Bagian 5 : pertengkaran

378 60 11
                                    

Yuk biasakan vote dulu sebelum baca. Terima kasih!

Happy reading!

●●●

Istriku : Sasuke-kun, aku sudah ada di rumah, ada sesuatu yang perlu kita bicarakan bersama. Bisa pulang sekarang?

Satu buah pesan mampir diponsel Sasuke, kala dirinya sedang sibuk mengontrol bagian produksi. Kenyitan di dahi lelaki tampan itu jelas menunjukkan sebuah keheranan, pasalnya ini baru jam setengah 3 sore. Dan istrinya itu sudah di rumah?

Tumben sekali.

Setelah hari kemarin Sakura pulang lebih awal selepas senja, kini perempuan itu pulang lebih awal lagi?

Ada apakah gerangan? Mungkinkah Sakura memang sudah benar-benar resign?

Seharusnya, Sasuke senang dengan fakta itu, tapi disisi lain dirinya juga merasa merana, secara tidak langsung sebagai suami, Sasuke-lah yang memutus tali semangat Sakura, untuk terus bersinar menjadi arsitek handal.

Tapi disisi lain, Sasuke merasa hampa, ketika setiap kali membuka pintu rumah, hanya kekosonganlah yang menyambut.

Setiap kali putrinya bercerita masalah sepele tentang dunia kanak-kanak, hanya lelaki itu yang mendengarnya. Sedangkan Sakura? terlalu tenggelam dan nyaman dengan dunia bahagia sendiri.

Setelah melimpahkan tugas ke wakil manager untuk memantau, Sasuke segera berjalan menuju lantai basement, masuk ke mobil jazz hitam.

Dan sedetik setelah lelaki itu masuk, sebuah perasaan bersalah menghantam, ketika hidungnya samar-samar mengendus aroma parfum citrus milik Karin.

Seharusnya Sasuke tidak pernah lupa dengan prinsip batas yang selalu dianutnya sejak dulu. Apalagi, masalah intern rumah tangganya belum selesai, kenapa dirinya malah makin memperumit dengan mempersilahkan seorang Uzumaki Karin untuk masuk dalam circle?

Padahal Sasuke pun sadar, bahwa mereka berdua sudah memiliki pasangan masing-masing. Seharusnya mereka berpikir ada hati yang perlu dijaga. Tapi kenyataannya, Sasuke hanya melakukan pembenaran yang salah. Bahwa sekarang diantara Sakura dan Sasuke butuh sebuah jeda.

Dirinya hanya sesekali hangout bersama dengan Karin, untuk menimbun kesal juga mencari sedikit angin segar, jadi apakah itu salah?

Sasuke pulang tanpa membawa prasangka apapun, melangkah pelan setelah memarkir mobil jazz, namun belum sampai dirinya masuk, sang istri sudah berdiri diteras dengan pandangan menerawang tak tentu arah.

" Dimana Sarada, Sakura?"

Sasuke meletakkan kunci mobil sembari duduk di kursi berukir, matanya lurus menatap Sakura yang masih berdiri. Raut wanita itu tidak mampu terbaca.

" Oh, dia di kamar, masih tidur."

Wanita itu terlihat mengerjap seperti baru sadar dari lamunan.

" Sini Sakura, duduk dulu," Kata Sasuke sembari menepuk kursi ukir disamping kanannya. " Apa yang ingin kau bicarakan?"

Sakura menelusur sekeliling dengan mata, " Memangnya tidak apa-apa kita bicara disini?"

" Memangnya kenapa? Ini kan masih bagian rumah kita, tentunya sebebas kita."

" Hari ini kau pulang lebih awal lagi, tidak dimarahi oleh atasan kah?"

Lelaki itu bertanya sembari memainkan gantungan kunci mobil dengan santai. Berbanding terbalik dengan perasaan Sakura yang hampir meledak karena penuh dengan prasangka.

Istri dari Masa Depan [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang