangka padamu jimin".
"Gwaencanha hyeong, cepat bawa dia pergi dari rumahku, aku tidak tahan mendengar omelannya" jimin menepuk pundak yoongi lalu masuk kembali ke rumahnya.
Yoongi bertekad memulai perjuangannya kembali mendapatkan hana setelah mendengar perkataan jimin.





To be continued..........

My Perfect HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang