Walloo!! Back again with Geby (つ≧▽≦)つ
Part 10! Awal-awal menuju konflik?
Budayakan vote dulu sebelum membaca
ෆ╹ .̮ ╹ෆTypo tandai yaa
Thankyouuヾ(˙❥˙)ノ
"Asa?" panggil seorang wanita yang mungkin baru berusia 38 tahun. Wanita itu tersenyum melihat Rakasa. Namun disamping itu ada seorang wanita lagi di belakangnya.
"Bunda?" ucap Rakasa lirih.
"Tugasnya Rara di sini udah selesai. Rara harus pulang," ucap wanita itu sambil merangkul sesosok gadis cantik di sampingnya.
Rakasa menundukkan kepalanya. Pikiran Rakasa berkalang kabut. Apa maksudnya? Tadi ia baru saja bertemu gadis cantik itu. "Asa?" panggilnya.
Rakasa menengadahkan mukanya ke arah gadis itu. "Asa di sini baik-baik ya. Rara mau pergi dulu sama Bunda," ucapnya sambil mengelus wajah Rakasa.
"Rara mau pergi kemana?" tanya Rakasa dengan mata sendu.
Gadis itu tersenyum manis. "Rara mau pergi jauh yang mungkin Asa gak pernah bisa nemuin Rara lagi," jawabnya.
Rakasa menggeleng-gelengkan kepalanya sembari menatap manik-manik gadis itu. "T–tapi kita baru ketemu tadi, Ra! Aku tadi liat kamu pindah sekolah di sini! Kamu mau pergi kemana?" tanyanya sambil memegang tangan gadis itu. Pertanyaan 'pergi kemana' masih menjadi pertanyaan di benak Rakasa.
"Itu bukan Rara, Asa," jawabnya dengan lirih.
"Maksud kamu?"
Gadis itu enggan menjawab pertanyaan itu. Ia melepaskan genggaman tangan Rakasa lalu berjalan ke arah seorang wanita yang kerap disebut 'Bunda' itu. "Rakasa jaga kesehatan ya. Bunda gak mau anak Bunda sakit. Bunda sama Rara pergi dulu ya," pamit Bunda.
Gadis bernama 'Rara' melambaikan tangannya saat perlahan-lahan menghilang dari pandangan Rakasa.
"RAAA!! CLARAA!!" teriak Rakasa yang tiba-tiba bangun dari tidurnya. Napasnya tersengal-sengal akibat mimpinya tadi. Ia merasa kebingungan dan hilang arah. Jadi ia sekarang sedang di rooftop?
"Rakasa?" panggil seorang gadis yang tidak asing dari pendengarannya. Spontan, Rakasa langsung menghamburkan ke tubuh gadis itu.
"Clara," panggil lirih Rakasa sembari memeluk erat tubuh Clara.
Clara yang terlihat kebingungan akibat pelukan itu, ia menahan napasnya. Clara tak membalas pelukan itu. Ia membiarkan Rakasa memeluk dirinya. Mungkin Rakasa sedang banyak masalah.
Napas Rakasa masih tersengal-sengal. Clara mencoba melepaskan pelukan itu. Dan benar, pelukan itu sedikit demi sedikit mulai mengendur.
Clara mengerutkan dahinya saat melihat mimik wajah Rakasa. "L–lo nangis?" tanyanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKASA
Teen FictionBagaimana ceritanya, jika ada seseorang yang mirip dimimpinya dan bertemu di dunia nyata lalu ingin menjadikan seseorang tersebut sebagai pacar? Rakasa Keenan Bumantara, laki-laki berpostur tinggi dan menjabat sebagai ketua basket baru di SMA Vander...