Ten

137 8 0
                                    

Pagi itu hana bangun tidak mendapati yoongi di sampingnya.
Hana dan yoongi tidur bersama malam itu, hana dalam keadaan sadar saat meminta yoongi tidur bersamanya malam itu.
"Dia sudah bangun" gumam hana.
Hana melangkahkan kakinya keluar kamar, terdengar suara orang yang sedang memasak dari arah dapur, hana berpikir itu pasti yoongi yang sedang menyiapkan sarapan untuk mereka.
"Oppa kau tidak perlu repot-repot menyiapkan sarapan untukku" ucap hana seraya mengambil minum.
Betapa terkejutnya hana saat yang dia kira yoongi itu adalah jimin.
"Yyyaakkk kau-".
"Annyeong" sapa jimin dengan wajah tanpa dosanya.
"Yyaakk kemarilah".
"Hana tenanglah, aku bisa menjelaskannya padamu".
"Kau pikir kau siapa PARK JIMIN !!" teriak hana yang penuh emosi.
"Kau pergi tanpa berpamitan dengaku lalu menyuruh yoongi oppa menjagaku di sini, kau pikir kau siapa ?" Hana mengejar jimin yang terus menghindar darinya.
"Tapi hubunganmu dengannya membaik bukan".
"Yyyaaakkk !! Kemarilah" hana berhasil menangkap jimin setelah jimin menyerah.
"Hana dengarkan dulu".
Hana terus menerus memukuli jimin dan mengeluarkan kata-kata rutukan kepada jimin.
"Rasakan ini, siapa suruh kau mengabaikan panggilanku".
Hana menyudahi hukumannya kepada jimin. Mereka berbaring kelelahan.
"Hana".
"Mmm".
"Kau tidak mencegah yoongi hyeong pergi ?".
"Pergi ?".
"Nee, tadi pagi dia memintaku untuk kembali ke rumah karena dia harus menyelesaikan pekerjaannya di luar negri".
Hana mematung tidak percaya saat mengetahui yoongi benar-benar pergi meninggalkannya.
"Baguslah, dia sangat merepotkanku" hana berusaha terlihat baik-baik saja di depan jimin.
"Kau baik-baik saja ?".
"Tentu, ah aku harus pergi ke kantor hari ini, ingat jimin urusan kita belum selesai".
Hana masuk kembali ke kamarnya, rasanya tubuhnya mulai tidak seimbang. Hana masuk ke dalam kamar mandi menyalakan shower lalu duduk di bawahnya, air mata yang berusaha dia tahan akhirnya mengalir deras bersamaan dengan cucuran air yang membasahi tubuhnya.
Hati hana terasa sesak saat ini, dia sudah meminta yoongi untuk tidak pergi tapi yoongi mengabaikannya.

Hana berusaha menjalani hari seperti biasa, walaupun ada sedikit kehampaan yang dia rasakan setiap harinya. Hana memilih untuk mancari tempat tinggal sendiri, sesekali ji eun dan jimin berkunjung ke rumah nya dan sesekali pun ji eun menemani hana di rumahnya.

 Hana memilih untuk mancari tempat tinggal sendiri, sesekali ji eun dan jimin berkunjung ke rumah nya dan sesekali pun ji eun menemani hana di rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu bulan berselang setelah kepergian yoongi. Tidak ada kabar apapun dari yoongi setiap harinya.
Hari itu salju pertama turun, hana melangkahkan kakinya pulang menyusuri jalanan yang di penuhi salju. Sesampainya di depan rumah hana di kejutkan dengan yoongi yang sedang berdiri tepat di depan rumahnya. Langkah hana terhenti menatap sendu ke arah yoongi yang saat itu juga menyadari kehadiran hana.
Banyak pertanyaan yang ingin hana berikan pada yoongi tapi amarahnya lebih mendominasi dalam dirinya.
Hana melangkahkan kaki dengan cepat melewati yoongi.
Yoongi yang tahu persis hana sedang marah padanya memeluk hana dari belakang.
"Aku merindukanmu".
Satu kalimat yang mampu membuat tubuh hana membeku dan amarah hana mereda. Tidak bisa hana pungkiri bahwa dia juga sangat merindukan yoongi.
"Pergilah" hana melepaskan tangan yoongi yang memeluknya erat.
"Hana, aku tahu kau marah tapi-".
"Tapi apa ? Bukankah sudah ku bilang jangan pergi kenapa kau malah pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun padaku hah ?" Hana meluapkan semua amarahnya kepada yoongi.
"Marahlah hana, pukul aku kalau itu bisa membuat amarahmu mereda".
Hana berusaha menahan air matanya tapi lagi-lagi gagal. Hana memukul-mukul tubuh yoongi mencoba meluapkan semua amarah yang sudah dia tahan selama satu bulan ini.
"We ? We ?" Teriak hana prustasi.
Yoongi membawa tubuh hana dalam pelukannya.
"Kenapa kau pergi oppa ? Kau tahu aku berusaha baik-baik saja tapi saat sendiri aku-".
"Mianhae hana, jinjja mianhae".
Hanya permintaan maap yang terlontar dari mulut yoongi saat itu.

My Perfect HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang