Part 25

264 35 0
                                    

Yoona terbangun dengan harum kopi memenuhi kamarnya. Kelopak matanya membuka perlahan, menemukan Taehyung menyapanya dengan seulas senyum.

Kenangan akan malam sebelumnya terputar ulang dalam benak Yoona. Sangat jelas. Setelah memberikan dua orgasme terhebat dalam hidup Yoona, Taehyung membawa Yoona ke tempat tidur. Taehyung bahkan membantu Yoona berganti pakaian, lalu tidur dengan tubuh saling berpelukan. Hanya itu. Namun Yoona merasa begitu bahagia.

"Kau akan pergi?" tanya Yoona dengan kening berkerut. Pasalnya, Taehyung telah berganti pakaian—entah di mana pria itu membelinya di jam sepagi ini—dan nampak sangat rapi.

"Ya. Denganmu. Aku percaya aku berhutang satu lagu padamu dan karena kau tidak memiliki piano di sini, maka kita harus ke rumahku." jawab Taehyung.

"Apa ini kencan?" tanya Yoona lagi. Matanya membulat ceria.

Taehyung tertawa, kemudian menundukkan kepalanya dan mengecup bibir Yoona.

"Hanya itu?" protes Yoona begitu Taehyung menegakkan tubuhnya.

Yoona bangkit untuk duduk dan merangkulkan kedua lengannya ke bahu Taehyung. Bibirnya memagut bibir Taehyung dengan keras, lalu membawa tubuh Taehyung untuk menindihnya di atas tempat tidur. Lidah mungil Yoona menyusuri bibir bawah Taehyung, menimbulkan geraman di dalam dada bidang Taehyung yang kini menindihnya. Sambil terkikik pelan, Yoona melepaskan Taehyung.

"Kau mencoba membunuhku, Yoona." ucap Taehyung serak. "Jadilah gadis yang baik. Minum kopimu, mandi, lalu kita akan pergi." lanjut Taehyung seraya bangkit berdiri. Pria itu melangkah menuju pintu kamar Yoona.

"Apa yang ingin kau lakukan?" tanya Yoona.

"Berkencan kembali dengan showermu." jawab Taehyung.

Yoona tertawa.

***

Yoona merasa tak akan pernah puas memandangi Taehyung yang bermain piano. Pria itu nampak memesona, tenggelam dengan nada-nadanya yang sempurna. Yoona tidak tahu mengapa jantungnya berdebar keras, namun perasaan itu membuatnya bahagia. Membuatnya merasa hidup.

"Apa yang kau pikirkan?" tanya Taehyung.

Yoona menggeleng. Sudah hampir satu jam sejak mereka datang ke rumah Taehyung dan Yoona tidak lelah mendengarkan alunan indah dari jemari kokoh itu. Meski Yoona tahu keahlian lain yang bisa dilakukan jemari itu, Yoona berusaha tetap menjaga pikirannya untuk tidak kembali memutar ulang kenangan semalam.

Namun usahanya sia-sia. Yoona tetap memikirkannya. Parahnya lagi, pipinya menunjukkan bukti dari isi pikirannya; memerah dengan menggemaskan. Dan Taehyung mengetahuinya.

Ketika menyadari tatapan intens Taehyung, Yoona mengalihkan pandangan.

"Aku akan mengambil air." gumam Yoona gugup.

Taehyung mengulum senyumnya seraya menahan tangan Yoona yang hampir melangkah. Taehyung menutup tuts piano dengan pelindungnya, lalu menarik Yoona hingga terduduk di atasnya.

Gadis itu membelalakkan mata, sementara Taehyung mengambil alih bibirnya.

Taehyung mengigit lembut bibir bawah Yoona sebelum berkata, "Aku tahu apa yang kau pikirkan. Tidakkah kau ingin membaginya denganku?"

Yoona terengah. Jantungnya yang semakin berdebar resah memperburuk proses berpikirnya. Yoona hanya tahu bahwa ia ingin memiliki Taehyung. Seutuhnya.

Yoona mengulurkan tangannya, menarik Taehyung untuk kembali menciumnya. Berusaha memberitahu Taehyung keinginannya, namun tak disangka Taehyung justru menarik diri kembali. Yoona membalas tatapan Taehyung. Mencoba memahami pikiran pria itu.

"Bukankah kau ingin aku membaginya denganmu?" tanya Yoona pelan.

Taehyung mengecup ujung hidungnya, "Aku bertanya apa kau ingin membaginya denganku? Aku bertanya tentang dirimu, Yoona." jawab Taehyung.

Yoona menatap Taehyung lekat-lekat. Napasnya tercekat. Taehyung menunggu persetujuan Yoona. Taehyung menanyakan kesanggupannya. Seumur hidupnya, Yoona belum pernah merasa begitu dihargai sekaligus dilindungi sebesar ini.

Tidak. Yoona pernah merasakannya, sebelum tragedi itu datang. Yoona memejamkan matanya, menolak mengingat hal itu.
Taehyung berbeda. Taehyung tidak akan pernah menyakitinya. Dan Yoona percaya itu.

"Ya. Aku ingin membaginya, Taehyung." ucap Yoona lembut.

"Kalau begitu kita harus mencari sesuatu yang lebih luas." sahut Taehyung.

Yoona tertawa. Ia membiarkan Taehyung menggenggam tangannya dan membawanya ke kamar di lantai dua. Kamar milik Taehyung.
Yoona langsung merasa bahwa kamar itu pencerminan sempurna dari Taehyung; maskulin, seksi, namun rapi. Anehnya, Yoona menyadari bahwa kamar itu tidak memiliki foto atau lukisan di dalamnya. Dindingnya bersih tanpa hiasan apa pun selain cat berwarna putih.

"Kau tidak suka menggantung sesuatu di dindingmu?" tanya Yoona. Kakinya melangkah menuju pintu kaca yang menghubungkan kamar dengan balkon, terpesona oleh pemandangannya.

Taehyung memeluk Yoona dari belakang, "Tidak. Tapi mungkin aku akan mempertimbangkannya jika kau yang memintaku." jawabnya lugas.

Yoona tersenyum, lalu menyandarkan kepalanya di bahu tegap Taehyung. Membiarkan bibir seksi pria itu menjelajahi lehernya.

"Apa yang harus kulakukan agar kau bersedia menggantung sesuatu di dinding kamarmu yang tak bercela ini?" tanya Yoona lagi.

"Mmm...biar kupikirkan. Bagaimana dengan hak untuk memilikimu selama satu hari penuh? Kau akan melakukan apa pun yang kuinginkan tanpa protes, misalnya?" balas Taehyung ringan.

"Dan tepatnya apa yang kau inginkan? Mengikatku di tempat tidur?"

"Tidak. Aku ingin penyerahan total. Seluruhnya. Tanpa perlu kuikat atau semacamnya."

Tubuh Yoona meremang. Gambaran menyerahkan seluruh kendali dirinya pada Taehyung terasa menakutkan, sekaligus mendebarkan. Dalam cara yang tidak dimengertinya, ucapan Taehyung membuat Yoona benar-benar bergairah.

Yoona mendongakkan kepalanya, mencium Taehyung dan mendesah ketika merasakan satu tangan Taehyung menyingkap blusnya. Yoona meremas rambut Taehyung, melengkungkan dadanya hingga tangan Taehyung lebih leluasa untuk meremas payudaranya. Sesuatu yang terasa menampar bagian belakang tubuhnya menyentak kesadaran Yoona. Napasnya semakin terengah ketika menyadari tonjolan apa itu.

Sekuat tenaga Yoona berusaha keluar dari dekapan Taehyung. Meski enggan, akhirnya tubuh mereka berpisah. Yoona menyentak tirai hingga tertutup seluruhnya, lalu kembali menghampiri Taehyung. Bahkan di dalam keremangan, Yoona dapat merasakan intensitas tatapan Taehyung untuknya. Yoona berjinjit untuk mengecup rahang Taehyung, kemudian menjilatnya dengan ujung lidah.

"Sampai di mana kita tadi?" bisik Yoona menggoda. Dengan sengaja Yoona menggesek bukti gairah Taehyung, mendatangkan geraman rendah dari Taehyung.

"Kita baru saja mulai, Sayang." balas Taehyung serak.

***

Song for Unbroken Soul - Taehyung Yoona VersionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang