(6)
“Ah! Perutku sakit.. aku terlalu kenyang!” sambil mengusap perutnya yang agak membuncit. Donghae menyandarkan tubuhnya di sofa. Sementara kedua pamannya masih menyelesaikan acara makan malam mereka.
“Kau menghabiskan tiga porsi sekaligus. Bagaimana tidak kenyang? Memangnya tidak pengaruh pada persiapan debutmu?”
Donghae malah menguap.. tadi kenyang sekarang mengantuk.
“Aku tidak akan menjadi gemuk dalam seketika.. kalau ingin makan ya makan saja..”“Kau tidak serius dengan hal itu?”
“Aku serius paman!” memang wajahnya tidak menunjukkan keseriusan itu, juga alasan awal mengapa ia memilih menjadi trainee “aku selalu serius dengan apa yang ku lakukan. Entah apapun alasannya.. ketika aku sudah berada di jalan itu, artinya aku bersungguh-sungguh. Karena aku hanya melakukan apa yang aku sukai..”
“Euhm..” Ryu tahu. Hanya ada dua hal yang paling disukai keponakannya. Dance dan photograpy.
“aarrr.. paman--------- aku mengantuk!” rengeknya.
“jangan tidur dulu, kau baru selesai makan..”
“Baiklah… aku akan gosok gigi sekarang…” dengan malas ia menyeret tubuhnya ke kamar mandi. Perut yang terlalu kenyang tidak nyaman juga jika langsung tidur.
◓
◒Keputusan Donghae untuk tidur lenyap. Sekarang malah ia duduk diantara Ryu dan Sebin. Menonton film dengan hantu menakutkan. Awalnya ia tidak ingin ikut, tapi memikirkan kembali bahwa ia harus tidur sendirian. Malah membuatnya takut.
Menutup wajah dengan bantal dan bersembunyi di balik punggung Ryu, Donghae merengek “Paman----- apa belum selesai?”
“Masih setengah jam lagi..”
“Paman~ malam ini aku tidur dengan paman Ryu ya.. kumohon..” pintanya hampir menangis.
Sebin tertawa. Ia tahu anak itu terlalu penakut jika soal hantu. “bukankah selama ini kau tidur sendirian di rumahmu? Bahkan tidak ada seorangpun disana. Sekarang kau takut hanya karena movie?”
“aku tidak pernah mematikan lampu saat tidur..”
“Ck!! Sudahlah”
Ryu menghentikan film yang mereka tonton. Sebenarnya sudah berulang kali dia dan Sebin melihatnya. Jadi tidak masalah jika tidak sampai selesai.. mereka hanya sedang mengerjai Donghae saja tadi.
“Ayo, kita tidur. Sudah malam.. tidak baik untuk anak dibawah usia..”Dan akhirnya mereka bertiga menggelar kasur di ruang tengah. Donghae meringkuk diantaranya. Sudah seperti anak yang tidak merelakan orangtuanya bersama saja.
◓
◒“Terimakasih Paman!” turun dari mobil Sebin, Donghae terlalu bahagia. Jarang-jarang ada yang mengantarnya ke sekolah. Biasanya ia juga memilih naik Bus saja. Tapi pagi ini, ia menikmatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIRAETH ✔️
FanfictionMemendam kerinduan yang mendalam membekaskan luka kasat mata. ◻◼◻ Dunia ini terlalu berisik baginya. Seakan dibungkam untuk mendengar setiap perkataan mereka. Dipaksa menerima keputusan mereka. Ditekan agar mengerti pikiran mereka. Tapi tidak ada da...