part : -01-

7.6K 283 29
                                    

HAI, ASSALAMUALAIKUM ...

HADIR SEQUELNYA SANTRI KAMPRET... 'DISARANKAN BACA CERITA DIJODOHIN WITH GUS DULU'

DAN PLEASE KALAU KAMU TEMEN ATAU ORANG DI REAL LIFE AKU JANGAN BACA YA 😭

DAN PLEASE KALAU KAMU TEMEN ATAU ORANG DI REAL LIFE AKU JANGAN BACA YA 😭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Libur sekolah tinggal satu Minggu lagi, Kak. Kali ini kita mau jalan kemana?" Tanya Brianna sembari bertempur dengan alat make up nya.

"Kemana-mana hatiku syenannnggg," Jawab Arianna tersenyum ceria sambil menatap layar ponselnya.

"Ih! seriusan."

"Temen-temen mau ngajakin ke Kafe depan pondok, tapi kali ini Galvin mau ngajakin aku jalan," Ujar Arianna tersenyum senang setelah membalas chat dari Galvin.

"Hayooo, Kak Arin."

"Apa?"

"Kak Arin ikut Galvin gitu?"

"Manfaatin lah, tapi mana mungkin Bunda Lita bakal ngizinin," Ujar Arianna memanyunkan bibirnya sambil ngebayangin gimana reaksi Bundanya jika sedang tidak mau bertahan.

"Nah kan, mending ikut ke Kafe aja sama Brianna."

"Nggak ahh, pengennya hari ini mau jalan sama Galvin. Jarang banget tau bisa keluar pondok dengan bebas." Arianna membaringkan tubuhnya di kasur king size nya.

"Pasti nggak boleh sama Ayah," Ucap Brianna greget seraya memutar tubuhnya dari cermin setelah sesi make up nya selesai.

"Nggak mau tau, kamu bantu aku cariin alasan dongggg," Ucap Arriana kembali duduk.

"Ck! Ayah kalo marah serem tau Kak, jangan aneh-aneh deh."

"Jangan nakut-nakutin."

"Emang bener kok."

"Taulah, yang penting kan nggak ketahuan sama Ayah," Ucap Arianna santai bersiap make-up. Ia pikir kalo dimarahin ya tinggal dengerin, kalo di hukum tinggal ngejalanin.

"Yaudah, terserahhh." Brianna menghembuskan napasnya kesal.

"Kamu jangan bilang sama Ayah, nanti kalo mau pulang telfon aku dulu ya ya ya."

"Hm."

"Okayyyy, baik banget deh." Arianna merangkul Brianna sambil berputar senang.

"Udah ih kak, nanti jilbab aku nggak simetris kalo putar-putar gini."

"Mana ada jilbab simetris, muka tuh adanya."

"Buruan, aku tinggal nih." Brianna hendak berjalan mengancam Kakak-nya.

"Iya, tinggal ngambil slinbag aja."

°°°°°°


"Assalamualaikum, Bunda Lita." Sapa Brianna menuruni tangga.

"Good pagi, Bundaaaa." Sapa Arianna juga.

"Waalaikumsalam, Kak Arin biasakan salam dulu ya," Ucap Bunda.

"Assalamualaikum, Bunda ..."

"Waalaikumsalam. Duh, anak Bunda pagi-pagi udah cantik banget, mau kemana?" Tanya Bunda sembari menyiapkan makanan dimeja makan.

Arianna memeluk Bundanya dari belakang. "Mau ke Kafe tempat biasa, Bunda. Boleh yaa."

"Ya Allah.. maafin Arianna kali ini udah bohong, semoga gak ketahuan deh."

"Yang bener?" Tanya Bunda memastikan.

"I-iya Bunda," Ucap Arriana sedikit gugup.

"Pulangnya jangan sampe kesorean, harus tau waktu. Kalo udah waktunya sholat, mampir ke masjid atau musholla dulu ya." perintah Bunda Lita.

"Iya, Bunda ..."

"Kak Arin sama Kak Brianna cantik banget deh." Celetuk Alby, Adiknya Arianna dan Brianna.

"Siapa dulu? Kakaknya Alby nih." balas Arianna dan Brianna kompak.

"Mau kemana? Udah rapi gitu," Tanya Hafiz—Ayahnya yang baru duduk dimeja makan bersama Abah dan Umi.

"Biasa Ayah," Jawab Brianna hanya di angguki oleh Hafiz.

"Besok Ayah mau ngajak kalian ke makam Abba sama Umma kalian, nanti pulangnya sekalian beli bunga ya," Ujar Hafiz sembari menarik lengan bajunya bersiap makan.

"Syiappppp," Jawab Brianna.

"Siap kapten!" Jawab Arianna persis seperti masa kecilnya dulu.

"Dan..." Ucap Umi tersenyum mencurigakan.

"Dan apa, Umi?" Tanya Arianna mulai penasaran.

"Rahasia ..."

_________________

Bismillah, semoga kalian suka ya sama cerita ini:)

Jazakumullahu Khairan Katsiran sudah membaca
'Pilihan Gus Habsy'

Kencengin Vote sama Komen ya, jangan sampe lupa 💓

To be continued

Pilihan Gus Habsy (Hiatus Sementara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang