Part 17

238 35 2
                                    

***

Seoul, November 2017

"Terima kasih sudah mengantarku pulang." ucap Yoona.

Taehyung yang menenggelamkan kedua tangannya di saku jaket hanya tersenyum. Mereka berdiri berhadapan di depan pintu apartemen Yoona dengan canggung selama sesaat, lalu perlahan Taehyung mengulurkan sebelah tangannya dan menyentuh puncak kepala Yoona.

"Selamat beristirahat." balas Taehyung ringan.

Yoona tersenyum tipis, kemudian melangkah masuk ke apartemennya. Setelah menangis entah berapa lama, akhirnya Yoona dapat mengendalikan diri dan meminta maaf pada Taehyung. Yoona memutuskan untuk mengejar penerbangan yang tersisa di hari itu dan Taehyung menyetujuinya. Yoona benar-benar bersyukur pria itu bersedia menemaninya. Setidaknya semua menjadi lebih tertanggungkan. Atas alasan yang tidak dimengerti, Yoona merasa kehadiran Taehyung semacam penyembuh baginya.

Yoona segera menggelengkan kepalanya. Pikiran macam apa itu? Baru saja kurang-lebih 24 jam yang lalu, Yoona berusaha keras menghindari Taehyung. Namun kini ia justru mengharapkan sebaliknya.

Apa sebenarnya yang salah dengan dirinya?

Yoona melepas sepatunya, sementara tangannya meraba dinding untuk menekan tombol lampu. Begitu lampu menyala, hal pertama yang menarik perhatian Yoona adalah sebuah kotak kado cantik dengan pita hitam yang bertengger manis di meja kaca ruang tamunya. Yoona meraih kotak itu dan membaca sebuah catatan di atasnya yang ditulis oleh Sunny.

Seseorang mengirimkan ini ke kantor. Sepertinya sesuatu yang bagus, melihat bungkusnya yang cantik. Segera hubungi aku begitu kau membukanya! Aku juga penasaran.

Yoona tertawa pelan membaca catatan yang sangat khas Sunny itu, lalu perlahan menarik pita yang melilit kotaknya dan membuka tutupnya. Seketika tawa Yoona berganti menjadi jerit ketakutan. Secara refleks tangannya menjatuhkan kotak itu, hingga isinya terlempar keluar. Dengan tangan bergetar hebat, Yoona mengambil ponselnya dan menekan nomor 2, panggilan cepat untuk Sunny.

Ketika suara mengantuk Sunny menyapa, Yoona berkata, "Isinya sama sekali bukan sesuatu yang bagus, Sunny."

"Apa? Yoona, apa maksudmu? Aku tidak mengerti perkataanmu. Apa yang tidak bagus?"

Namun Yoona tak bisa menjawab pertanyaan itu, karena matanya terus terpaku pada sebilah pisau berlumuran darah yang kini tergeletak di lantai apartemennya.

***

Katerina memeriksa penampilannya sekali lagi. Sepatu berhak setinggi sepuluh sentimeter, ditambah rok ketat yang jatuh tepat di pertengahan pahanya merupakan perpaduan yang pas.

Katerina melirik jam di mejanya, jarum pendeknya hampir mencapai angka sembilan. Maka Katerina melepas blazernya, lalu membuka dua kancing teratas kemejanya. Sehingga ketika ia menunduk nanti, branya yang berwarna hitam akan terlihat jelas.

Selama hampir satu bulan bekerja dengan Kim Taehyung, Katerina menemukan bahwa bosnya itu sangat berbeda. Dengan ketampanan menyerupai patung dewa yunani, keahlian untuk menjadi profesional di bidang yang baru digelutinya dalam waktu singkat, juga kekayaannya yang hampir menyilaukan, mustahil Katerina melepaskan pandangan dari bosnya itu. Katerina harus mendapatkannya.

Langkah yang diambil Katerina hari ini bisa dikatakan yang paling berani. Karena selama ini Katerina sudah berusaha keras menggoda Taehyung melalui gerakan atau kalimat ambigu, namun tetap saja ia tidak mendapat respon. Parahnya lagi, Taehyung seperti tidak menyadarinya. Taehyung sungguh tidak memperhatikannya.

Namun hari ini akan berbeda. Taehyung tidak bisa lagi mengabaikannya.

Begitu Taehyung keluar dari lift, Katerina segera berdiri dan mempersiapkan senyum terbaiknya. Taehyung hanya melemparkan senyum tipis, tetap sibuk berbicara di ponselnya. Katerina mengikuti langkah Taehyung, lalu mulai membacakan agendanya ketika Taehyung menurunkan ponselnya.

"Ada sedikit masalah untuk pertemuan di jam setelah makan siang dan selanjutnya." ucap Katerina seraya meletakkan iPadnya di meja kerja dan membungkuk dengan gerakan sensual. Bra hitamnya juga sesuatu yang tidak tertampung di dalamnya terlihat jelas.

Namun Taehyung justru melarikan jarinya di atas iPad Katerina dan mengatur jadwalnya yang menurutnya baik-baik saja. Setelah itu Taehyung kembali meraih ponselnya, tetap tidak mendongak untuk menatap Katerina. Taehyung mengucapkan beberapa kalimat dengan senyum mengembang, lalu bangkit berdiri.

"Aku akan pergi sampai saat makan siang. Terima kasih, Katerina." ucap Taehyung sebelum menutup pintu ruang kerjanya. Ia pergi dengan langkah tergesa namun menyiratkan rasa gembira juga semangat yang menggebu.

Katerina yang sadar dari rasa tercengang, mengeluarkan suara tawa sumbang seraya mengancingkan kembali blusnya. Kali ini ia gagal, namun ia tidak akan menyerah.

Karena Katerina Park selalu mendapatkan apa yang diinginkannya.

***

To be continued

Song for Unbroken Soul - Taehyung Yoona VersionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang