Shiretoko

482 86 11
                                    

Halo guys aku balik dengan chapter tiga. Moga kalian suka dengan chapter ini 😊

Jangan lupa vote dan komen!! Arigatou minna-san!! 😊

.

.

Hinata berdecak kesal sembari terus menatap jam di pergelangan tangan yang menunjuk angka 06.00 sore. Ia melipat tangannya ke dada, sembari mengetuk-ngetuk ujung jari telunjuk ke bagian lengan. Beberapa mahasiswa lain menyapanya lalu berpamitan pulang. Ia tersenyum, berusaha terlihat ramah. "Sialan, kenapa dia lama sekali, sih?" Gumamnya kecil.

Sasuke masih asyik memperhatikan berbagai macam artefak yang dipajang. Sesekali pemuda itu berhenti jika merasa ada artefak yang menarik minatnya. Semua ini gara-gara Karin. Jujur, Hinata merasa menyesal mengamini permintaan temannya itu. Tapi, ia tak bisa membohongi dirinya, jika ia begitu tergiur dengan tawaran Sasuke.

.

.

"Apa?!"

Karin mengangguk. Namun, sebelum Hinata protes lebih jauh, ia segera mendahului gadis itu. "Ada bayarannya."

"Tapi –"

"Untuk satu hari menemani Sasuke, dia akan membayarmu 10.000 yen. Itu belum termasuk biaya makanan yang akan ditanggung Sasuke. Transportasi akan disediakan Sasuke, kau cukup menemaninya saja." Jelas Karin panjang lebar yang sukses membuat Hinata bungkam.

Sial. Mana bisa Hinata menolak tawaran langka seperti itu? Nominalnya bahkan bisa dibilang setengah dari uang jajan Hinata selama satu bulan. Itu pun ia harus berhemat karena kasihan pada ibunya. Matanya bergantian menatap Karin dan Sasuke. Menimbang-nimbang tawaran itu dengan hati-hati. Jika hanya menemani dan memberikan beberapa referensi saja, pasti tidak akan sulit. Hinata yakin ia bisa memberikan informasi yang diinginkan pemuda itu. Senyuman itu masih tinggal di wajah Sasuke yang tampan. Yah, tidak ada salahnya menoba. Lagi pula ia memang membutuhkan uangnya. Selebihnya ia hanya perlu membagi waktu.

"Baiklah... tapi ada syaratnya."

"Ah, kau bisa ngobrol dengan Sasuke untuk itu."

.

.

Jadi, di sinilah ia sekarang. Mencoba bersabar dengan sisa-sisa tenaganya yang sudah terkuras akibat berdiri hampir dua belas jam. Karin sudah meninggalkannya terlebih dahulu karena gadis itu harus menemui Profesor Asuma untuk acara besok. Beberapa mahasiswa lain juga sudah pulang atau kembali ke kampus untuk mengambil beberapa barang. Hinata menghembuskan napas lelah, "apa kau masih lama, Uchiha-san?!" Teriaknya pada pemuda itu.

Sasuke menoleh ke arah Hinata, tangannya memberikan kode agar gadis itu mendekat padanya. "Kau bilang tadi ada syaratnya, 'kan? Katakan padaku sekarang."

"Baiklah, sepertinya waktunya sudah tepat." Ia tatap Sasuke yang masih sibuk dengan catatan kecilnya. "Syaratnya ada dua. Pertama, kau tidak boleh seenaknya menyuruhku menemanimu. Aku harus menyesuaikan dengan jadwal kuliahku juga."

"Tidak bisa. Kau yang harus menyesuaikan dengan jadwal kuliahku. Aku membayarmu mahal." Jawab Sasuke.

"..."

Sial. Untung saja bayarannya sepadan.

"Oke, oke. Kalau begitu, jangan menentukan jadwal seenakmu. Kau harus berkonsultasi dulu denganku, bagaimana?" Tawar Hinata.

Sasuke mengangguk pelan. Ia masukkan kembali buku catatannya ke dalam saku. Lalu tangannya dengan lincah membenahi ikatan rambutnya yang sudah mulai acak-acakan. "Lalu, syarat kedua?"

"..."

"..."

"Hmm... jangan meminta hal yang aneh padaku."

Normal PeopleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang