HALOO!! KIW KIW..
Selamat pagi, siang, sore, malam guyss!
Seperti biasa, vote dulu yaa prenn✍️
Kalo gak vote, gak mau lanjut😛😛
Typo tandai!
Thankyouu!! ヾ(˙❥˙)ノ
"Terima kasih, Bu!"
"Sama-sama. Selamat beristirahat!" Bu Lilis pengampu mata pelajaran Matematika Wajib berjalan keluar dari kelas MIPA 3.
Sementara itu, Clara memasukkan buku-buku yang telah ia gunakan tadi kedalam ranselnya. Tak lupa, ia menutup tas itu.
Naya berbalik badan ke hadapan meja Clara. "Sumpah Ra! Dari tadi gue gak fokus belajar. Lo tau gara-gara apa?" tanyanya dan juga menatap Zia dan Arsyila.
Mereka bertiga hanya menggelengkan kepalanya tidak tahu. "Emang kenapa?" tanya balik Arsyila yang berada di sebelah bangku Clara.
"GARA-GARA CLARA GAK JADI PEGANG TANGAN RAKAS–" Zia reflek menutup mulut Naya yang teriakannya sebesar toa itu. Lihat saja, siswa yang ingin keluar dari kelas menuju ke kantin itu justru juga ikut menghentikan langkahnya.
Clara menoleh ke arah teman sekelasnya. Mereka kompak memandangi keempat gadis ini. Clara hanya bisa tersenyum simpul.
"Maksud Naya, tuh, tadi raksasa. Iya, kan, Nay?" Arsyila mengedipkan matanya berulang kali pada Naya.
Naya kikuk saat semua mata tertumpu ke dirinya. "I-iya," ucapnya seraya menganggukkan kepalanya.
"Raksasa apaan? Buto ungu? Atau Buto polkadot?" tanya Dimas pada mereka berempat.
Naya bingung ingin menjawab, lalu melirik Arsyila untuk menjawab pertanyaan dari Dimas. Namun, pikiran Arsyila ternyata juga kosong tidak menemukan yang logis.
"Maksudnya, tuh gini, Clara tadi ketemu cowok gak dikenal di jalan. Nah, cowok itu ngajak Clara kenalan. Tapi Clara gak mau. Terus, kenapa kita panggil dia raksasa? Yaa–karena cowok itu tinggi banget. Ya udah deh," jelas Zia yang mungkin sedikit sebarang.
Siswa yang di ruangan kelas itu hanya membulatkan mulutnya dan melanjutkan langkahnya untuk ke kantin. "Oh! Gue kira tadi Rakasa. Tapi, gak apa-apa, sih. Cocok, kok. Daripada Rakasa sama Naya (?)" sahut Dimas. Ingat Dimas, kan? Yang selalu cekcok dengan Naya. Sekarang, ia menjadi siswa kalem saat Clara menginjakkan kakinya di kelas sebelas MIPA 3 ini. Tapi kalau jail ke Naya? Masih, sih.
"Dih! Apaan sih lo! Freak!"
"Dih! Ipiin sih li! Friik!" Dimas mengikuti ucapan Naya tadi.
Merasa tidak terima, Naya bangkit dari bangkunya dan melangkah mendekati laki-laki itu. Dimas yang sudah siap ingin diamuk, ia langsung berlari keluar kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKASA
Teen FictionBagaimana ceritanya, jika ada seseorang yang mirip dimimpinya dan bertemu di dunia nyata lalu ingin menjadikan seseorang tersebut sebagai pacar? Rakasa Keenan Bumantara, laki-laki berpostur tinggi dan menjabat sebagai ketua basket baru di SMA Vander...