Bagian 9 : membuka hati

335 51 13
                                    

Yuk biasakan vote dulu sebelum baca. Terima kasih!

Happy reading!

●●●

Ino : Ya Tuhan, aku sungguh tidak menyangka Sasuke tega berlaku sejauh itu. I'm sorry Sakura, gara-gara kabar burung dariku, rumah tanggamu jadi kacau begini.

Sakura : It's okay, Ino. Kau tidak perlu merasa bersalah, aku yang harusnya berterima kash. Karena kau selalu bersikap netral untuk aku dan Sasuke-kun dikala seharusnya kau bisa berpihak padaku dan menyalahkan Sasuke-kun.

Sakura : Mungkin memang sudah jalannya seperti ini. Ternyata Sasuke-kun memang punya cela untuk berkhianat. Sampai saat ini pun aku masih tidak menyangka.

Ino : Oh God, jadi sekarang kelanjutannya bagaimana, Sakura? Kau ingin berpisah ?

Sakura : Iya Ino, aku sudah sering mengatakannya pada Sasuke-kun tentang janji awal pra nikah, jika aku tidak mau menerima sedikitpun pengkhianatan darinya, karena konsekuensinya hanya satu, yaitu cerai. Tapi sekarang sudah terjadi, dan realisasinya tidak semudah yang aku bayangkan, aku merasa begitu egois berpisah dengan Sasuke-kun hanya karena masalah sepele seperti ini, dan akhirnya Sarada yang jadi korban.

Ino : Sakura, plis jangan bilang ini hanya masalah sepele. Selingkuh itu perbuatan tercela, baik itu yang baru kepikiran selingkuh maupun yang sudah having sex sekalipun, itu tetap pengkhianatan. Jadi, plis Sakura, dikala kau sedang bingung untuk memutuskan sesuatu, jangan hanya berfokus kebahagiaan orang lain termasuk anakmu sendiri. Karena kalaupun nantinya kau tetap ingin melanjutkan rumah tangga bersama Sasuke, Sarada tidak akan bisa merasakan kehangatan sebuah keluarga, itu akan sama saja. Semua hal yang terpaksa tidak akan baik ke depannya.

Sakura : Tetap saja aku bingung Ino. Ini sulit untukku.

Ino : Aku percaya, kau hanya perlu banyak waktu untuk berpikir, Sakura.

Sakura : Ino, menurutmu jika aku tetap kekeuh ingin bercerai, apakah tidak apa-apa?

Ino : Yang tahu tidak apa-apa dan apa-apa hanya dirimu sendiri, Sakura. Cobalah kau lihat ke dalam lubuk hatimu sendiri, lihatlah jika seandainya kau menetapkan sebuah pilihan, mana yang bisa membuatmu tetap bahagia? Maka pilihlah itu.

Sakura : Aku sungguh bingung, Ino, aku takut untuk membuka hati lagi, aku takut akan kembali dikhianati.

Sakura : Jadi aku harus mencoba dulu untuk membuka hati untuk Sasuke-kun?

Ino : What? Uhm, intinya kau yang tahu langkah awal yang harus ditempuh.

Sakura : Oke, aku akan coba.

***

[One month later]

Mentari diperaduan belum bersinar utuh, membuat cuaca nyaman untuk bepergian. Dibalik kemudi, Sasuke masih terus menahan senyum yang seolah ingin terlukis saking lebarnya. Setelah hampir sebulan Sakura mendiamkan Sasuke, hari ini tanpa angin dan hujan, akhirnya wanita itu mulai membuka diri lagi, mengajak Sasuke untuk pergi bersama.

Awalnya Sakura ingin mengajak Sarada sekalian, biar ala-ala family time, mumpung si kecil itu sedang masa libur sekolah. Namun Sasuke memberi usul agar Sarada dititipkan dulu kepada Mama Mikoto –ibu Sasuke, agar Sakura dan Sasuke mempunyai waktu lebih privat untuk kembali merekatkan diri.

" Memangnya tidak apa-apa kita pergi tanpa Sarada, Sasuke-kun?"

Pertanyaan serupa sudah dilontarkan sebanyak 6 kali, selama 15 menit terakhir, dan dengan sabarnya Sasuke terus menjawab dengan lembut. Meyakinkan istrinya bahwa apa yang kini mereka lakukan bukan untuk menomorduakan anak, namun untuk membangun kembali jalinan kasih antara mereka yang terombang-ambing.

Istri dari Masa Depan [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang