◻◼◻
Dunia ini terlalu berisik baginya. Seakan dibungkam untuk mendengar setiap perkataan mereka. Dipaksa menerima keputusan mereka. Ditekan agar mengerti pikiran mereka.
Tapi tidak ada dari mereka yang mau memahaminya. Tidak ada yang mau mendengarkannya. Bahkan mereka seenaknya mengatakan apapun tentang hidupnya.
Mengapa mereka tidak bertanya? Mereka hanya melihat tapi tidak mau mendekat. Membiarkan semuanya menguap sebelum mengecap.
Kerinduan yang tidak mungkin dapat tercapai. Ada kepedihan dan duka di dalamnya.
◻◼◻◼◻◼◻◼
(1)
◻ Sang-B School ◻
Ingat selalu penampilannya yang biasa!
Seperti pada kebiasaan siswa sekolah. dengan seragam ‘cukup rapi’. Rambut poni. Sesekali ia memakai kacamata jernih untuk melengkapi.
Yoo Donghae. Murid kelas dua Sekolah SangBi. Empat bulan lagi usianya genap 18 tahun. Namun ia berpikir bahwa tidak ada yang menarik dari hidupnya. Tidak ada perubahan. Tidak ada pergerakan. Yang sedang dilakukannya saat ini hanya mencari cara untuk merampungkan sekolahnya tanpa membuat kendala. Donghae bukan siswa yang –terlalu cerdas- tapi juga tidak menjadi deretan yang –sangat bodoh- karena itu ia menyebutnya –biasa-!
Donghae jauh dari kelompok pendiam dan kutu buku, namun tidak juga bergabung dengan kelompok pembuat onar.
Donghae sungguh siswa biasa.
Tidak memiliki beberapa teman dekat, juga tidak menjadi siswa yang –tidak dikenal- di kelas itu.
Apa itu menyebalkan?
Tidak!
-biasa saja-!!◼
◼“Donghae-ya!” _Lee Jinki, tepat duduk di depannya memutar tubuh. Meletakkan kedua tangannya diatas buku yang dibuka Donghae “Ayo main game di rumah Minseok!” ajaknya.
“Tidak!”
“Ayolah! Kau selalu menghindari ajakan. Apa kau punya kekasih?” godanya dengan wajah sumringah.
“Menurutmu begitu?”
“Lalu apa?”
Donghae menyangga dagu dengan tangan kirinya, membuat kepalanya semakin mendekat pada Jinki “Kau mau tahu?” sambil berbisik.
Membuat temannya penasaran saja_ “Apa?” suaranya bahkan lebih pelan.
“Tidak seru!!” tawanya menggelak “Kau tidak bosan main game terus? Berapa kali ibumu marah saat kau pulang malam?” jangan pikir Donghae tidak tahu. Ia mendengar semua kisah teman-temannya.
“Aisshh.. menyebalkan!! Jangan bawa-bawa ibuku!” akhirnya ia kembali memutar tubuh menghadap ke depan. Lagipula, lima menit lagi jam pelajaran dimulai.
Donghae tertawa kecil dengan kelakuan temannya..◼
◼Donghae tidak terlalu memusingkan diri untuk mengambil kelas tambahan. Atau ikut bimbingan di tempat tertentu. Hidupnya datar dan hambar. Jika bukan karena sedang menjadi siswa pelatihan di Sang Agency, ia tidak akan memiliki kesibukan lebih.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIRAETH ✔️
FanfictionMemendam kerinduan yang mendalam membekaskan luka kasat mata. ◻◼◻ Dunia ini terlalu berisik baginya. Seakan dibungkam untuk mendengar setiap perkataan mereka. Dipaksa menerima keputusan mereka. Ditekan agar mengerti pikiran mereka. Tapi tidak ada da...