14

18 5 2
                                    

ALLO! KIW KIW (〃゚3゚〃)

Kangenn Rakasaa huhu

Vote dulu guyss!

Typo tandai ya

Thankyouuヾ(˙❥˙)ノ

"Hati-hati, ya!" ucap Clara melambaikan tangannya pada ketiga gadis yang masih berada di dalam mobil itu dan dibalas mereka dengan lambaian juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hati-hati, ya!" ucap Clara melambaikan tangannya pada ketiga gadis yang masih berada di dalam mobil itu dan dibalas mereka dengan lambaian juga.

Zia membunyikan klakson mobil pertanda memberikan isyarat kepada Clara untuk melajukan mobilnya. Clara menganggukkan kepalanya.

Gadis itu membalik badannya ke belakang. Dirinya sudah berada di depan tempat toko kue. 'Sweet Cake'. Nama toko itu. Bangunan yang bercat perpaduan putih dan hijau mint itu membuat seseorang tertarik untuk masuk ke dalam.

Terdengar juga suara lonceng saat Clara masuk ke dalam toko itu. Meja kursi yang tertata rapi dan ada beberapa sofa di pojok dinding. Gadis itu dapat melihat Mamanya yang sedang membuat kue di dapur masak itu. Kebetulan dapur itu dapat dilihat pengunjung.

Clara tersenyum saat melihat Mamanya mengusap keringatnya menggunakan sapu tangan. For your information, toko kue ini adalah milik Ela–Mamanya Clara. Sebenarnya bisa saja, Ela tidak perlu repot-repot ikut memasak karena ialah pendiri toko ini. Berhubung urusan rumah sudah selesai, jadi ia ikut bantu-bantu membuat kue.

Clara berlari kecil kepada Ela. "Mama!" panggilnya membuat Ela mengalihkan pandangannya yang sedari tadi menatap kue buatannya.

Gadis itu memeluk sang Mama dengan hangat. Ela ingin membalas pelukan itu. Namun ia sadar, ia masih menggunakan celemek. "Bentar, Ra. Mama lagi pake celemek," ucapnya seraya melepaskan pelukan sang anak lalu berusaha melepaskan celemek yang menggantung di leher dan pinggangnya.

Ela melipat celemek itu dan menaruhnya di meja. "Nah, udah. Kan, kalo gini seragam kamu gak kotor," ucap Ela merentangkan tangannya dan disambut hangat oleh Clara.

Clara mengendurkan pelukannya lalu menatap Ela seraya tersenyum. "Duduk dulu, yuk! Kalo di sini, takut keganggu kerjaan," ucap Ela sambil menoleh ke belakang, melihat meja yang kosong.

Clara mengangguki itu. "Dira, kamu lanjutin ya!" suruh Ela. Perempuan berusia 21 tahun itu bernama Dira, ia salah satu pegawai dari toko kue itu.

"Baik, Ma," jawabnya sambil tersenyum. Dira sudah menganggap Ela itu adalah orang tuanya sendiri dan begitupun dengan Ela, ia juga menganggap bahwa Dira itu anaknya sendiri.

Ela dan Clara sudah duduk di sofa pojok kanan dinding. "Tumben Rara kesini," ucap Ela.

"Kan, mau liat tokonya Mama. Ternyata keren juga desainnya. Lumayan rame lagi," kagum Clara, menganggukkan kepalanya sambil melihat interior di dalam toko kue.

"Yang nge-desain, kan, Ayah kamu." Ela menoel hidung Clara.

Clara tersenyum bangga. "Oh iya, sebenarnya tadi Zia pengen mampir kesini tapi—" Belum sempat Clara melanjutkan ceritanya justru ucapannya dipotong oleh Ela.

RAKASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang