Part 31

197 31 0
                                    

Hi readers. Happy reading 🥰

**

Hari belum menyentuh pagi ketika lagi-lagi bel apartemen Yoona berbunyi. Yoona terbangun, tersenyum geli ketika menyadari bahwa ia dan Taehyung tertidur di atas sofa sambil berpelukan. Yoona mengecup pipi Taehyung, lalu melangkah untuk membuka pintu.

Betapa terkejut Yoona ketika menemukan ibunya berdiri di hadapannya.

"Yoona, aku harus berbicara denganmu." ucap Yujin.

Sebelumnya Yoona tidak sempat menyadari kehadiran ibunya karena Taehyung sudah berada di sisinya dan menyapa ibunya.

Lalu ibunya berkata, "Jika kau tidak keberatan, aku harus berbicara dengan Yoona. Kami akan pergi sarapan bersama."

"Tentu. Aku akan menunggu kalian di sini. Nikmatilah waktu kalian." balas Taehyung.

Yoona segera masuk ke kamarnya untuk mencuci muka dan berganti baju. Setelah itu ia kembali menghampiri ibunya yang masih berdiri di depan apartemennya. Yoona menyentuh tangan Taehyung, lalu mengikuti langkah ibunya.

Ketika melihat sedan berwarna hitam di tempat parkir, Yoona mengerutkan kening. Namun ia tidak membantah ketika ibunya memintanya untuk masuk. Hari ini ibunya nampak berbeda.
Sedikit aneh, mungkin. Terlihat pucat, tidak fokus, dan sangat diam.

"Aku menginap di rumah Tiffany sejak dua hari yang lalu." ucap Yujin memecah keheningan.

Yoona merasa petir menyambarnya.

Apa? Mengapa? Bagaimana? Pertanyaan datang silih berganti di benaknya, namun tak ada satu pun penjelasan logis yang bisa menjelaskan seluruh pertanyaan itu. Kecuali seseorang merencakan semuanya.

Kini rasa khawatir Yoona semakin menjadi.

Yoona meminta ibunya untuk menepi, lalu bertanya, "Apakah terjadi sesuatu?"

Yujin menurunkan tangannya dari kemudi. Ia menatap anak gadisnya yang merupakan replika dirinya dalam versi lebih muda dengan tatapan nanar. Ketika akhirnya mampu membuka suara, Yujin berkata, "Tiffany memintaku datang ke Seoul dengan membawa jurnal Siwon. Pada awalnya aku bingung, namun Tiffany meyakinkanku bahwa ia akan mengatakan kebenaran di balik kematian Siwon. Dan akhirnya, tadi malam ia menunjukkan halaman terakhir jurnal Siwon."

Yoona mematung. Jantungnya berdebar keras. Ketika melihat air mata mulai mengalir menuruni wajah ibunya, Yoona tahu harapannya sia-sia. Ibunya sudah mengetahui semuanya.

"Apakah itu benar, Yoona? Siwon menodaimu dan membuatmu hamil? Itukah alasannya bunuh diri? Karena kalian bertengkar dan kau memintanya untuk pergi?" tanya Yujin lirih.

Ketika melihat wajah pucat Yoona juga tangannya yang bergetar, Yujin tahu jawabannya.

Yujin terlampau mengenal Yoona.

Yujin tahu semua yang dikatakannya benar.

Tangisan Yujin semakin keras dan Yoona berusaha menenangkannya.

"Kau menyembunyikannya selama tujuh tahun, Yoona. Tujuh tahun! Kau membiarkan aku dan Seolong berpikir bahwa kematian Siwon karena patah hati hingga kami menyalahkan Tiffany! Namun ternyata kau menyimpan masalah sesungguhnya. Siwon bunuh diri karena kau yang memintanya! Oh Tuhan, bagaimana kau bisa berdiam diri selama ini? Kau tidak hanya menghancurkan hidupmu, kau menghancurkan keluargamu!" jerit Yujin.

"Ibu, kau harus mendengarkanku…"

"Tidak. Aku sudah menunggumu selama tujuh tahun. Aku selalu bertanya-tanya, mengapa kau berubah? Mengapa keluarga kita yang penuh cinta bisa hancur sampai titik ini? Dan kau tidak pernah menjawabnya! Kau tidak pernah bersedia menjawabnya! Kau hanya terus berlari, menghindari semua orang yang peduli padamu! Aku tidak percaya ini. Aku hidup dalam kebohongan selama bertahun-tahun dan anakku mengetahuinya."

Yoona menangis. Semua yang dikatakan ibunya benar dan melihat luka yang begitu dalam di mata ibunya terasa amat menyakitkan untuk Yoona.

"Maafkan aku. Maafkan aku, Ibu." bisik Yoona menyesal.

"Kita harus memberitahu Seolong. Ia berhak mengetahui alasan sesungguhnya Siwon bunuh diri. Ia harus mengetahui segalanya." balas Yujin seraya kembali menjalankan mobilnya.

"Ibu, aku mohon tenangkan dirimu. Jangan menyetir dengan kondisi seperti ini." pinta Yoona.

Namun rasa sakit yang melingkupi Yujin terlalu pekat. Ia tidak bisa berpikir jernih. Seluruh perkataannya berhamburan keluar dengan nada histeris. Jeritannya menggema jelas dalam mobil yang diiringi isak tangis itu. Pegangannya di kemudi semakin tak terarah. Pandangan matanya mengabur dan sebelum ia sempat berpikir, mobilnya melaju cepat menuju pohon besar di sisi jalan. Tabrakan itu tak terelakkan. Segalanya berjalan begitu cepat.

Dan hal terakhir yang Yoona ingat hanyalah kegelapan tanpa dasar.

***

Tara melangkah menapaki rumah sakit yang amat dibencinya. Rumah sakit ini adalah tempat di mana ayahnya dirawat setelah terkena serangan jantung yang membuatnya pergi meninggalkan dunia. Namun kali ini Tara harus membuat pengecualian, karena kakaknya membutuhkannya.

Tara memasuki kamar rawat dan melihat Taehyung tengah membisikkan sesuatu di telinga gadis berwajah pucat yang mengenakan alat bantu pernapasan di atas tempat tidur. Selama sesaat Taehyung hanya menatap gadis yang telah koma selama tiga hari itu, lalu Taehyung mengecup dahinya dan berbalik menuju pintu. Langkah Taehyung tertahan ketika melihat Tara telah berdiri di hadapannya.

Tara memeluk Taehyung, meminta maaf karena baru datang. Namun seperti biasa, Taehyung menampilkan sosok kakak yang baik hati.

Taehyung justru berterima kasih karena Tara bersedia untuk datang.

"Bisakah kau menjaganya sebentar? Aku harus menemui dokter." ujar Taehyung.

"Tentu. Kau juga harus makan, Taehyung. Belilah sesuatu di kantin. Kau nampak sangat mengerikan. Biar aku menjaganya. Kau tenang saja, aku sudah tahu bawa ia adalah orang baik. Aku akan meminta maaf juga berterima kasih begitu ia membuka mata nanti." sahut Tara.

Taehyung tersenyum, meski senyum itu tak mencapai matanya, lalu melangkah pergi.

Tara duduk di kursi samping ranjang, kemudian mendesah. Ia tidak tahu apa yang telah dilakukan gadis di hadapannya ini hingga mampu membuat Taehyung mencintainya dengan begitu dalam. Namun apa pun itu, Tara hanya berharap agar Taehyung bahagia. Juga agar Yoona segera sadar, karena kebahagiaan Taehyung hanya ada pada Yoona.

Tak selang beberapa lama. Tara tersentak ketika melihat pergerakan pada tangan Yoona. Tuhan ternyata menjawab doanya, karena kini Yoona telah membuka mata. Dengan hati mengucap beribu syukur, Tara menekan tombol di sisi tempat tidur untuk memanggil dokter.

Tak lama kemudian Taehyung bersama dokter dan suster memasuki kamar rawat Yoona dan memeriksanya.

Tara melangkah ke sudut, hanya memperhatikan. Nampaknya semua baik-baik saja karena Taehyung terlihat begitu lega.

Seolah dunianya urung menemui kiamat.

Tara kembali ditinggal bersama Yoona ketika Taehyung keluar untuk menghubungi keluarga Yoona. Memberikan waktu hanya berdua saja dengan gadis pujaan kakaknya.

***

Song for Unbroken Soul - Taehyung Yoona VersionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang