Pregnant

156 7 0
                                    

Hana sudah menyelesaikan kuliah nya, dia dan jimin lulus dengan nilai memuaskan.

                             ****

2 bulan berlalu semenjak hana mengajukan perceraian nya. Memang terasa alot dan lamban perceraian hana dan yoongi seolah-olah semesta pun tidak memberi restu atas perceraian mereka. Hana masih bolak balik ke kantor pengacaranya melengkapi berkas perceraian yang pengacaranya minta.
"Hana-ssi kau baik-baik saja ? Wajahmu pucat".
"Gwaencanha ahjussi, mungkin aku hanya kelelahan".
Hana memberikan berkas yang pengacaranya minta.
"Aku akan pulang, hubungi aku kalau kau butuh sesuatu ahjusii".
"Baiklah, hati-hati di jalan hana".
"Eoh nee".
Hana meninggalkan ruangan pengacaranya. Ponsel hana berdering karena mendapat panggilan dari jimin.
In call
"Yeobseo ?".
"Eoh hana, kau di mana ?".
"Aku sedang mengantarkan berkas ke kantor pengacaraku".
"Kebetulan aku akan melewati jalan menuju ke sana, mau makan bersama ?".
"Baiklah".
End call

Jimin melajukan mobilnya dengan cepat tidak ingin membuat hana menunggu terlalu lama. Jimin pun sampai di sebuah restoran, hana sudah menunggunya di dalam.
"Apa kau menunggu lama ?".
"Ani, aku pun baru sampai".
Jimin melihat wajah hana yang sedikit pucat.
"Hana kau baik-baik saja ?".
"Nee, waeyeo jimin-a ?".
"Wajahmu pucat sekali".
"Eoh nee, aku kurang enak badan akhir-akhir ini, tadi pagi pun aku mual dan merasa kepala ku pusing".
"Kenapa kau memaksakan pergi kalau tidak enak badan".
"Aku hanya ingin semuanya cepat beres".
"Apa kita perlu pergi ke dokter ?".
"Aniyo, aku hanya butuh istirahat, setelah kita makan aku akan pulang".
"Aku akan mengantarmu".
"Tidak perlu jimin, aku membawa mobil, jangan terlalu khawatir, aku kan pergi ke dokter kalau kondisi ku besok belum membaik".
"Hubungi aku kalau kau ingin ke dokter".
"Nee, baiklah".
Hana memesan makanan untuk mereka. Makanan pun datang dan sudah tersaji di atas meja.
"Banyak sekali yang kau pesan hana dan semuanya daging ?".
"Mianhae, sepertinya semua daging yang terlihat di buku menu membuatku tergiur jadi aku memesan semuanya" ucap hana di iringi senyuman manisnya.
Jimin hanya tersenyum melihat tingkah laku hana yang menggemaskan.
"Makanlah, kau harus menghabiskan semuanya".
"Nee, baiklah".
Hana makan dengan lahap, jimin hanya memandang aneh melihat cara makan hana yang tidak seperti biasanya.
"Pelan-pelan hana, tidak ada yang ingin mengambil makananmu".
Hana hanya tersenyum dengan mulut yang di penuhi makanan.
Hana dan jimin sudah selesai lalu meninggalkan restoran tersebut.
"Aku akan pulang" pamit hana.
Tapi tangan jimin menahan kepergiannya.
"Wae ?" Tanya hana heran.
"Aniyo, hubungi aku kalau kau butuh sesuatu".
"Nee, arraseo".
Hana masuk ke dalam mobilnya, melambaikan tangan ke arah jimin.
"Nee, hati-hati, kabari aku" teriak jimin dari luar seraya membalas lambayan tangan hana.
Hana hanya mengangguk lalu pergi meninggalkan jimin.
Hana pun sampai di rumahnya. Hana langsung menuju ke kamarnya untuk membersihkan diri dan berganti pakaian.
Malam itu hana merasa lapar dan turun untuk mencari makanan, dia melihat isi kulkasnya tapi tidak ada makanan yang dia inginkan tiba-tiba dia terpikirkan makan tteokbokki. Hana ingin mengajak ahjumma untuk pergi bersamanya mencari tteokbokki tapi saat melihat ke kamarnya ternyata ahjumma sudah terlelap tidur, hana tidak tega membangunkannya jadi hana memutuskan untuk pergi sendiri dengan berjalan kaki sekedar menikmati udara malam pikirnya.
Hana pun sampai di sebuah tenda yang menjual tteokbokki, dia masuk dan langsung memesannya.

Hana pun sampai di sebuah tenda yang menjual tteokbokki, dia masuk dan langsung memesannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Perfect HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang