Aloo! Back again! (つ≧▽≦)つ
Baru dapet hidayah untuk melanjutkan cerita ini.
Tersenggol gara-gara ada postingan "Masih pemula tapi kok udah nyerah?"
Reflek langsung menulis dengan sekuat tenaga, wkwk.
Vote uyy! Typo tandai juga yaa
Thankyouuu :❥
Laki-laki tampan berhoodie hitam baru saja datang di parkiran basecamp. Ketampanan laki-laki itu bertambah saat helm full facenya dibuka perlahan. Ia menaruh helmnya di atas tangki motor sportnya. Lalu, berjalan masuk ke dalam basecamp. Di dalam basecamp itu sudah ada keempat anggota inti basket. Siapa lagi kalau bukan Reza, Azka, Zaky, dan Gilang.
"Woy! Lama banget lo!" ucap Reza sambil menerima tos-an dari Rakasa.
"Macet," alasannya. Rakasa merebahkan dirinya ke sofa panjang. Kakinya bertumpu di meja depan sofa. Ia mendongakkan kepalanya seraya sedikit tersenyum saat mengingat kejadian supermaket tadi. Baru dua kali ketemu dengan cewek itu mampu membuat perasaan Rakasa tergoda. Apalagi cewek itu mirip sekali dengan di mimpinya.
Zaky yang baru bermain game online bersama Gilang itu menyenggol tangan Rakasa dan membuka suaranya. "Heh! Mana ada Bandung macet! Dimana-mana Jakarta kali!" celotehnya seraya fokus memainkan game itu.
Rakasa sedikit melirik Zaky dan mengamati laki-laki itu. "Tau. Gue mau tidor!" ucap Rakasa sambil rebahan di sofa.
Tak!
Spontan, Reza melempar kulit kacang yang ia makan ke kepala Rakasa. "Yee! Udah siang bege! Malah turu!" tukas Reza.
Rakasa menoleh kearah Reza. Ia menatapnya dengan mata yang sengit. "Baru gue mau bayangin cewek tadi! Malah diganggu," batin Rakasa.
Azka melihat Rakasa yang diam saja, membuat pikirannya penuh tanda tanya. "Lo punya masalah?" tanya Azka.
Tak menjawab pertanyaan Azka, kini Rakasa justru membalik tubuhnya menghadap ke sofa dan membelakangi mereka.
Gilang meminta penjelasan kepada Azka, namun Azka justru menggelengkan kepalanya. Keheningan menyelimuti mereka. Tetapi, tiba-tiba Rakasa membalik tubuhnya dan membuka suaranya.
"Az, lo lagi chatan sama Zia?" tanya Rakasa kepada Azka. Pertanyaan itu membuat Azka bingung. Tumben sekali Rakasa menanyainya tentang Zia kepadanya.
"Emang kenapa?" tanya balik Azka. Posisi Reza yang di tengah-tengah mereka hanya melirik secara bergantian jawaban demi jawaban yang keluar dari mulut mereka.
Rakasa bangun dari tidurannya dan bangkit untuk duduk di sofa itu. Kini, tangan kanannya bertengger di bantalan sofa. "Ya.. Gue ada perlu aja," jawabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKASA
Teen FictionBagaimana ceritanya, jika ada seseorang yang mirip dimimpinya dan bertemu di dunia nyata lalu ingin menjadikan seseorang tersebut sebagai pacar? Rakasa Keenan Bumantara, laki-laki berpostur tinggi dan menjabat sebagai ketua basket baru di SMA Vander...