(33)
Donghae mengadakan pertemuan dengan beberapa media seperti yang sudah ditata oleh Sebin. Sungguh mengesankan ketika justru banyak pihak yang tertarik dengannya. Tentu saja mereka tidak akan melepaskan kesempatan begitu saja untuk bertemu langsung dengan cucu bungsu pemimpin Sang Group.
Yubin mengamati sejak tadi Donghae mulai ragu dengan pertemuan yang dimintanya sendiri. Yang datang lebih banyak dari yang ia kira. “Kau gugup?” tanyanya.
“Sedikit, kak” panggilan untuk Yubin itu sudah menyebutkan bagaimana gugupnya dia kali ini.
Yubin hanya bisa menenangkan “Donghae-ya” panggilnya dengan menepuk pelan bahu Donghae “Apapun yang akan kau katakan nanti dan menjadi keputusanmu, aku akan selalu mendukungmu. Percayalah.. aku bahkan tidak akan membiarkanmu menghadapi ini sendirian. Jika kau mau aku bisa menemanimu menghadapi mereka..”
Donghae menggeleng, “Tidak kak, biarkan aku dan paman Ryu saja.. ini urusan kami..”
“Tapi kau bahkan tidak memberitahuku apapun yang ada di otakmu” protes Ryu tiba-tiba, ia datang tentu dengan Sebin yang sudah tergopoh.
“Kalian sudah siap?” tanyanya.
“Paman Sebin, sebelumnya terimakasih..”
“Simpan untuk nanti. Selesaikan semuanya dulu..”
“Kau benar-benar tidak ingin mengatakan apapun padaku?” kembali Ryu bertanya meminta penjelasan. “Setidaknya kita bisa satu kata..”
“Aku hanya ingin mengatakan semuanya paman, aku ingin semua berakhir dengan segera.. aku lelah berurusan dengan mereka lagi. Setelah ini, aku berharap mereka tidak mengusik kita.. tidak seharusnya apa yang sudah ditolak dan dibuang dipungut kembali bukan?”
“Apa sebaik itu hatimu?” Yubin menahan geram.
Donghae mengulas senyum “tidak… aku mungkin hanya sedikit bodoh!”
⌛-ħīŕāėŧĦ-⌛
Tidak terbiasa dengan kilatan kamera, Donghae sedikit menundukkan kepala. Namun ia meyakinkan diri untuk tetap bertahan menghadapi mereka. Tidak menerima pertanyaan dan tidak menjawab penasaran. Ia hanya menyampaikan kebenaran…
“Halo, namaku Yoo Donghae..” dengan sopan ia memulai.
“Aku hanya ingin mencoba memberikan klarifikasi untuk masalah yang terjadi akhir-akhir ini. Dimulai dengan perudungan yang kualami. Itu benar. Tapi aku tidak akan menyalahkan siapapun. Pihak sekolah maupun Agensi tidak terlibat dalam masalah ini. Hanya kebetulan saja aku berada di SangBi School dan menjadi siswa pelatihan di Sang Agensi. Ini hanya masalah pribadi dan kesalah pahaman saja. Jadi jangan menghujat atau menghakimi mereka lagi. Maafkan aku jika baru memberikan pernyataan saat ini. Ada banyak hal yang kualami, termasuk kematian ayah dan ibu.. tapi kecelakaan itu siapa yang menginginkannya? Aku pun tidak berharap begitu.. aku tidak pernah membayangkan akan kehilangan orangtua.. itu…….. membuatku sangat bersedih karena kehilangan..”
KAMU SEDANG MEMBACA
HIRAETH ✔️
FanficMemendam kerinduan yang mendalam membekaskan luka kasat mata. ◻◼◻ Dunia ini terlalu berisik baginya. Seakan dibungkam untuk mendengar setiap perkataan mereka. Dipaksa menerima keputusan mereka. Ditekan agar mengerti pikiran mereka. Tapi tidak ada da...