Sebelumnya, selamat menjalankan ibadah puasa, bagi teman-teman yang beragama muslim. Semoga ibadah kita dibulan ramadhan ini lancar dan berkah sampai akhir.
Semoga cerita ini bisa menemani kalian ngabuburit :)
Oh iya jangan lupa banjiri lapak ini dengan votes dan komentar yang banyak hehew
HAPPY READING!
***
" Sakura, jika kali ini kau bercanda, aku akan sangat marah padamu,"
Sasuke menyingkirkan sebagian rambut yang menutupi wajah istrinya. Raut Sasuke sudah sangat serius, gairahnya sudah meluap-luap hanya tinggal eksekusi jika sang istri sudah mempersilahkan untuk mengeluarkannya.
" Kau juga masih belum sembuh total, Sakura. Nanti__"
Perkataan Sasuke terputus kala Sakura menarik wajah pria itu, merapatkan bibir pucat Sakura ke bibirnya yang dingin. Wanita itu mencecapnya, merasakan bibir terbuka itu menyambutnya, mendorong lebih kuat dengan lumatan-lumatan yang dalam.
Secara otomatis, dua tangan Sasuke tambah menarik dekat tubuh Sakura, bibirnya terus bergerak, memberi jejak hangat disetiap sudut bibir istrinya. Izin tidak terucap saat tangan Sasuke mulai menelusup ke balik baju pasien yang dikenakan istrinya, untuk mengusap dada yang masih terbalut kain.
Sasuke yang kini memilih menjauhkan wajah, memberi jeda untuk sama-sama bernapas, walau engah napasnya masih tidak tertata, untuk mengudarakan tanya pada Sakura.
" Sayang, katakan padaku, ada apa? Tumben sekali kau berani berbuat senekat ini. Apa kau mau membuatku bingung setelah kejadian kita bertengkar kemudian secara mudahnya kau memaafkanku, dan kini ingin bercinta denganku dirumah sakit?"
Wajah Sasuke sudah berkeringat namun dari maniknya, pria itu sedang sekuat tenaga menahan gairah untuk meminta penjelasan terlebih dahulu pada istrinya. Bisa saja kan ini hanya pengalihan Sakura atas amarah wanita itu dan tiba-tiba hari berikutnya Sakura akan melarikan diri?
Dan sungguh, Sasuke tidak mau hal itu terjadi. Akan lebih baik, Sasuke menerima cacian dan umpatan dari sang istri dibanding dihanyutkan dengan sikap manis Sakura yang akhirnya membuat Sasuke lengah.
Sakura baru saja akan kembali mendekatkan wajah, saat Sasuke menahan dan menggelengkan kepala, " Jelaskan dulu, aku tidak mau kau bermanis-manis padaku hari ini, dan hari berikutnya kau malah pergi dari hidupku."
Wanita itu tak kuasa tertawa, menganggap ketakutan Sasuke tidak berdasar. Bukan karena Sakura yang murah hati memaafkan Sasuke dengan instan, tapi karena memang pada dasarnya Sasuke tidak bersalah, jadi kenapa Sakura harus bermain drama dan mengorbankan waktu romantisnya dengan sang suami terbuang. Semua masalah yang menimpa rumah tangganya selama ini ternyata hanya sebuah salah paham.
Sekali lagi, Sakura lebih memilih menyandarkan dagunya diatas dada suaminya, kemudian menyorot suaminya dari arah bawah, " Sasuke-kun, kau masih tidak percaya aku sudah memaafkanmu?" tanya Sakura dengan raut geli.
Sedetik, Sasuke langsung mengangguk. Dan Sakura terkikik geli.
" Kenapa kau bisa langsung percaya jika aku dan Karin hanya bermain peran bukan selingkuh sungguhan?"
Harusnya Sakura bisa saja mengatakan alasan yang sebenarnya, jika karena perjalanan waktunya yang sudah menunjukkan tentang kebenaran yang akhirnya membuat wanita itu tidak ragu sama sekali, namun alasan itu sepertinya terlalu tidak masuk akal jika dikemukakan agar suaminya bisa berhenti untuk bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri dari Masa Depan [SELESAI]
Fanfic⚠️ SEBAGIAN TERBIT DI KARYAKARSA atau bisa order PDF ⚠️ [Fanfiction of Sasusaku] Sakura menyadari bahwa dunia tak melulu tentang indah juga bahagia, ada banyak luka juga didalamnya. Sampai kejadian mendadak membuat Sakura kecelakaan, menghantarkanny...