02. Bandung

55 9 2
                                    

Anjas, update!

Hai! back again with Geby ʕ·ᴥ·ʔ

Udah tidak usah wasing-song wasing-song langsung aja vote uyy!!

Yang gak vote maju sini, kita byone. Byone main masak-masak sksks

Vote, oke?

Typo tandai yaa uyy

Thankyou (≧▽≦)

Kini, keluarga Frans telah sampai di kota Bandung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kini, keluarga Frans telah sampai di kota Bandung. Baru saja, mereka menginjakkan kakinya di sana menggunakan jasa kereta api yang memakan waktu kurang lebih 3 jam dari Jakarta sampai Bandung.

Mereka tidak perlu menyewa apartemen ataupun villa. Jika kalian lupa, Frans adalah pengusaha properti. Ia menyewakan villa dan beberapa apartemen di wilayah-wilayah strategis seperti di Bandung ini. Pantas saja, Frans selalu gila kerja.

Villa adalah tujuan mereka sekarang. Villa yang disewakan oleh Frans ini sekarang tidak ditepati lagi karena penghuninya sudah pindah 2 hari yang lalu. Villa ini berlantai dua dengan halaman yang sangat luas, belom lagi halaman yang berada dibelakang villa ini dan kolam renangnya.

Tok tok tok..

Ela yang sedang memasak di dapur barunya mendengar suara ketokan pintu dari luar. "Sebentar." Ela mematikan kompor itu lalu melangkah menuju pintu depan.

"Tante!" Gadis yang datang sebagai tamu itu memeluk Ela dengan erat. Ela merasa kaget dan bingung, siapa ini?

Ela melepas pelukan gadis itu, dan memandangi sejenak wajahnya. "Zia?" tanya Ela.

"Iya ini Zia, Tante," jawab gadis itu sambil menganggukkan kepalanya.

Ela melongo. Zia yang dulunya kurus dan pendek, sekarang badannya sudah ideal dan tingginya hampir sama dengan Clara. "Udah besar ya kamu," ucap Ela seraya menepuk-nepuk kedua lengan Zia.

"Padahal dulu tuh kamu segini," lanjutnya dengan memperagakan tinggi badan Zia yang cuma sedengkul Ela.

"Gak segitu juga, Tan," tukasnya memanyunkan bibirnya.

Ela terkekeh kecil. "Ayo masuk, yuk! Kebetulan Tante lagi masak enak banget."

Zia mengikuti langkah Ela, "Aduh jadi gak enak," tolaknya bercanda.

"Alah! Biasanya aja kamu langsung makan tanpa disuruh."

"Itu 'kan dulu, Tan." jawab Zia dengan cengiran dan menepuk pelan lengan Ela.

Mereka duduk di meja makan yang tampak besar melingkar. Dengan kursi yang mengerubungi meja itu.

"Gimana keadaan orang tua kamu?" tanya Ela.

"Selalu baik, Tan."

"Oiya, Tan. Zia boleh ajak Clara jalan-jalan?" lanjutnya.

Seperti panjang umur, baru saja ingin meminta izin kepada Ela untuk jalan-jalan sore. Mendadak Clara muncul dan turun tangga. "Lho Zi? Kok lo gak bilang-bilang mau ke sini? Katanya besok?" tanyanya.

RAKASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang