Bagian 7 : gundah gulana

320 45 27
                                    

Yuk biasakan vote dulu sebelum baca. Terima kasih!

Happy reading!

⚠️ alert : many harsh words, please be wise.

●●●

" Mukanya bisa lebih jelek dari ini tidak?"

Sasuke langsung melempar setumpuk berkas di meja ke arah Naruto –teman kuliah sekaligus salah satu pemegang saham di perusahaan elektronik 'metroelektro' miliknya.

" Eit, tidak kena," ucap Naruto saat berhasil menangkap berkas yang hampir bersarang di mukanya.

" Kenapa sih, Bos? Mukanya mirip perjaka ingin kawin saja."

Naruto terduduk di samping matras besar yang tersedia di ruang kerja, biasa untuk bersantai sembari main game, kalau sedang kebagian mengawasi shift malam seperti hari ini.

Walaupun tidak harus mendatangi bagian produksi atau distribusi, sang pengawas harus stand by di kantor, agar saat ada laporan yang perlu di tanda tangani bisa diacc secepatnya.

Sasuke masih kekeuh diam, sembari mulutnya sibuk mengunyah macaroni pedas yang tersedia di toples. Namun sedetik saat lidahnya merasa terbakar, Sasuke baru sadar dirinya tidak suka dan tidak bisa makan pedas.

Oh bodoh nian Sasuke, galau berujung tolol.

" Brengsek! Makanan macam apa sih ini! Pedasnya ampun-ampunan!" kesal lelaki itu sembari memuntahkan macaroni pada tisu, sembari mengelap lidahnya berulangkali.

" Air, tolol! Jadi teman tidak peka amat sih!" Sungut Sasuke.

Naruto yang baru saja duduk langsung mendengus sembari menendang kaki Sasuke.

" Kau sama saja, jadi teman menyusahkan hidupku terus!"

" Cepat ambilkan aku minum, Monyet. Aku hampir mati kepedasan ini!" teriak Sasuke.

Mau tak mau sembari menahan dongkol sebesar gunung fuji, Naruto bergegas menuang air hangat ke gelas, gegas menyerahkan pada Sasuke yang masih uget-uget heboh.

" Fuck! Kau memang sengaja ingin membuatku mati ya?! Ini air panas, brengsek!"

Sasuke memeletkan lidah, menahan pedas juga panas yang serasa membakar lidah. Naruto yang baru mau meneguk kopi hitamnya sebal bukan kepalang, tak tahan untuk menoyor kepala Sasuke.

" Itu air hangat, tolol! Agar rasa pedasnya bisa cepat hilang. Kalau pakai air dingin malah akan bertambah pedas."

" Kata siapa? Jangan membodohiku ya, bangsat!" Sasuke menyipit, sembari masih memeletkan lidah.

Naruto meletakkan cangkir kopinya keras, kemudian menyambar gelas Sasuke dan memaksa lelaki itu untuk menenggak air putih hangat sampai tandas.

" Bajingan!"

Sasuke mendorong tubuh Naruto sembari ngos-ngosan kurang napas.

" Kau itu yang bodoh, Uchiha sialan. Ya Tuhanku, aku sungguh kasihan dengan Sakura yang mau menikah denganmu. Kalau aku sih langsung kutolak mentah-mentah."

Kata Naruto sembari geleng-geleng, seakan mengasihani.

" Berisik! Memangnya siapa yang mau denganmu?! Aku masih straight ya, mana ada aku doyan dengan lelaki jelek sepertimu!" sungut Sasuke.

Naruto mendengus, tapi malas menanggapi. Biarkan saja Sasuke menggonggong sampai mabok.

" Wait a minute," Sasuke kembali bersuara.

Istri dari Masa Depan [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang