(11)
Tidak cukup hari lagi untuk latihan. Donghae bekerja lebih keras. Menghabiskan waktu di ruang latihan untuk mengejar ketinggalannya. Napasnya memburu begitu ia terus menggerakkan tubuh. Keringat luruh penuh. Bahkan rambut poninya sudah basah kuyup. Namun belum ada niat darinya untuk berhenti.
Kedua teman kembarnya mulai cemas..
“Donghae-ya! Istirahatlah sejenak.. kau tidak harus terlalu keras pada dirimu sendiri. Kemampuan dance mu diatas rata-rata. Kau bisa melakukannya dengan baik..” Kwangmin meraih lengannya, lalu menyeret ke pinggir. Mendudukkannya melantai.“Ada apa?” kali ini Youngmin yang membaca raut wajah yang tidak biasanya “Kau ada masalah? Tidak mungkin hanya kerena dua hari kau absen lalu seperti ini..”
Hahss!!
Hossshh!!Donghae masih menyegarkan napasnya. Meraup sebanyak mungkin oksigen yang bisa ia hirup..
Lemparan sebotol mineral dari Kwangmin di tangkap dengan mudah. Meneguknya tanpa jeda hingga habis setengah.“Terimakasih Kak..”
Kedua kembar itu kembali duduk mengapitnya. Seperti tiga bersaudara yang akur. Terlihat bagus jika di perhatikan. Sayangnya tidak untuk empat teman lainnya.
“Kau ada masalah?”
Donghae tertawa kecil mendengar pertanyaan Youngmin yang kesekian “sepertinya aku tidak bisa menyembunyikan sesuatu dari kalian..”
“Kau bisa cerita jika mau”
“Sayangnya aku tidak mau!”
“Baiklah terserah. Tapi jangan melukai dirimu sendiri. kau pikir semua akan baik-baik saja jika terlalu keras seperti itu?”
Donghae sudah biasa mendengar omelan Youngmin. Tapi dia senang, setidaknya ada yang sedikit mengerti dirinya. Walau sejujurnya, ia tak akan membebani mereka dengan kisah hidupnya.
⌛-ħīŕāėŧĦ-⌛
Ternyata memang melelahkan. Sampai akhirnya ia hanya melenggang dengan membawa tas selempang. Jalanan cukup senggang. Walau ia memutuskan menyusuri troroar yang tenang. Bisa saja memanggil taksi, tapi menapakan kaki sangat menyenangkan.
Tanpa ia sangka sebuah mobil berhenti tepat di sampingnya. Donghae menoleh saat seseorang keluar dari dalamnya. Memperjelas siapa pemiliknya..
“CEO Jung?”
Ya. Jung Minho. Direktur utama sekaligus CEO Sang Agency.“Masuklah, aku akan mengantarmu pulang..”
“Ah, tidak perlu. Terimakasih untuk tawarannya.. berjalan kaki lebih menyenangkan..”
“Ada yang ingin kubicarakan denganmu, masuklah..”
“Jika itu masalah pekerjaan bagaimana kalau besok saja? ini sudah sangat malam..”
KAMU SEDANG MEMBACA
HIRAETH ✔️
FanfictionMemendam kerinduan yang mendalam membekaskan luka kasat mata. ◻◼◻ Dunia ini terlalu berisik baginya. Seakan dibungkam untuk mendengar setiap perkataan mereka. Dipaksa menerima keputusan mereka. Ditekan agar mengerti pikiran mereka. Tapi tidak ada da...