07. Ketemu

23 6 7
                                    

Hei-hei! Balik lagii dengan Geby!

Aku udah ga up berapa hari nih? (╥﹏╥)

Tenang ini bakal lanjut sampai END. Nikmati prosesnya.

Vote dulu ya uy uy

Typo tandai!

Thankyou!!ヾ(˙❥˙)ノ

Semua atensi orang-orang beralih ke gadis memakai bandana biru yang baru saja menginjakkan kakinya di bangunan tempat menuntut ilmu itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua atensi orang-orang beralih ke gadis memakai bandana biru yang baru saja menginjakkan kakinya di bangunan tempat menuntut ilmu itu. Suara orang yang berada di bangunan gedung itu bertanya-tanya siapa dia. Membuat sang gadis terlihat tidak percaya diri untuk melangkahkan kakinya di koridor. Kini, matanya hanya fokus ke depan walaupun banyak sekali orang-orang berlalu-lalang di koridor itu.

"Gila cantik banget!"

"Kece bro!"

"Murid baru kah?"

"Harus jadi bebeb gue tuh! Fiks!"

Mungkin seperti itu perkataan siswa-siswi yang sedikit ia dengar. Gadis itu melanjutkan langkahnya menuju ke ruang kepala sekolah. Namun, sayang dirinya tidak tahu letak ruangan tersebut.

"Ini kiri atau kanan sih anjir!" batin Clara sambil menengok kanan kiri. Ia dihadapkan oleh jalur kanan atau kiri.

"Sumpah gue keburu malu anjir! Gak ada yang nolong gue apa!" ucap batinnya lagi.

Saat Clara memutuskan untuk ke jalur kanan saja, tiba-tiba dari arah belakang ada tangan seseorang yang menyentuh bahunya.

"Anjing!" Clara reflek mengumpat dan dengan cepat mengembalikan tubuhnya. Ternyata yang menyentuh bahunya adalah laki-laki tampan, tinggi, rambut yang menutupi dahinya dan jangan lupakan ia memakai korsa osisnya. Gadis itu langsung menutup mulutnya. Bisa-bisanya ia berkata kasar di hari pertamanya ia masuk menjadi murid baru.

Laki-laki itu juga sedikit terkejut saat Clara mengumpatinya. Laki-laki itu juga tidak merasa enak karena sudah mengagetkan gadis itu.

"Eh maaf! Spontan kaget tadi," ucap Clara sambil menyengir menampilkan giginya.

Laki-laki itu menggelengkan kepalanya. "Gapapa, gue yang salah. Udah ngagetin lo," ucapnya seraya menebar senyum tulusnya.

Clara merasa canggung di dekat laki-laki itu. Apalagi dirinya masih ditatap oleh mata siswa-siswi di sekolahan itu.

"Arzan." Laki-laki itu memperkenalkan dirinya. Ia menyalurkan tangannya kehadapan Clara.

Clara menyambut tangan laki-laki yang ada di hadapannya. "Clara," ucap singkat gadis itu.

Arzan menganggukkan kepalanya. "Gue ketua osis disini," ucapnya sembari tersenyum.

"Udah gue duga pasti ketua osis. Mana manis banget anjir," batin Clara menatap ujung atas sampai bawah tubuh Arzan."Kalo bawa ke rumah pasti gula di rumah cepet habis, soalnya manisnya ada disini," batinnya lagi yang kini matanya fokus ke wajah Arzan.

RAKASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang